menyusui

Penggunaan Glibenclamide untuk Ibu Menyusui: Aturan Pakai, Dosis, Manfaat & Efek Samping

Dwi Indah Nurcahyani   |   HaiBunda

Minggu, 28 May 2023 07:50 WIB

Jakarta -

Glibenclamide menjadi obat yang digunakan untuk mengendalikan kadar gula darah yang tinggi pada penderita diabetes tipe 2. Secara umum, obat ini aman digunakan. Nah, pada ibu menyusui bagaimana ya, Bunda? Yuk, simak penggunaan glibenclamide untuk ibu menyusui, Bunda.

Glibenclamide diketahui dapat menurunkan kadar gula darah dengan cara meningkatkan kalsium intraseluler dalam sel beta pankreas sehingga menstimulasi produksi insulin. Glibenclamide dapat digunakan sebagai terapi tunggal atau kombinasi dengan obat anti diabetes oral lainnya.

Penyakit diabetes pada ibu menyusui memang tetap perlu dikontrol agar tetap aman. Hanya saja, banyak ibu menyusui merasa khawatir saat ingin mengonsumsi obat diabetes karena khawatir berisiko pada ASI dan bayinya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Glibenclamide untuk ibu menyusui

Penggunaan glibenclamide sendiri banyak diandalkan busui untuk mengobati diabetes tipe 2 (kondisi jangka panjang dengan tubuh secara bertahap menjadi kebal terhadap efek insulin atau pankreas tidak menghasilkan cukup insulin).

Obat ini diketahui membantu mengobati diabetes dengan menjaga gula darah tetap terkendali. Glibenclamide dimaksudkan untuk diambil sebagai bagian dari program perawatan diabetes lengkap yang harus mencakup olahraga, diet sehat, dan pemantauan kadar gula darah secara teratur.

Untuk penggunaan yang aman, sebaiknya Bunda tetap harus berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu. Bunda dapat mengonsumsi glibenclamide persis yang diarahkan dokter atau sesuai petunjuk pada label. Jangan mengambil dosis lebih atau kurang dari yang diinstruksikan ya, Bunda.

Kemudian, konsumsilah obat tersebut bersama dengan makanan atau segera setelah makan, sebaiknya setelah sarapan. Dan, cobalah untuk meminumnya pada waktu yang sama setiap harinya. 

Glibenclamide sendiri tersedia sebagai tablet mikro yang bisa ditelan utuh dengan segelas air. Mengenai dosisnya, hal ini tergantung pada kondisi yang bersangkutan. Agar lebih aman, rekomendasi dari dokter bisa membantu ya, Bunda.

Sebaiknya, minumlah glibenclamide secara teratur agak efektivitasnya terlihat. Kemudian, lanjutkan obat ini bahkan ketika Bunda merasa sudah jauh lebih baik kondisinya.

Jangan berhenti mengonsumsinya kecuali diinstruksikan oleh dokter. Dan, ambillah dosis yang terlewat segera setelah Bunda mengingatnya. Jika sudah hampir habis waktu untuk dosis berikutnya, lewati dosis yang terlewat dan kembali ke jadwal dosis normal.

Jangan minum Glibenclamide jika Bunda pernah mengalami reaksi alergi (misalnya ruam, sesak napas, mata bengkak) terhadap obat ini atau obat serupa seperti glimepiride, atau glipizide. Peringatkan dokter Bunda jika Bunda memiliki kondisi berikut:

  1. Diabetes mellitus tipe 1 (kondisi jangka panjang bila pankreas memproduksi sedikit atau tidak ada insulin).
  2. Komplikasi diabetes misalnya ketoasidosis diabetik (kadar asam darah tinggi dalam tubuh), koma diabetik (episode ketidaksadaran)
    porfiria (kelainan bawaan yang menyebabkan kelainan kulit atau sistem saraf).
  3. Keadaan yang berhubungan dengan stres, misalnya trauma, prosedur pembedahan, infeksi berat, penyakit ginjal yang parah
    penyakit hati yang parah, karena Glibenclamide mungkin tidak cocok untuk Bunda, seperti dikutip dari laman Mims.

Oh iya, Bunda, sebaiknya jangan minum Glibenclamide dengan bosentan (obat yang digunakan untuk mengobati tekanan darah tinggi di pembuluh darah yang menuju ke paru-paru).

Produk LazadaProduk Lazada/ Foto: Lazada

Kemudian, penting juga untuk segera memberitahukan pada dokter jika Bunda memiliki kondisi berikut ini:

  1. Defisiensi G6PD (kelainan darah bawaan di mana tubuh kekurangan enzim tertentu yang diperlukan untuk berfungsinya sel darah merah dengan baik)
  2. Masalah kelenjar adrenal atau hipofisis.
  3. Kondisi yang dapat meningkatkan risiko pengembangan kadar gula darah rendah misalnya olahraga berat, asupan kalori yang tidak mencukupi, waktu makan yang tidak teratur atau melewatkan waktu makan.
  4. Penyakit kardiovaskular aterosklerotik (pengerasan pembuluh darah yang disebabkan oleh penumpukan plak di dalam dinding arteri)
    penyakit ginjal ringan sampai sedang, penyakit hati ringan sampai sedang.
  5. Biarkan dokter  tahu jika Bunda sedang hamil atau menyusui.

Jika Bunda akan menjalani operasi, termasuk operasi kecil dan perawatan gigi, beri tahu dokter atau dokter gigi bahwa Bunda sedang mengonsumsi obat ini. Dan, buat jadwal kontrol rutin dengan dokter untuk memantau kondisi secara teratur dan memeriksa respons Bunda terhadap pengobatan ini.

Lalu, lakukan tes rutin (misalnya tes kadar gula darah) agar kadar gula darah terpantau dengan baik. 

Bagi ibu menyusui yang hidup dengan diabetes dan harus tetap menyusui, dapat membatu dengan menjaga kadar glukosa tetap terkendali. Untuk bayi, ASI dapat membantu menurunkan potensi risiko diabetes di kemudian hari dalam kehidupan anak, seperti dikatakan Kelly Wood, MD, dikutip dari laman Healthline.

The American Diabetes Association merekomendasikan bahwa tidak hanya orang tua yang melahirkan dengan diabetes yang dapat menyusui, tetapi mereka juga harus mencoba menyusui untuk membantu mengelola diabetes mereka. Direkomendasikan menyusui setidaknya selama 6 bulan pertama kehidupan bayi untuk mendapatkan manfaat paling banyak bagi orangtua dan anak.

Jadi, tetaplah menyusui seperti biasa sehingga bayi pun dapat terus mendapatkan asupan yang dibutuhkannya ya, Bunda. Semoga informasinya membantu ya, Bunda.

Bunda ingin membeli produk kesehatan dan kebutuhan ibu menyusui lainnya? Langsung aja yuk, klik di sini.

Simak juga video tentang obat aman untuk atasi batuk pada ibu menyusui:

[Gambas:Video Haibunda]



(pri/pri)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT