Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

menyusui

3 Tanda ASI dengan Kandungan Lipase Tinggi, Manfaat dan Efek Sampingnya

Dwi Indah Nurcahyani   |   HaiBunda

Sabtu, 20 Jan 2024 08:00 WIB

Cara menyimpan ASI perah yang benar
3 Tanda ASI dengan Kandungan Lipase Tinggi, Manfaat dan Efek Sampingnya/Foto: Getty Images/iStockphoto/Aliseenko
Daftar Isi
Jakarta -

Kandungan lipase tinggi pada ASI mungkin tak disadari ibu menyusui. Cari tahu tanda ASI dengan kandungan lipase tinggi, manfaat dan efek sampingnya yuk, Bunda.

Ada kalanya bayi menolak minum ASI yang Bunda peras padahal sebelumnya aman-aman saja. Hmm, kira-kira kenapa ya, Bunda? Nah, jika Bunda mengalaminya, Bunda patut waspada nih. Bisa jadi, ASI Bunda mengandung lipase tinggi. 

Karena itu, memperhatikan adanya perubahan pada ASI perah yang disimpan setiap harinya terutama sebelum diberikan pada bayi penting dilakukan. Sering kali, ASIP memang memiliki perubahan pada tampilan, bau atau rasa ASI setelah disimpan di lemari es atau freezer beberapa waktu.

Tanda ASI dengan kandungan lipase tinggi

Jika ASI yang Bunda simpan berbau atau terasa seperti sabun atau logam, Bunda mungkin mencurigai bahwa ASI tersebut memiliki sesuatu dan tidak layak dikonsumsi.

Tetapi, kira-kira apa yang menyebabkan perubahan tersebut ya, Bunda? Mengenai hal tersebut, kemungkinan penyebabnya ialah aktivitas lipase berlebih dalam ASI, yang juga disebut ASI dengan kandungan lipase tinggi, seperti dikutip dari laman Whattoexpect.

Apa itu ASI dengan kandungan lipase tinggi?

Lipase merupakan enzim yang memecah lipid atau lemak dalam ASI. Ada dua jenis lipase yakni lipase lipoprotein dan lipase yang bergantung pada garam empedu. Masing-masing jenis tersebut memiliki peran penting dalam pencernaan bayi.

Lipase membantu mendukung fungsi pencernaan Si Kecil, membantu memecah trigliserida untuk melepaskan nutrisi yang larut dalam lemak serta melindungi dari infeksi.

Namun, jika aktivitas lipase terlalu tinggi, maka lemak akan terurai terlalu cepat, sehingga dapat menyebabkan ASI terasa atau berbau sabun ataupun logam. Perubahan ini dapat terlihat setelah ASI Bunda dipompa atau disimpan.

Hanya sejumlah kecil ibu menyusui yang memiliki ASI dengan kandungan lipase berlebih. Jika Bunda menjadi salah satunya, ketahuilah bahwa tidak ada yang salah dengan Bunda ataupun ASI Bunda. Yang terpenting, tidak memberikan efek negatif pada bayi Bunda. Karena, ASI dengan lipase tinggi tetap aman dan bergizi untuk diminum Si Kecil.

Bagaimana cara mengetahui apakah ASI memiliki lipase tinggi?

Perubahan pada bau, rasa, atau tampilan susu tidak selalu berarti Bunda memiliki aktivitas lipase berlebih. Pertama, coba pastikan bagian pompa Bunda dibersihkan secara menyeluruh setelah sesi menyusui selesai. Sebaiknya juga Bunda memeriksakan diri ke dokter anak atau konselor laktasi untuk menyingkirkan kemungkinan penyebab lainnya.

Jika Bunda memiliki aktivitas lipase berlebih dalam ASI, Bunda mungkin akan merasakan perbedaan pada bau dan rasanya sekitar 12 hingga 14 jam setelah dipompa atau disimpan, meskipun ada pula yang mungkin tidak merasakan perubahan hingga beberapa hari kemudian.

Beberapa kemungkinan perubahan tersebut di antaranya:

1. Susu memiliki bau atau rasa sabun
2. Susu memiliki bau atau rasa logam
3. Susu yang berbau atau berasa amis atau asam setelah dicairkan, atau setelah kurang lebih 24 jam disimpan di lemari es

Jika Bunda memiliki aktivitas berlebih, ASI Bunda sebenarnya tetap aman untuk bayi, dan banyak anak yang meminumnya tanpa masalah. Namun, bayi lain mungkin menolak ASI dengan lipase tinggi setelah dipompa dan disimpan, yang bisa membuat busui jadi frustrasi.

Apa efek susu lipase tinggi?

Jawabannya ialah tidak ada ya, Bunda. Tidak ada bukti bahwa susu dengan lipase tinggi berdampak buruk bagi bayi atau menimbulkan masalah di kemudian hari. 

Bayi mampu mencerna susu ini tanpa masalah apa pun. Dan, ini merupakan ASI yang sama yang diminum bayi jika ia menyusu langsung dari payudara. Proses pemompaan dan penyimpanan tidaklah membuat susu tampak berbeda.

Satu-satunya masalah yang muncul ialah tidak semua bayi akan menyukai meminum susu simpanan dengan rasa atau aroma baru. Beberapa bayi mungkin tidak terpengaruh sama sekali. Jika bayi menolak ASI perah yang disimpan, Bunda sebaiknya mencari solusi untuk menghilangkan rasa yang mengganggu tersebut, seperti dikutip dari laman Healthline.

Mengapa sebagian busui memiliki susu dengan lipase tinggi?

Penyebab sebenarnya dari bau dan rasa asam belum tentu disebabkan oleh jumlah lipase dalam susu Bunda, namun tingkat aktivitas lipase. Meskipun beberapa ibu dapat menyimpan susu di lemari es atau freezer untuk sementara waktu tanpa mengubah baunya, ibu lainnya akan merasakan perubahan hanya setelah 24 jam. Hal ini diduga karena pemecahan lemak terjadi lebih cepat sehingga menyebabkan susu lebih cepat berbau.

Cara mengatasi ASI dengan kandungan lipase tinggi

Jika Bunda berencana menggunakan ASI yang disimpan, ada beberapa metode untuk menghilangkan masalah rasa dan bau yang disebabkan oleh aktivitas lipase yang tinggi. Berikut ini di antaranya ya, Bunda

1. Lacak waktu

Rasa susu dengan kandungan lipase tinggi dapat berubah secepat 24 jam atau beberapa hari. Salah satu pilihannya adalah menguji melalui trial and error berapa lama waktu yang dibutuhkan sebelum rasa berubah. Mengetahui hal ini, Bunda tetap bisa memompa dan menyimpan ASI.

Jika, misalnya, Bunda menyadari bahwa susu Bunda memerlukan waktu empat hari untuk berubah rasanya, maka itu berarti sejak Bunda memompanya, Bunda memiliki waktu empat hari untuk menggunakan susu tersebut sebelum rasanya berubah dan bayi tidak mau menerimanya. 

2. Mencampurkan dengan makanan atau susu segar

Menggabungkan susu dingin yang berbau sabun dengan susu segar terkadang dapat mempermanis kembali rasanya. Dan, mencampurkan ASI simpanan dengan makanan padat merupakan ide jika bayi sudah cukup umur untuk mulai mengonsumsi makanan padat. 

3. Memanaskan susu

Merebus ASI mungkin pilihan terbaik untuk menyimpan ASI dalam jangka waktu yang lebih lama. Tujuan dari memanaskan susu hingga terbentuk gelembung tetapi jangan sampai mendidih ialah agar nutrisinya tidak hilang. Carilah gelembung yang mulai terbentuk di sekitar tepi panci atau botol dan angkat.

Kemudian, segera dinginkan dalam air es untuk menurunkan suhu dengan aman. Pastikan untuk menyimpannya dengan mengikuti pedoman yang disarankan untuk suhu yang tepat baik saat Bunda menyimpannya di lemari es atau freezer.

Semoga informasinya membantu ya, Bunda.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

 

(pri/pri)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda