Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

menyusui

Ibu Menyusui Sering Sakit Kepala seperti Migrain, Normalkah Terjadi?

Nanie Wardhani   |   HaiBunda

Minggu, 23 Jun 2024 08:00 WIB

Ilustrasi Sakit Kepala
Ibu Menyusui Sering Sakit Kepala seperti Migrain, Normalkah Terjadi?/Foto: Getty Images/iStockphoto/Iamstocker
Daftar Isi
Jakarta -

Setelah melahirkan, penurunan estrogen dan perubahan hormon lainnya kadang bisa membuat Bunda mengalami sakit kepala. Jika Bunda mengalami sakit kepala saat menyusui, penting untuk mengetahui obat apa yang aman. Jika Bunda juga menderita migrain, mungkin Bunda khawatir Si Kecil terkena obat migrain melalui ASI.

Berikut adalah informasi penting tentang migrain pasca melahirkan yang disebabkan oleh fluktuasi hormon, serta beberapa cara untuk mengatasi sakit kepala saat menyusui.

Penyebab migrain dan sakit kepala pasca persalinan

Sekitar 30 hingga 40 persen perempuan mengalami sakit kepala selama masa nifas, tidak hanya mereka yang pernah menderita migrain sebelumnya. Biasanya dimulai pada minggu pertama setelah melahirkan.

Selama enam minggu berikutnya, sakit kepala cenderung lebih nyeri dan berlangsung lebih lama dari biasanya. Menurut Very Well Health, hal ini kemungkinan disebabkan oleh fluktuasi hormon setelah melahirkan.

Jika menyusui membantu mengatasi migrain, kemungkinan besar karena menyusui membantu menstabilkan kadar estrogen. Hormon tersebut secara alami menurun setelah Bunda melahirkan. Sebenarnya masih belum diketahui secara pasti apakah menyusui dapat membantu mencegah migrain, karena penelitian lain yang dicatat dalam ulasan tahun 2017 tidak menemukan hubungan ini.

Mengatasi sakit kepala saat menyusui?

Bunda memiliki lebih banyak pilihan pengobatan migrain saat menyusui dibandingkan saat hamil. Saat menyusui, pengobatan dianggap aman jika Si Kecil mendapat kurang dari 10 persen dosis melalui ASI.

Sebuah studi tahun 2013 di jurnal Headache meneliti obat migrain yang dapat direkomendasikan dengan aman oleh dokter kepada pasien menyusui mereka. Temuan mereka serta penelitian terbaru menunjukkan obat mana yang lebih aman dan mana yang harus dihindari.

Obat sakit kepala ibu menyusui

Obat sakit kepala/migrain berikut ini adalah pilihan tepat saat menyusui:

  1. Tylenol (acetaminophen): Juga dikenal sebagai parasetamol, Tylenol dianggap sebagai pengobatan pereda nyeri lini pertama untuk sakit kepala saat Bunda sedang menyusui atau hamil. Jika tidak berhasil, maka dapat dikombinasikan dengan obat lain.
  2. Advil, Motrin (ibuprofen): Meskipun Bunda dapat mengonsumsi obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) lainnya seperti Aleve (naproxen) dan Indocin (indomethacin) saat menyusui, ibuprofen lebih disukai karena terdapat lebih banyak penelitian tentang keamanannya dan memiliki efek waktu paruh yang pendek.
  3. Beta-blocker: Sebagai pencegah migrain, beta-blocker Inderal LA (propranolol) dan Lopressor (metoprolol) saat ini dianggap sebagai pilihan resep terbaik karena sangat sedikit ditemukan dalam ASI.

Jika pengobatan lini pertama tidak berhasil atau Bunda tidak dapat menggunakannya karena alasan tertentu, biasanya pilihan berikut adalah:

  1. Triptan: Data tentang triptan, obat pereda nyeri migrain yang umum, terbatas pada perempuan menyusui, namun Relpax (eletriptan) dan Imitrex (sumatriptan) saat ini dianggap sebagai pilihan yang paling aman.
  2. Antidepresan trisiklik: Pilihan lain saat menyusui adalah amitriptyline atau Pamelor (nortriptyline), yaitu antidepresan trisiklik yang membantu mengatasi sakit kepala.

Obat yang harus dihindari

Obat-obatan yang harus dihindari saat menyusui meliputi:

  1. Aspirin: Jangan mengonsumsi aspirin atau produk yang mengandung aspirin saat menyusui karena obat tersebut dapat menimbulkan efek buruk pada Si Kecil. Ingatlah bahwa sering kali terdapat aspirin dalam obat sakit kepala yang dijual bebas seperti Excedrin dan Excedrin Migraine.
  2. Ergotamin: Hindari alkaloid ergotamine dan ergot, vasokonstriktor yang digunakan untuk mengobati migrain. Obat ini dapat menyebabkan muntah, diare, dan kejang pada Si Kecil, serta memengaruhi produksi ASI.
  3. Penghambat saluran kalsium: Tidak ada cukup data tentang penghambat saluran kalsium untuk mengetahui apakah obat tersebut aman untuk bayi yang menyusui atau tidak, jadi obat ini harus dihindari.

Ingat, jangan pernah mengonsumsi obat apa pun saat menyusui tanpa berkonsultasi terlebih dahulu dengan penyedia layanan kesehatan.

Tips mengatasi migrain tanpa obat

Tentunya, pengobatan terbaik untuk migrain saat menyusui adalah dengan tidak menggunakan obat sama sekali dan menghindari pemicu migrain. Tidur yang cukup, menghindari stres yang tidak perlu, mengelola masalah kesehatan mental, dan mengonsumsi makanan seimbang semuanya bermanfaat. Perawatan non-farmasi seperti pemanas, kompres es, istirahat, pijat, dan terapi perilaku kognitif (CBT) juga dapat membantu. Akupunktur dan biofeedback bisa menjadi alternatif lain.

Namun, migrain Bunda mungkin tidak dapat diobati secara efektif tanpa obat. Bicarakan dengan tim penyedia layanan kesehatan pada trimester ketiga tentang rencana Bunda untuk menangani migrain saat menyusui.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(pri/pri)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda