
menyusui
Obat Hipertensi untuk Ibu Menyusui, Perlukah Rekomendasi Dokter?
HaiBunda
Sabtu, 29 Jun 2024 08:10 WIB

Daftar Isi
Sebagian ibu yang memiliki risiko hipertensi perlu mengonsumsi obat secara rutin. Lantas, amankah obat hipertensi untuk ibu menyusui ya, Bunda?
Meredakan hipertensi tak bisa langsung dilakukan dalam waktu singkat. Perlu penanganan secara intensif agar tekanan darah perlahan menurun, termasuk mengonsumsi obat secara rutin.
Apakah obat hipertensi aman untuk ibu menyusui?
Berbagai hal memang bisa menyebabkan seseorang mengalami hipertensi. Para ibu menyusui misalnya, banyak juga yang merasakannya. Penyebabnya tidak jarang dikarenakan tekanan yang cukup tinggi dalam pengasuhan, gaya hidup yang terlalu sibuk, semakin banyak ibu melahirkan di usia yang lebih tua, dan lainnya seperti dikutip dari laman Breastfeedingandmedication.
Penggunaan obat hipertensi saat menyusui memang sebaiknya atas rekomendasi dokter ya, Bunda. Hal ini untuk meminimalisir terjadinya efek samping dari konsumsi obat tersebut terhadap bayi yang masih aktif menyusu selama Bunda dalam pengobatan.
Bagaimana jika harus minum obat hipertensi saat ibu sedang menyusui?
Kondisi hipertensi setiap orang berbeda-beda kasusnya ya, Bunda. Ketika mengalami gejala yang cukup parah, tentunya bantuan medis atau mengonsumsi obat hipertensi perlu ditempuh.
Secara umum, obat hipertensi aman dikonsumsi saat menyusui. Perkiraan jumlah obat yang masuk ke dalam ASI adalah 0,004 hingga 0,07 persen - terlalu rendah untuk mengganggu produksi ASI atau membahayakan bayi. Namun, beberapa ibu mengalami sensasi terbakar pada putingnya saat mengonsumsi labetalol seperti dikutip dari laman Utswmed.
5 Pilihan obat hipertensi yang aman untuk diminum ibu menyusui
Pemilihan obat hipertensi yang aman dikonsumsi ibu menyusui sangatlah penting untuk meminimalisir terjadinya hal-hal yang tak diinginkan pada bayi yang masih menyusu. Karenanya, konsultasikan diri pada dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut dan senantiasa memantau tekanan darah Bunda yang bisa dilakukan sendiri di rumah.
Bunda juga dapat membarenginya dengan konsumsi obat-obatan yang dapat mengurangi tekanan darah. Berikut ini di antaranya ya, Bunda:
1. Methyldopa
Methyldopa merupakan salah satu obat hipertensi yang disebut aman untuk ibu menyusui, ya Bunda. Meski begitu tetap perhatikan cara minum dan dosis sesuai rekomendasi dokter.
2. Beta blocker (kecuali atenolol)
Obat yang paling dianggap aman salah satunya beta blocker ya, Bunda. Tetapi, berhati-hatilah untuk tidak menggunakan atenolol. Penghambat saluran kalsium: Obat yang dianggap aman adalah nifedipine.
Untuk diltiazem dan verapamil, belum ada data keamanan yang dilaporkan untuk perempuan menyusui. Penghambat saluran kalsium lainnya mungkin aman digunakan.
3. Calcium channel blocker
CCB dapat membantu mengurangi jumlah kalsium yang masuk ke sel jantung dan dinding pembuluh darah. Hal ini penting karena kalsium diperlukan untuk mengontraksikan lapisan otot pembuluh darah di seluruh tubuh (misalnya, arteri yang memasok oksigen ke jantung). Kalsium masuk ke dalam sel-sel ini melalui pori-pori khusus di permukaan sel-sel yang disebut saluran ion.
Saluran ini diblokir oleh CCB sehingga mengurangi jumlah kalsium yang masuk ke sel jantung dan dinding pembuluh darah. Akibatnya, pembuluh darah menjadi rileks dan otot jantung menerima lebih banyak darah beroksigen, sehingga CCB mampu menurunkan tekanan darah dan mengobati angina. Beberapa CCB juga menghalangi masuknya kalsium ke dalam sel konduksi di jantung dan memiliki efek tambahan yaitu memperlambat detak jantung.
4. ACE inhibitor
Ace Inhibitor adalah obat untuk membantu mengendurkan vena dan arteri untuk menurunkan tekanan darah. Penghambat ACE mencegah enzim dalam tubuh membuat angiotensin, zat yang mempersempit pembuluh darah. Penyempitan ini dapat menyebabkan tekanan darah tinggi dan memaksa jantung bekerja lebih keras. Angiotensin juga melepaskan hormon yang meningkatkan tekanan darah. Contoh dari Ace Inhibitor ialah benazepril, kaptopril, enalapril, fosinopril, perindopril, dan lainnya.
5. Diuretik
Obat ini direkomendasikan sebagai salah satu obat pertama untuk mengobati tekanan darah tinggi. Jika diuretik tidak cukup untuk menurunkan tekanan darah, Bunda dapat menerima obat tambahan. Diuretik juga digunakan untuk mencegah, mengobati, atau memperbaiki gejala pada orang yang mengalami gagal jantung, seperti dikutip dari laman Mayo Clinic.
Bagaimana jika bayi ASI mengalami reaksi atau suatu gejala tertentu?
Secara umum, kebanyakan obat tekanan darah tinggi masuk ke dalam ASI dalam jumlah yang sangat kecil. Banyak obat yang digunakan untuk mengobati tekanan darah tinggi selama kehamilan dianggap aman dikonsumsi saat menyusui, namun tidak semuanya sama. Misalnya, beberapa beta-blocker ditemukan dalam ASI dalam jumlah yang lebih tinggi dan mungkin tidak ideal untuk dikonsumsi saat menyusui.
Meski terbilang aman mengonsumsi obat hipertensi bagi ibu menyusui, jika muncul reaksi atau gejala tertentu setelah minum obat tersebut, segera temui dokter untuk mendapatkan solusi lebih lanjut. Hal terpenting, Bunda tetap semangat untuk senantiasa menyusui bayi.
Cara mengatasi hipertensi untuk ibu menyusui selain dengan obat
Hipertensi yang muncul sebaiknya memang perlu segera mendapatkan penanganan dokter. Jika tidak diobati, tekanan darah tinggi atau hipertensi dapat merusak arteri dan secara signifikan meningkatkan risiko serangan jantung, stroke, gagal jantung, dan gagal ginjal. Namun Bunda bisa membalikkan risiko tersebut.
Melakukan penanganan secara alami sebagai bentuk pengobatan hipertensi memang penting dilakukan. Sedianya, ada banyak cara mengatasi hipertensi untuk ibu menyusui yang bisa dipraktikkan di rumah, seperti berikut ini:
1. Makan lebih sedikit garam
Jika Bunda belum pernah didiagnosis menderita hipertensi, terdapat perdebatan mengenai apakah asupan garam benar-benar memengaruhi tekanan darah Bunda atau tidak. Mengurangi asupan garam mungkin menjadi cara paling penting untuk menurunkan tekanan darah. Penelitian menunjukkan bahwa diet rendah sodium memiliki efek yang sama dengan satu setengah hingga dua obat tekanan darah, seperti dikutip dari laman Clevelandclinic.
2. Perbanyak konsumsi potasium
Kalium dapat membantu menurunkan tekanan darah karena membantu ginjal membuang kelebihan natrium. Dan seperti yang baru saja dipelajari, kadar natrium yang lebih rendah berarti menurunkan tingkat tekanan darah.
“Kalium adalah kebalikan dari natrium,” Dr. Laffin menjelaskan. “Terlalu banyak natrium meningkatkan tekanan darah, dan terlalu sedikit kalium meningkatkan tekanan darah,"kata Luke Laffin, MD.
3. Terapkan pola makan DASH
Diet Dash merupakan kepanjangan dari Dietary Approaches to Stop Hypertension (DASH) yang diciptakan khusus untuk menurunkan tekanan darah. aktanya, penelitian mengenai diet ini sangat positif sehingga kini dianggap sebagai salah satu tindakan non-farmasi yang paling penting untuk mengendalikan hipertensi.
4. Aktivitas fisik
Aktif secara fisik memang dapat meningkatkan tekanan darah. Olahraga, terutama aktivitas aerobik, sangat efektif dalam menurunkan tekanan darah. Ini memaksa pembuluh darah Bunda melebar dan berkontraksi, sehingga membuatnya tetap fleksibel. Ini juga meningkatkan aliran darah dan mendorong pembentukan pembuluh darah baru, dan manfaat lainnya.
Semoga membantu ya, Bunda.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT

Menyusui
7 Persiapan Puasa Ibu Menyusui, Boleh Persiapkan Suplemen Bun

Menyusui
3 Cara agar Si Kakak Tetap Anteng saat Bunda Menyusui Si Kecil

Menyusui
6 Manfaat Menyusui, Salah Satunya Cegah Depresi Usai Melahirkan Bun

Menyusui
Tips Agar Bunda Selalu Fit Selama Menyusui

Menyusui
Menyusui Lebih dari 12 Bulan Kurangi Risiko Hipertensi dan Diabetes


7 Foto
Menyusui
7 Potret Terbaru Aurel Hermansyah, Sukses Turunkan BB hingga 15 Kg saat Menyusui Anak Kedua
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda