Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

menyusui

Fexofenadine untuk Ibu Menyusui : Aturan Pakai, Dosis, Manfaat & Efek Samping

Dwi Indah Nurcahyani   |   HaiBunda

Rabu, 18 Oct 2023 09:10 WIB

Minum Obat
Fexofenadine untuk Ibu Menyusui : Aturan Pakai, Dosis, Manfaat & Efek Samping/Foto: Getty Images/Filmstax
Jakarta -

Fexofenadine merupakan antihistamin yang dijual bebas. Penggunaan Fexofenadine untuk ibu menyusui pun sering diandalkan. Yuk, cari tahu aturan pakai, manfaat, dan efek sampingnya.

Sebagai jenis antihistamin, Fexofenadine diketahui dapat mengurangi gejala reaksi alergi dan pilek, termasuk bersin, pilek, mata berair, dan tenggorokan gatal. Obat ini dapat dengan mudah di dapatkan di apotek terdekat saat dibutuhkan.

Manfaat Fexofenadine juga kerap diandalkan untuk menyembuhkan ruam kulit, gatal, dan kulit kemerahan. Dosis penggunaannya tergantung pada usia dan kondisi medis pasien yakni berkisar antara 30 mg dan 180 mg dalam sehari dengan dosis terbagi atau tunggal. Karenanya, pastikan mendapatkan resep dokter agar dosis yang digunakan sesuai kebutuhan.

Fexofenadine untuk ibu menyusui

Bagi ibu menyusui, penggunaan Fexofenadine dapat dikonsumsi dengan aman. Obat ini lebih kecil kemungkinannya menyebabkan kantuk pada orang dewasa dibandingkan beberapa antihistamin lainnya.

Oleh karena itu, mungkin lebih disukai pada ibu menyusui dibandingkan antihistamin lain yang menyebabkan kantuk. Informasi dari terfenadine yang terurai menjadi Fexofenadine di dalam tubuh menunjukkan bahwa jumlahnya dalam ASI sedikit (kurang dari 1 persen dari dosis yang diminum). 

Jumlah ini kemungkinan besar terlalu rendah sehingga menimbulkan masalah pada bayi. Jika Bunda mencurigai bayi mengalami gejala seperti lebih mengantuk dari biasanya atau tidak bangun untuk menyusu seperti yang diharapkan, hubungi dokter untuk penanganan lebih lanjut seperti dikutip dari laman Mothertobaby.

Karena kurangnya obat penenang dan kadar ASI yang rendah, penggunaan obat ini oleh ibu diperkirakan tidak menyebabkan efek buruk pada bayi yang disusui. Fexofenadine mungkin mempunyai efek negatif pada laktasi, terutama bila dikombinasikan dengan agen simpatomimetik seperti pseudoefedrin.

Pada ibu menyusui, kadar susu belum diukur setelah pemberian Fexofenadine. Namun, setelah 60 mg setiap 12 jam secara oral dari senyawa induknya, terfenadine, kadar puncak susu Fexofenadine dalam kondisi stabil rata-rata 41 mcg/L (kisaran 23 hingga 60 mcg/L).

Berdasarkan data masuknya obat ke dalam ASI dalam penelitian ini dan kadar serum tipikal yang ditemukan setelah pemberian Fexofenadine, bayi yang mendapat ASI eksklusif akan menerima kurang dari 0,1 persen dosis ibu yang disesuaikan dengan berat badannya.

Sementara itu, efek pada bayi yang disusui setelah mengonsumsi Fexofenadine, dalam satu penelitian lanjutan melalui telepon terhadap 25 bayi yang terpapar obat induk Fexofenadine, terfenadine, 3 ibu melaporkan bayi mereka menjadi sensitif. Tak satu pun dari reaksi tersebut memerlukan perhatian medis seperti dikutip dari laman Drugs.

Ilustrasi Minum ObatIlustrasi Minum Obat/ Foto: Getty Images/iStockphoto/PrathanChorruangsak

Efek pada Laktasi dan ASI

Antihistamin dalam dosis relatif tinggi yang diberikan melalui suntikan dapat menurunkan prolaktin serum basal pada wanita tidak menyusui dan wanita pasca persalinan awal. Namun, sekresi prolaktin yang diinduksi oleh menyusui tidak terpengaruh oleh pengobatan awal antihistamin pada ibu pasca persalinan.

Apakah antihistamin oral dosis rendah mempunyai efek yang sama terhadap prolaktin serum atau apakah efek prolaktin mempunyai konsekuensi terhadap keberhasilan menyusui belum diteliti. Kadar prolaktin pada ibu yang sudah menyusui mungkin tidak memengaruhi kemampuannya untuk menyusui.

Sejauh ini, penggunaan antihistamin seperti halnya Fexofenadine pada ibu menyusui masih dianggap aman. Apalagi, Fexofenadine termasuk obat antihistamin generasi kedua yang lebih kecil efek sampingnya.

Antihistamin generasi pertama umumnya bekerja di seluruh tubuh, sehingga dapat menimbulkan lebih banyak efek samping dibandingkan obat generasi kedua. Antihistamin generasi kedua telah dikembangkan untuk bekerja lebih selektif di dalam tubuh, sehingga tidak menimbulkan banyak efek samping seperti dikatakan Dr Betsey Marks, seorang internis di Albany, New York, dikutip dari laman Romper.

Perlu Bunda ketahui bahwa sebagian besar obat aman dikonsumsi saat menyusui. Sebaiknya, konsultasikan dengan dokter tentang risiko dan manfaatnya setiap kali hendak mengonsumsi obat selama menyusui.

Tanyakan pada dokter tentang cara mengurangi jumlah obat yang masuk ke dalam ASI. Misalnya saja, mungkin untuk meminum obat dengan dosis yang lebih rendah atau ambillah waktu yang lebih singkat atau bisa lebih cepat untuk membantu mengurangi berapa banyak yang masuk ke dalam tubuh seperti dikutip dari laman Thewomens.

Saat meminum obat apa pun, perhatikan tanda-tanda kemungkinannya efek samping pada bayi, seperti peningkatan rasa kantuk, ruam dan diare parah. Penting untuk memahami penggunaan obat dan cara penggunaannya secara efektif dan aman demi kebaikan Bunda dan Si Kecil.

Meskipun tampaknya aman penggunaan Fexofenadine untuk ibu menyusui, Bunda juga perlu mewaspadai risiko yang mungkin timbul dari Fexofenadine. Diantaranya yakni sakit kepala, nyeri punggung, hidung tersumbat, radang tenggorokan, nyeri di area sinus, mengantuk, dan kelelahan.

Penggunaan Fexofenadine juga bisa menimbulkan efek samping yang lebih serius meskipun jarang terjadi, diantaranya kulit kemerahan, demam, batuk yang parah, gangguan di area telinga, sulit menelan, tremor, kejang, aritmia ventrikel, dan lainnya.

Itulah beberapa informasi mengenai penggunaan Fexofenadine dan efek sampingnya yang bisa dipelajari sebelum menggunakannya. Semoga informasinya membantu ya, Bunda.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

 

 

(pri/pri)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda