
menyusui
9 Cara agar Anak Bayi Mau Minum ASI Pakai Dot
HaiBunda
Rabu, 17 Jul 2024 10:47 WIB

Daftar Isi
Tak semua bayi dengan mudah menerima tawaran dot saat meminum susu. Simak yuk, cara agar anak bayi mau minum ASI pakai dot, Bunda.
Jika bayi tidak selalu dapat menyusu langsung dari payudara, menggunakan dot menjadi salah satu cara untuk tetap mengASIhi bayi. Bunda dapat memerah ASI dan kemudian memberikannya menggunakan dot untuk diberikan pada bayi
Mengenal dot bayi
Ada begitu banyak merek dot bayi di pasaran dengan berbagai  varian yang berbeda. Jika Bunda ingin menggunakannya sebaiknya memilih sesuai kebutuhan bayi ya, Bunda.Â
Di pasaran, ada berbagai ukuran dot yang dijual secara bebas. Sebelum membelinya, pastikan Bunda memilih ukuran yang pas sesuai dengan usia Si Kecil ya, Bunda.
Biasanya, berbagai merek dot menyediakan variasi ukuran yang berbeda seperti dari size S, M, dan L. Ukuran dot S biasanya ditujukan untuk bayi usia 0-3 bulan, kemudian dot ukuran M untuk bayi berusia 3-7 bulan, serta ukuran dot L ditujukan untuk bayi usia 7 bulan ke atas.
Untuk lebih memastikan ukuran yang pas, ada baiknya Bunda berkonsultasi dengan penjual di toko agar memilih ukuran yang pas ya, Bunda.
Manfaat menggunakan dot bayi
Dot biasanya digunakan sebagai pengganti puting susu ibu yang terbuat dari karet atau plastik. Penggunaan dot banyak dimanfaatkan para ibu untuk memberikan susu pada bayi sebagai pengganti menyusui langsung yang tidak bisa dilakukan karena berbagai alasan.
Penggunaan dot pada awal-awal kehidupan sering dikaitkan dengan keinginan yang tinggi dari bayi untuk selalu menghisap sesuatu. Penggunaan dot dianggap bermanfaat, karena akan menenangkan bayi serta memberikan rasa nyaman pada keadaan-keadaan tertentu seperti keinginan untuk mulai tidur, rasa nyeri pada waktu gigi tumbuh, dipisahkan dari ibunya, menurunkan frekuensi menghisap jari, serta menurunnya kejadian SIDS (sudden infant death syndrome) seperti dikutip dari laman IDAI.
Risiko menggunakan dot bayi
Selain manfaatnya, risiko menggunakan dot bayi ternyata juga mengintai ya, Bunda. Berikut ini beberapa risiko yang perlu Bunda ketahui:
1. Risiko infeksi telinga
Penelitian telah menghubungkan penggunaan dot dengan risiko infeksi telinga yang lebih tinggi. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang tidak menggunakan dot memiliki 33 persen lebih sedikit infeksi telinga tengah. Lebih dari dua kali infeksi telinga dalam satu tahun sebelum usia 2 tahun dapat berdampak signifikan pada perkembangan bicara yang memadai dan persepsi informasi pendengaran.
Mengisap dot secara terus-menerus menyebabkan saluran pendengaran terbuka secara tidak normal, sehingga cairan dari tenggorokan dapat meresap ke dalam telinga tengah. Penularan bakteri dalam sekret ini dapat menyebabkan infeksi telinga tengah.
2. Dot dapat mengganggu perkembangan gerakan ujung lidahÂ
Penggunaan yang berlebihan dapat berdampak negatif terhadap keterampilan berbicara anak-anak jika digunakan dalam jangka waktu lama. Jika mulut anak selalu diisi dengan dot, maka akan terjadi keterlambatan dalam verbalisasi yang tepat (mengoceh dan menirukan suara) dan perkembangan bahasa ekspresif.
3. Risiko gigi depan menonjol
Jika dot digunakan setelah usia 2 tahun, terdapat peningkatan risiko gigi depan menonjol dan gigitan tidak tepat, yang juga memengaruhi produksi bicara. Penggunaan jangka panjang dapat mempengaruhi keselarasan gigi dan perubahan bentuk langit-langit mulut seperti dikutip dari laman Babystepshealth.
Kriteria dalam memilih dot bayi
Memilih dot bayi sering kali bukan perkara mudah. Untuk memutuskan mendapatkan dot bayi yang tepat, Bunda perlu melihat kebutuhan Si Kecil terlebih dahulu sebelum akhirnya memutuskan dot terbaik untuk mereka. Berikut ini beberapa kriteria dalam memilih dot bayi yang bisa dijadikan panduan ya, Bunda:
1. Bentuk dot
Di pasaran, tersedia berbagai bentuk dot yang bisa Bunda pilih. Diskusikan dengan konselor laktasi agar Bunda bisa menyesuaikan dot terbaik untuk bayi. Biasanya, dot ortodontik banyak direkomendasikan karena kecil kemungkinannya menimbulkan masalah pada gigi di kemudian hari.
2. Lateks atau silikon
Material dari dot juga perlu menjadi pertimbangan sebelum membeli. Dot silikon merupakan buatan manusia yang lembut namun kuat serta mudah dibersihkan dan tidak menimbulkan bau atau rasa. Sementara dot lateks merupakan bahan alami yang terbuat dari karet. Lateks sifatnya lebih fleksibel dibandingkan silikon dan terasa lebih lembut di mulut bayi seperti dikutip dari laman Hellocharlie.
3. Ukuran
Pilihlah dot bayi yang sesuai dengan usia bayi Bunda. Biasanya hal ini mudah dilakukan karena tinggal menyesuaikan dengan usia Si Kecil dan Bunda dapat memilih ukuran dot yang pas dengan tahapan usia mereka.
4. Bentuk dot
Berbagai bentuk dot di pasaran juga bisa membingungkan untuk Bunda. Perihal bentuk, sebenarnya hal ini menjadi preferensi masing-masing ibu untuk memilihnya. Ada baiknya, pilihlah bentuk dot yang kecil kemungkinannya membuat bayi tersedak dan bentuknya mengikuti payudara ibu.
Penyebab bayi menolak minum susu pakai dot
Tak jarang, bayi yang disodorkan dot enggan meminum susunya. Berbagai penyebab bayi menolak minum susu pakai dot memang bisa disebabkan ragam alasan ya, Bunda. Mungkin, bisa jadi ini diantaranya:
1. Bayi tidak cukup lapar
2. Bayi sedang tumbuh gigi
3. Bayi baru saja beralih dari payudara ke botol sehingga bayi menolak perubahan tersebut
4. Bayi sedang sakit
5. Bayi merasa tidak nyaman
Cara mengatasi bayi yang tidak mau minum susu pakai dot
Penolakan yang dilakukan bayi dengan tidak mau minum susu pakai dot tentu membuat ibu khawatir. Apalagi, bagi busui yang harus beraktivitas dan cara mengASIhi bayinya dilakukan dengan bantuan dot. Jika ini Bunda alami, sebaiknya tetap bersikap tenang dan sabar ya, Bunda. Kemudian, lakukan beberapa cara berikut ini untuk mengatasi bayi yang tidak mau minum susu pakai dot:
1. Melanjutkan rutinitas pemberian makan, termasuk memberikan dot pada waktu yang normal. Sekalipun bayi menolak, terus berikan dot padanya.
2. Mintalah bantuan dari anggota keluarga untuk mengambil alih pemberian susu pakai dot seperti dikutip dari laman Parents.
3. Mintalah pasangan atau kerabat untuk menawarkan botol susu kepada bayi terlebih dahulu dan membiarkan beberapa tetes susu jatuh ke mulutnya sehingga bayi mengenali ASI.
4. Usap bibirnya dengan puting hingga mulutnya terbuka lebar seperti hendak menyusu.
5. Jika bayi menutup mulutnya dengan rapat, jangan memaksanya.
6. Jangan tunjukkan rasa frustrasi di depan bayi meskipun penolakan tersebut membuat Bunda stres.
7. Tetaplah bersikap tenang dan tarik napas dalam-dalam secara teratur meskipun bayi menolak meminum susu pakai dot. Ketika Bunda merasa tegang, bayi mungkin juga mulai merasa kesal.
8. Buatlah bayi dalam posisi yang nyaman.
9. Pastikan susu disajikan dengan suhu yang tepat.
Semoga informasinya membantu ya, Bunda.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
ARTIKEL TERKAIT

Menyusui
Bolehkah Bayi Minum ASI dari Botol Dot? Waspadai Dampaknya

Menyusui
Wajarkah Bayi ASI Sering Terbangun di Malam Hari untuk Menyusu?

Menyusui
Bayi ASI Tiba-tiba Menolak Disusui, Ketahui yuk Penyebab dan Cara Mengatasinya

Menyusui
Kenali 6 Penyebab Bayi Tidak Mau Menyusu

Menyusui
Bayi ASI Mengalami Sembelit? Kenali Penyebab dan 5 Gejalanya


5 Foto
Menyusui
5 Potret Nola Be3 Galau Menyapih Nakeya meski Telah Menyusui Lebih dari 2 Th
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda