HaiBunda

MENYUSUI

Ketahui Kebutuhan ASI Bayi Kuning dan Tips Menyusui agar Bilirubin Cepat Stabil

Dwi Indah Nurcahyani   |   HaiBunda

Sabtu, 22 Jun 2024 08:10 WIB
Ketahui Kebutuhan ASI Bayi Kuning dan Tips Menyusui agar Bilirubin Cepat Stabil/Foto: Getty Images/iStockphoto/Nimito
Jakarta -

Sebagian bayi baru lahir mengalami penyakit kuning dan mereka tetap bisa menyusui dengan normal. Ketahui kebutuhan ASI bayi kuning dan tips menyusui agar bilirubin cepat stabil, Bunda.

Penyakit kuning merupakan perubahan warna kuning pada kulit dan mata bayi yang menjadi tanda peningkatan kadar bilirubin. Hal ini biasa terjadi pada minggu-minggu pertama kehidupan seorang anak, terutama pada bayi baru lahir prematur. 

Penyakit kuning pada bayi dan penyebabnya

Penyakit kuning adalah suatu kondisi yang menyebabkan kulit dan bagian putih mata menjadi kuning. Ada dua masalah umum yang mungkin terjadi pada bayi baru lahir yang menerima ASI.


Jika penyakit kuning terlihat setelah minggu pertama kehidupan pada bayi yang mendapat ASI dan dalam keadaan sehat, kondisi tersebut dapat disebut 'penyakit kuning karena ASI.' Terkadang, penyakit kuning terjadi ketika bayi tidak mendapatkan cukup ASI, bukan dari ASI itu sendiri. Hal ini disebut dengan penyakit kuning akibat kegagalan menyusui.

Bilirubin sendiri merupakan pigmen kuning yang diproduksi saat tubuh mendaur ulang sel darah merah tua. Hati membantu memecah bilirubin sehingga dapat dikeluarkan dari tubuh melalui tinja. Bayi yang baru lahir akan mengalami sedikit warna kuning antara hari ke 1 dan ke 5 kehidupannya. Warnanya paling sering mencapai puncaknya sekitar hari ke-3 atau ke-4.

Pada kasus penyakit kuning akibat ASI, biasanya akan terlihat setelah minggu pertama kehidupan. Kemungkinan besar kondisi tersebut  disebabkan beberapa hal berikut ya, Bunda:

1. Faktor ASI yang membantu bayi menyerap bilirubin dari usus.
2. Faktor yang menjaga protein tertentu di hati bayi tidak memecah bilirubin.
3. Terkadang, penyakit kuning terjadi ketika bayi tidak mendapat cukup ASI, bukan karena ASI itu sendiri.

Jenis penyakit kuning ini berbeda karena dimulai pada beberapa hari pertama kehidupan. Penyakit ini disebut dengan 'penyakit kuning akibat gagal menyusui', 'penyakit kuning akibat tidak menyusui', atau bahkan 'penyakit kuning karena kelaparan.'

Perlu Bunda tahu bahwa bayi yang lahir lebih awal (sebelum 37 atau 38 minggu) tidak selalu bisa menyusu dengan baik. Kegagalan menyusui atau penyakit kuning karena tidak menyusui juga dapat terjadi ketika pemberian makan dijadwalkan berdasarkan jam (misalnya, setiap 3 jam selama 10 menit) atau ketika bayi yang menunjukkan tanda-tanda lapar diberi dot.

Penyakit kuning akibat ASI sendiri juga dapat diturunkan dalam keluarga. Penyakit ini sering terjadi pada laki-laki dan perempuan dan menyerang sekitar sepertiga bayi baru lahir yang hanya mendapat ASI.

Biasanya, bayi yang mengalami penyakit kuning akan memiliki bagian putih mata (sklera) dan akan tampak kuning. Perlu pemeriksaan lebih lanjut di laboratorium untuk memastikan secara medis diagnosa tersebut ya, Bunda.

Dalam beberapa kasus, tes darah untuk memeriksa defisiensi glukosa-6-fosfat dehidrogenase (G6PD) dapat dilakukan. G6PD adalah protein yang membantu sel darah merah bekerja dengan baik.

Tes-tes ini dilakukan untuk memastikan tidak ada penyebab lain yang lebih berbahaya dari penyakit kuning tersebut. Tes lain yang dapat dipertimbangkan adalah berhenti menyusui dan memberikan susu formula selama 12 hingga 24 jam. Hal ini dilakukan untuk melihat apakah kadar bilirubin turun. 

Panduan merawat bayi kuning

Perawatan bayi yang mengalami penyakit kuning akan didasarkan pada beberapa hal ya, Bunda. Misalnya apakah kadar bilirubin bayi secara alami meningkat selama minggu pertama kehidupannya, seberapa cepat kadar bilirubin naik, apakah bayi lahir lebih awal, bagaimana bayi menyusu, berapa usia bayi saat ini, dan lainnya.

Sering kali, kadar bilirubin normal untuk usia bayi. Bayi baru lahir biasanya memiliki tingkat yang lebih tinggi dibandingkan anak-anak yang lebih tua dan orang dewasa.

Dalam kasus ini, tidak diperlukan pengobatan, selain tindak lanjut yang ketat. Bunda dapat mencegah penyakit kuning yang disebabkan oleh terlalu sedikit pemberian ASI dengan memastikan bayi mendapat cukup ASI.

Berikut ini beberapa treatment yang bisa dipraktikkan dalam merawat bayi kuning ya, Bunda:

1. Beri makan sekitar 10 hingga 12 kali setiap hari, dimulai pada hari pertama. Susui setiap kali bayi bangun, mengisap tangan, dan memukul bibir. Beginilah cara bayi memberi tahu Bunda bahwa mereka lapar.Jika Bunda menunggu sampai bayi menangis, pemberian ASI tidak akan berjalan dengan baik.
2. Berikan bayi waktu yang tidak terbatas pada setiap payudara, selama mereka menghisap dan menelan dengan mantap. Bayi yang kenyang akan rileks, melepaskan tangan mereka, dan tertidur.
3. Jika proses menyusui tidak berjalan dengan baik, segera mencari bantuan dari konsultan laktasi atau dokter. Bayi yang lahir sebelum usia 37 atau 38 minggu sering kali membutuhkan pertolongan ekstra. Ibu acapkali perlu memerah atau memompa ASI untuk menghasilkan cukup ASI saat mereka belajar menyusui.

Menyusui atau memompa lebih sering (hingga 12 kali sehari) akan meningkatkan jumlah ASI yang didapat bayi. Mereka dapat menyebabkan kadar bilirubin turun. Sebaiknya, tanyakan kepada dokter sebelum memutuskan untuk memberikan susu formula pada bayi Bunda.

Selama merawat bayi kuning, hal terbaik adalah tetap menyusui. Bayi memerlukan ASI dari ibunya. Meskipun bayi yang diberi susu formula tidak terlalu menuntut, pemberian susu formula dapat menyebabkan produksi ASI lebih sedikit seperti dikutip dari laman Mountsinai.

Menyusui bayi dengan penyakit kuning

Pemberian ASI yang lebih sering dapat meningkatkan suplai ASI pada ibu. Hal ini juga dapat meningkatkan asupan kalori dan hidrasi bayi, sehingga menurunkan peningkatan bilirubin.

Dalam kasus yang jarang terjadi, kondisi bayi bisa membaik bila pemberian ASI dihentikan selama 12 hingga 48 jam. Pemberian makanan pengganti selama waktu terbatas ini dapat membantu mendiagnosis penyakit kuning akibat ASI.

Penilaian klinis yang berkelanjutan, termasuk pengukuran kadar bilirubin berulang, akan membantu menentukan kapan menyusui dapat dilanjutkan. Jika penghentian menyusui sementara diperlukan, sangat penting untuk membantu ibu mempertahankan produksi ASI mereka melalui pemompaan atau pemerasan tangan selama waktu tersebut seperti dikutip dari laman CDC.

Pemberian suplementasi

Penyakit kuning merupakan salah satu alasan untuk memberikan suplementasi untuk bayi baru lahir yang menderita kondisi tersebut. Rekomendasi pemberian ASI dalam jumlah kecil pada bayi dengan penyakit kuning yakni sebanyak 1 hingga 2 ons (sekitar 30 sampai 60 ml) setiap dua hingga tiga jam selama minggu pertama.

Jika bayi mengalami kesulitan menyusui, berat badannya turun, atau mengalami dehidrasi, dokter mungkin menyarankan untuk memberikan bayi susu formula atau susu perah sebagai pelengkap ASI seperti dikutip dari laman Mayo Clinic.

Dalam beberapa kasus, dokter mungkin menyarankan penggunaan susu formula saja selama beberapa hari dan kemudian melanjutkan menyusui. Tanyakan kepada dokter mengenai pilihan makanan apa yang tepat untuk bayi ya, Bunda.

Semoga informasinya membantu ya, Bunda. Tetap semangat mengASIhi.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(pri/pri)

Simak video di bawah ini, Bun:

ASI Bunda Bau Amis? Ini 5 Penyebabnya

TOPIK TERKAIT

ARTIKEL TERKAIT

TERPOPULER

15 Makanan dan Minuman Penyebab Kolesterol Tinggi

Mom's Life Amira Salsabila

Dikira Efek KB, Perempuan Ini Didiagnosis Kanker Serviks Stadium 3

Kehamilan ZAHARA ARRAHMA

Kisah Suami Istri WNI Tinggal di Pelosok Desa Korea, Beruntung Punya Tetangga Ramah & Baik

Mom's Life Amira Salsabila

5 Potret Raqeema Putri Cantik Nabila Syakieb yang Jago Berkuda Sejak Kecil

Parenting Nadhifa Fitrina

Mengenal Low Stimulation untuk Anak & Kegiatannya Tanpa Harus Pegang Gadget

Parenting Kinan

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

15 Kado untuk Anak Perempuan 3 Tahun yang Bemanfaat dan Bagus

15 Makanan dan Minuman Penyebab Kolesterol Tinggi

Mengenal Low Stimulation untuk Anak & Kegiatannya Tanpa Harus Pegang Gadget

11 Rekomendasi Highlighter yang Bikin Makeup Lebih Stand Out

Dikira Efek KB, Perempuan Ini Didiagnosis Kanker Serviks Stadium 3

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK