
menyusui
5 Kendala yang Sering Dialami Bunda Saat Menyusui & Solusinya
HaiBunda
Sabtu, 04 Jun 2022 14:35 WIB

Menyusui atau memberikan air susu ibu (ASI) eksklusif dilakukan selama 6 bulan kemudian dilanjutkan hingga usia buah hati 2 tahun. Hal ini ternyata tidak hanya sekadar mencukupi kebutuhan makan dan minum pada buah hati, tetapi memiliki banyak manfaat untuk buah hati dan juga Bunda tentunya.
Mulai dari mencerdaskan buah hati, melindungi dari infeksi hingga mengurangi tingkat risiko masalah kesehatan di kemudian hari. Konselor Menyusui atau Laktasi Citra Mustika menyebutkan bahwa berdasarkan penelitian, dalam ASI terkandung antibodi, Human Alpha-lactalbumin Made Lethal to Tumour Cells (HAMLET) yaitu zat yang tersusun dari protein dan asam lemak ASI.
Lalu yang lebih hebatnya lagi ada stem cell atau sel hidup yang mampu menyempurnakan setiap organ pada tubuh buah hati, mulai dari otak, jantung, ginjal, dan lainnya.
"Saat bayi menyusu ke ibunya, dia mendapatkan stems cell itu kemudian beredar ke tubuhnya dan menyempurnakan seluruh organ di tubuh bayi, " ujar Citra dalam webinar 'InvestASI Tepat, Buah Hati Sehat' yang digelar PRENAGEN dan HaiBunda, Jumat (3/6/2022).
Namun, kata Citra, mangASihi ternyata tidaklah semudah yang dibayangkan. Dalam prosesnya para Bunda kerap mengalami berbagai masalah bahkan hingga membuatnya down dan berhenti mengASIhi buah hatinya. Nah, Citra sebagai konselor laktasi membagikan beberapa pengalaman masalah yang banyak dialami oleh para Bunda di fase mengASIhi, serta cara mengatasi masalah tersebut.
1. Puting Lecet
Masalah pertama yang seringkali dialami, terutama Bunda yang baru memasuki fase menyusui adalah puting payudara lecet. Dalam hal ini kondisi puting lecet biasanya disebabkan oleh kesalahan posisi dalam menyusui.
Ya, posisi menyusui ternyata sangat menentukan kenyamanan Bunda dan buah hati saat menyusui. Citra mengajarkan salah satu posisi yang baik adalah posisi menempel seperti cicak, di mana badan dan kepala buah hati menghadap dada ibunya.
2. Persepsi Ketidakcukupan ASI
Masalah kedua yang juga sering datang dari para Bunda adalah persepsi ketidakcukupan ASI. Terkadang para Bunda menganggap jumlah ASI-nya tidak mencukupi kebutuhan buah hati. Padahal belum tentu hal itu benar adanya.
"Sebetulnya ASI-nya itu ada, cuma ibunya belum mempunyai ilmu atau informasi yang tepat aja jadi menganggap ASI-nya tidak ada atau tidak cukup," ungkap Citra.
3. Kondisi Payudara Bengkak
Selanjutnya adalah kondisi payudara yang membengkak. Hal ini biasanya dialami oleh berbagai faktor, bisa juga kesalahan posisi menyusui, kemudian juga mengenai waktu menyusui atau pumping. Misalnya dengan mendahulukan menyusui secara langsung barulah dilanjutkan dengan pumping, bukan malah sebaliknya.
Namun kondisi pembengkakan pada payudara di masa mengaASIhi sebaiknya perlu langsung dikonsultasikan pada dokter atau konsultan laktasi, agar mendapat penanganan yang tepat.
4. Bingung Puting
Hal ini kerap dialami oleh buah hati yang mendapatkan ASI secara tidak langsung dan pumping atau ASI pompa. Nah, Citra menyebutkan untuk menghindari bingung puting, organisasi kesehatan dunia (WHO), Kementerian Kesehatan, dan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyarankan agar tidak memberikan media DOT untuk memberikan ASI pompa pada bayi.
5. Tidak Mendapat Dukungan
Masalah lainnya yang juga sering terjadi bahkan kerap menyebabkan para Bunda berhenti mengASIhi adalah tidak adanya dukungan. Dukungan yang pertama dan wajib hadir adalah dari pasangan atau suami. Kemudian barulah dibutuhkan dukungan dari keluarga seperti orang tua dan mertua.
Baca Juga : Pentingnya Senam untuk Mempersiapkan Persalinan |
"Banyak nih ibu yang udah menyiapkan ilmu tentang mengASIhi, tetapi suaminya atau bahkan keluarga serumah tidak memiliki kecukupan pengetahuan yang sama," tutur Citra.
Menurutnya, hal itulah yang membuat para Bunda merasa down saat proses mengASIhi. Itu sebabnya, lagi-lagi merujuk pada WHO, ia mengimbau 7 waktu yang dianjurkan untuk Bunda dan suami bahkan keluarga datang ke dokter laktasi atau konselor laktasi, yaitu saat usia kehamilan 7 bulan, 9 bulan, Inisiasi Menyusui Dini (IMD), 3 hari pasca melahirkan, 7 hari pasca melahirkan, 14 hari pasca melahirkan, 40 hari pasca melahirkan, dan sewaktu-waktu jika membutuhkan.
Berbagai manfaat pada ASI ternyata punya peran yang tak bisa diremehkan, lho! Dari segi non-nutrisi, ASI membantu timbulnya bonding antara Bunda dan buah hati. Selain itu Citra menegaskan bahwa dalam setiap kitab agama ada ayat yang menyelipkan pentingnya menyusui.
Selain non-nutrisi, manfaat nutrisi pada ASI tentu sudah banyak diketahui. ASI yang diberikan oleh Bunda kepada buah hati, merupakan serapan nutrisi lengkap dari tubuh dan makanan Bunda. Oleh sebab itu, dalam fase mengASIhi Bunda tentu juga perlu menjaga dan mengatur kecukupan nutrisi.
Seperti yang disampaikan Healthcare Communicator dr. Muliaman Mansyur yang menyebut bahwa kualitas ASI ditentukan dari nutrisi yang dimakan oleh ibunya.
"ASI-mu itu adalah apa yg kamu makan, jadi memang perhatikan nutrisi dengan baik, karena selama menyusui kebutuhan kalori Ibu pun meningkat hingga 300-500 kalori," ujar dr. Muliaman.
Baca Juga : Tips Ibu Hamil Bisa Mudik dengan Aman dan Nyaman |
"Jadi yang perlu dipenuhi sebenarnya nutrisi makro dan nutrisi mikro. Nutrisi makro (seperti) protein yang sangat penting sekali karena akan ditransfer melalui ASI nantinya. Sementara nutrisi mikro itu (seperti vitamin dan mineral yang terdapat) pada sayur dan buah," imbuhnya.
Dalam mencukupi kebutuhan nutrisi, dr. Muliaman mengajarkan agar mengatur isi piring dengan makan karbohidrat atau nasi dengan jumlah 1/3 saja kemudian diseimbangkan protein dan vitamin dari lauk dan sayur. Ia juga menyebut bahwa di fase menyusui atau mengASIhi baiknya dibantu dengan makanan atau minuman nutrisi lain seperti susu seperti PRENAGEN lactamom yang membantu melengkapi kebutuhan nutrisi makro dan mikro pada ibu menyusui.
PRENAGEN punya rangkaian yang nutrisinya lengkap protein dan 20 vitamin mineral. Rangkaiannya mulai dari PRENAGEN esensis untuk persiapan kehamilan yang tinggi protein dan zinc untuk jaga kesehatan organ reproduksi, PRENAGEN emesis tinggi protein dan vitamin B6 yang sudah teruji klinis 90% dapat mengurangi mual dan muntah pada ibu hamil, PRENAGEN mommy buat bumil tinggi protein, DHA-Omega 3 & selenium untuk kurangi resiko hipertensi pada ibu hamil dengan berbagai pilihan rasa. Yakni Groovy Moca, Delicious Mungbean, Velvety Chocolate, Lovely Strawberry, dan French Vanilla yang ukurannya variatif dari 200, 400, sampai 600 gr. Ada juga loh rangkaian PRENAGEN mommy Almond Soya bagi Bunda yang suka dengan rasa almond dan soya. Pas banget kan PRENAGEN punya berbagai rangkaian dan pastinya rasanya enak semua loh!
Tidak ketinggalan pastinya, untuk ibu mengASIhi, ada PRENAGEN lactamom kaya vit B2&B12 sebagai asi booster Bunda untuk tingkat kualitas & kuantitas ASI dengan rasa Groovy Moca, Velvety Chocolate, Lovely Strawberry serta French Vanilla dengan variasi ukuran 200 dan 400 gr. Duh, nggak sabar ingin coba kan Bun? Apalagi PRENAGEN rasanya enak nggak bikin enek dan nutrisinya lengkap untuk Bunda dan buah hati.
(num/ega)ARTIKEL TERKAIT

Menyusui
Tak Perlu Sungkan, Ini 5 Kondisi Bunda Menyusui yang Membutuhkan Konselor Laktasi

Menyusui
ASI Tersumbat? Minta Ayah Lakukan Pijat Laktasi di 5 Titik Ini ya Bunda

Menyusui
Payudara Kecil Menghasilkan Lebih Sedikit ASI? Ini Faktanya Bunda

Menyusui
Informasi tentang Rasa ASI yang Perlu Bunda Tahu

Menyusui
Ucapan Suami yang Bisa Bikin Ibu Menyusui Merasa Down


5 Foto
Menyusui
5 Potret Nola Be3 Galau Menyapih Nakeya meski Telah Menyusui Lebih dari 2 Th
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda