
menyusui
Ciri-ciri Kanker Payudara yang Kerap Diabaikan Busui, Termasuk Mastitis
HaiBunda
Minggu, 07 Aug 2022 12:07 WIB

Setelah melahirkan, sebagian besar waktu ibu menyusui banyak dihabiskan mengurus bayinya. Hal itu memang wajar, tapi dapat membuat Bunda mengabaikan ada kejanggalan pada kesehatan sendiri, khususnya yang terkait dengan kesehatan payudara.
Padahal, setiap wanita memiliki risiko tersendiri untuk mengalami beragam gangguan kesehatan, seperti kanker payudara. Supaya Bunda lebih waspada, ada baiknya untuk lebih memerhatikan kesehatan diri sendiri ya.
Sebagai Bunda yang baru memiliki buah hati, kehadiran Si Kecil memang begitu menyita waktu ya, Bunda. Kesibukan ini pun kerap membuat berbagai hal luput dari perhatian.
Salah satunya yang kerap terabaikan yakni adanya benjolan payudara yang dianggap sebagai gejala umum menyusui. Para ibu kerap abai dengan benjolan ini dengan asumsi bahwa mereka hanya mengalami sumbatan saluran susu. Padahal, ini merupakan tanda peringatan dini yang serius dari kanker payudara.
Adalah umum bagi ibu menyusui mengalami benjolan di payudara. Apalagi, benjolan ini sangat mirip dengan yang ditemukan pada mereka yang menderita kanker payudara.
Ciri awal kanker payudara: Mastitis
Kanker payudara hingga kini merupakan jenis kanker yang paling umum dialami wanita. Contohnya saja di India, terhitung sebanyak 14 persen dari pasien kanker ialah wanita. Menurut sebuah studi terbaru oleh statistik kanker payudara bahwa setiap empat menit, seorang wanita di India didiagnosis menderita kanker payudara, seperti dikutip dari laman India.
Kanker payudara pada ibu menyusui sering salah didiagnosis karena kesamaan gejala antara kanker dan saluran susu yang tersumbat. Namun, beberapa tanda peringatan dini perlu diperhatikan.
Salah satu tanda peringatan dini tersebut ialah adanya mastitis. Mastitis sendiri merupakan jenis infeksi yang sangat umum yang terjadi selama menyusui. Ini merupakan peradangan jaringan payudara.
Sebagian besar waktu, penyebabnya adalah saluran susu yang tersumbat atau bakteri yang masuk ke payudara. Biasanya, terjadi dalam tiga bulan pertama menyusui dan beberapa tanda utama mastitis ialah munculnya nyeri payudara, peradangan, nyeri tembak, dan demam.
Dengan adanya risiko tersebut, sebagai ibu yang penuh dengan perubahan dan tantangan, sangatlah penting untuk tetap memperhatikan setiap perubahan kecil yang terjadi dalam tubuh. Jika ada massa keras yang dirasakan, selalu disarankan untuk mendapatkan diagnosis menyeluruh meskipun benjolan tersebut tidak menyakitkan. Hal ini penting untuk memahami tanda peringatan dini yang dipancarkan tubuh.
Invasive Ductal Carcinoma (IDC) juga menjadi jenis kanker yang biasanya terlihat tumbuh di saluran susu dan menggunakan jaringan fibrosan atau lemak payudara sebagai saluran. IDC dikenal sebagai bentuk paling umum dari kanker payudara yang terdiri dari 80 persen dari semua diagnosis kanker payudara.
![]() |
Gejala umum kanker payudara
Beberapa gejala umum IDC termasuk:
1. Munculnya ruam atau kemerahan pada payudara
2. Pembengkakan pada payudara
3. Rasa nyeri tajam pada payudara
4. Peradangan payudara
Payudara penuh atau membesar akibat suplai ASI yang berlebihan dalam beberapa bulan pertama menyusui merupakan bagian dari menjadi ibu baru.
Tetapi, ketika bayi mengembangkan rutinitas makan, tubuh memasok ASI sesuai dengan kebutuhan. Karenanya, jika terjadi pembengkakan yang tak biasa pada semua atau sebagian payudara perlu diwaspadai dan memerlukan diagnosis dokter.
Diagnosis dini dalam bentuk kanker ini mudah disembuhkan dan memiliki tingkat kelangsungan hidup yang lebih tinggi.
Jangan pula mengabaikan keputihan yang tidak biasa ya, Bunda. Keputihan yang encer atau seperti susu biasanya terlihat saat menyusui meskipun keputihan yang berlebihan untuk jangka waktu yang lebih lama dapat menjadi bahaya.
Klik di halaman selanjutnya ya, Bunda.
Bunda, yuk download aplikasi digital Allo Bank di sini. Dapatkan diskon 10 persen dan cashback 5 persen.
Saksikan juga yuk video tentang 5 tips pencegahan kanker payudara:
CIRI-CIRI KANKER PAYUDARA, BUSUI PERLU TAHU
Ciri-ciri Kanker Payudara yang Kerap Diabaikan Busui, Termasuk Mastitis/Foto: Getty Images/iStockphoto/spukkato
Menyusui kurangi risiko kanker payudara
Menurut Susan Hoover, ahli bedan onkologi di The Breast Oncology Program di Moffit Cancer Center bahwa ada berbagai risiko untuk perkembangan kanker payudara. Dalam hal faktor reproduksi, menyusui telah terbukti mengurangi risiko wanita.
"Satu penelitian yang sangat besar menunjukkan penurunan 4,3 persen dalam risiko relatif perkembangan kanker payudara untuk setiap 12 bulan seorang ibu menyusui," tambah Hoover seperti dikutip dari laman Moffit.
Hoover mengatakan ini mungkin sebagian karena fakta bahwa saat menyusui, seorang ibu mungkin mengalami keterlambatan dalam siklus menstruasinya dimana pada gilirannya mengurangi paparan estrogen seumur hidupnya. Hormon seperti estrogen telah dikaitkan dengan peningkatan risiko perkembangan kanker payudara.
![]() |
Sebuah tinjauan baru-baru ini terhadap lebih dari 40 penelitian mengungkapkan pengurangan 30 persen dalam risiko kanker ovarium ketika membandingkan ibu yang menyusui dengan yang tidak.
"Saat menyusui, seorang wanita akan memiliki lebih sedikit siklus ovulasi," kata Hoover. Hal inilah yang dianggap mengurangi risiko kesalahan seluler dan genetik potensial yang dapat menyebabkan kanker ovarium.
Seperti halnya kanker payudara, semakin lama seorang ibu menyusui, semakin rendah risikonya. Meskipun seorang wanita dapat mengembangkan kanker payudara kapan saja dalam hidupnya, termasuk saat menyusui atau memompa, tidak ada peningkatan risiko yang diketahui selama waktu itu.
Karena wanita mungkin lebih tertarik pada perubahan yang terjadi pada payudara mereka selama masa menyusui. Mereka lebih mungkin memperhatikan tanda-tandan peringatan potensi kanker.
Pada umumnya, payudara busui akan terasa kenyal karena produksi ASI atau bahkan saluran ASI yang tersumbat. Namun, benjolan yang tidak mengecil atau hilang setelah satu minggu sebaiknya diperiksakan ke dokter. Dalam hal ini, ibu yang menyusui kerap khawatir tentang keamanan skrining payudara.
Menurut The American College of Radiology Appropriateness Criteria, baik pemeriksaan mammography dan digital breast tomosynthesis screening termasuk dalam kategori ussual appropriate untuk ibu menyusui. Ini artinya, bahwa kedua prosedur tersebut memiliki rasio risiko terhadap manfaat yang menguntungkan bagi pasien.
Jika masih ragu dan memerlukan info lebih lanjut, ada baiknya mendiskusikan hal tersebut kepada dokter ya, Bunda. Dengan begitu, kegiatan selama menyusui pun berlangsung aman baik bagi Bunda dan juga buah hati.
Semoga informasinya membantu ya, Bunda.
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT

Menyusui
Kenali Ciri Stadium Awal Kanker Payudara dari Kulit Tubuh, Termasuk Tampak seperti Jeruk

Menyusui
25 Ciri-ciri Kanker Payudara Stadium 1-4 yang Mudah Dikenali

Menyusui
Pengalaman Buruk Ibu Menyusui tentang Pemakaian CCTV

Menyusui
4 Hal Sepele yang Sering Dilewatkan Ibu Saat Menyusui si Kecil

Menyusui
Yoga Sambil Menyusui Anak, Yes or No?


5 Foto
Menyusui
5 Potret Nola Be3 Galau Menyapih Nakeya meski Telah Menyusui Lebih dari 2 Th
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda