Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

menyusui

Mengenal Saluran Laktiferus, Anatomi Payudara yang Berfungsi Menyimpan ASI

Dwi Indah Nurcahyani   |   HaiBunda

Jumat, 26 Jul 2024 09:10 WIB

Ilustrasi menyusui
Mengenal Saluran Laktiferus, Anatomi Payudara yang Berfungsi Menyimpan ASI/Foto: Getty Images/Graphicscoco
Daftar Isi
Jakarta -

Banyak orang hanya mengenal payudara sebagai penghasil ASI, tetapi banyak yang tak mengenal anatominya secara mendalam. Yuk, kenali saluran laktiferus, bagian payudara yang berfungsi menyimpan ASI, Bunda.

Mengetahui dengan baik pemahaman tentang anatomi suatu organ sangatlah penting untuk memungkinkan penilaian kelainan apa pun pada organ tersebut. Termasuk diantaranya bagaimana ibu menyusui mengenali organ yang menghasilkan ASI. Salah satunya saluran laktiferus, anatomi payudara yang berfungsi menyimpan ASI.

Apa itu saluran laktiferus?

Banyak ibu menyadari bahwa ASI memberikan nutrisi dan perlindungan terbaik bagi bayi. Namun, sebagian besar perempuan mengalami kesulitan menyusui, beberapa di antaranya berujung pada penyapihan bayi.

Baru-baru ini, sejumlah kecil penelitian berfokus pada anatomi payudara secara keseluruhan, dan menemukan bahwa sistem duktus terdiri dari saluran utama yang jumlahnya lebih sedikit dibandingkan perkiraan sebelumnya. 

Selain itu, salurannya bersifat kompresibel dan tidak mengandung susu dalam jumlah besar, jumlah jaringan lemak di payudara bervariasi, dan sebagian terletak di dalam jaringan kelenjar. Temuan ini menambah pemahaman kita tentang fisiologi dan patologi payudara menyusui seperti dikutip dari laman Onlinelibrary.

Seperti diketahui, saluran laktiferus menghubungkan lobus kelenjar susu ke puting susu untuk mengeluarkan ASI ke bayi. Susu disintesis dan disekresikan oleh alveoli di lobulus kelenjar susu dan disekresikan ke dalam tubulus susu sekunder.

Tubulus susu sekunder di setiap lobus bersatu membentuk saluran susu primer, saluran laktiferus. Ujung terminal setiap saluran laktiferus memiliki perluasan yang disebut sinus laktiferus, tempat penyimpanan susu. Sinus kembali menyempit di dasar puting dan membuka ke permukaan puting melalui lubang kecil. Secara manfaat, keberadaan saluran laktiferus bertanggung jawab untuk mengangkut susu yang diproduksi di lobulus kelenjar susu ke puting susu. 

Memahami anatomi payudara

Menyusui merupakan proses yang cukup kompleks. Dengan mengetahui anatomi payudara dan bagaimana payudara menghasilkan ASI akan sangat membantu para ibu mengerti proses kerja menyusui yang pada akhirnya dapat menyusui secara eksklusif.

Anatomi payudara sendiri sedianya terdiri dari beberapa bagian berikut ini ya, Bunda:

1. Areola

Aerola adalah daerah berwarna gelap yang mengelilingi puting susu. Pada areola terdapat kelenjar-kelenjar kecil yang disebut kelenjar Montgomery, menghasilkan cairan berminyak untuk menjaga kesehatan kulit di sekitar areola.

2. Alveoli

Alveoli adalah kantong penghasil ASI yang berjumlah jutaan. Hormon prolaktin memengaruhi sel alveoli untuk menghasilkan ASI.

3. Duktus laktiferus

Duktus laktiferus merupakan saluran kecil yang yang berfungsi menyalurkan ASI dari alveoli ke sinus laktiferus (dari pabrik ASI ke gudang ASI)

4. Sinus laktiferus/ampula

Sinus laktiferus merupakan saluran ASI yang melebar dan membentuk kantung di sekitar areola yang berfungsi untuk menyimpan ASI.  

5. Jaringan lemak dan penyangga

Jaringan lemak di sekeliling alveoli dan duktus laktiferus yang menentukan besar kecilnya ukuran payudara. Payudara kecil atau besar mempunyai alveoli dan sinus laktiferus yang sama, sehingga dapat menghasilkan ASI sama banyak. Di sekeliling alveoli juga terdapat otot polos, yang akan berkontraksi dan memeras keluar ASI. Keberadaan hormon oksitosin menyebabkan otot tersebut berkontraksi.

6. Air susu ibu dan hormon prolaktin

Setiap kali bayi menghisap payudara akan merangsang ujung saraf sensoris disekitar payudara sehingga merangsang kelenjar hipofisis bagian depan untuk menghasilkan prolaktin. Prolaktin akan masuk ke peredaran darah kemudian ke payudara menyebabkan sel sekretori di alveolus (pabrik ASI) menghasilkan ASI.

Prolaktin akan berada di peredaran darah selama 30 menit setelah dihisap, sehingga prolaktin dapat merangsang payudara menghasilkan ASI untuk minum berikutnya. Sedangkan untuk minum yg sekarang, bayi mengambil ASI yang sudah ada.

Makin banyak ASI yang dikeluarkan dari gudang ASI (sinus laktiferus), makin banyak produksi ASI. Dengan kata lain, makin sering bayi menyusui makin banyak ASI diproduksi. Sebaliknya, makin jarang bayi mengisap, makin sedikit payudara menghasilkan ASI. Jika bayi berhenti menghisap, payudara akan berhenti menghasilkan ASI.

Prolaktin umumnya dihasilkan pada malam hari, sehingga menyusui pada malam hari dapat membantu mempertahankan produksi ASI. Hormon prolaktin juga akan menekan ovulasi (fungsi indung telur untuk menghasilkan sel telur), sehingga menyusui secara eksklusif akan memperlambat kembalinya fungsi kesuburan dan haid. Oleh karena itu, menyusui pada malam hari penting untuk tujuan menunda kehamilan.

Ilustrasi MenyusuiIlustrasi Menyusui/ Foto: Getty Images/iStockphoto

ASI dan refleks oksitosin (love reflex, let down reflex)

Hormon oksitosin diproduksi oleh bagian belakang kelenjar hipofisis. Hormon tersebut dihasilkan bila ujung saraf di sekitar payudara dirangsang oleh isapan. Oksitosin akan dialirkan melalui darah menuju ke payudara yang akan merangsang kontraksi otot di sekeliling alveoli (pabrik ASI) dan memeras ASI keluar dari pabrik ke gudang ASI. Hanya ASI di dalam gudang ASI yang dapat dikeluarkan oleh bayi dan atau ibunya.

Oksitosin dibentuk lebih cepat jika dibandingkan dengan prolaktin. Keadaan ini menyebabkan ASI di payudara akan mengalir untuk dihisap. Oksitosin sudah mulai bekerja saat ibu berkeinginan menyusui (sebelum bayi mengisap).

Jika refleks oksitosin tidak bekerja dengan baik, maka bayi mengalami kesulitan untuk mendapatkan ASI. Payudara seolah-olah telah berhenti memproduksi ASI, padahal payudara tetap menghasilkan ASI namun tidak mengalir keluar.

Efek penting oksitosin lainnya adalah menyebabkan uterus berkontraksi setelah melahirkan. Hal ini membantu mengurangi perdarahan, walaupun kadang mengakibatkan nyeri. 

Keadaan yang dapat meningkatkan hormon oksitosin

Beberapa keadaan yang dianggap dapat memengaruhi (meningkatkan) produksi hormon oksitosin di antaranya sebagai berikut ya, Bunda:

1. Perasaan dan curahan kasih sayang terhadap bayinya.
2. Celotehan atau tangisan bayi.
3. Dukungan ayah dalam pengasuhan bayi, seperti menggendong bayi ke ibu saat akan disusui atau disendawakan, mengganti popok dan memandikan bayi, bermain, mendendangkan bayi dan membantu pekerjaan rumah tangga.
4. Pijat bayi.
5. Beberapa keadaan yang dapat mengurangi produksi hormon oksitosin seperti rasa cemas, sedih, marah, kesal, atau bingung. Rasa cemas terhadap perubahan bentuk pada payudara dan bentuk tubuhnya, meninggalkan bayi karena harus bekerja dan ASI tidak mencukupi kebutuhan bayi serta rasa sakit terutama saat menyusui.

Kunci keberhasilan menyusui

Untuk memaksimalkan manfaat menyusui, bayi sebaiknya disusui selama 6 bulan pertama. Beberapa langkah yang dapat menuntun ibu agar sukses menyusui secara eksklusif selama 6 bulan pertama, antara lain:

1. Biarkan bayi menyusu sesegera mungkin setelah bayi lahir terutama dalam 1 jam pertama (inisiasi dini), karena bayi baru lahir sangat aktif dan tanggap dalam satu jam pertama dan setelah itu akan mengantuk dan tertidur. Bayi mempunyai refleks menghisap (sucking reflex) sangat kuat pada saat itu. 

Jika ibu melahirkan dengan operasi kaisar juga dapat melakukan hal ini (bila kondisi ibu sadar, atau bila ibu telah bebas dari efek anestesi umum). Proses menyusui dimulai segera setelah lahir dengan membiarkan bayi diletakkan di dada ibu sehingga terjadi kontak kulit kulit.

Bayi akan mulai merangkak untuk mencari puting ibu dan mengisapnya. Kontak kulit dengan kulit ini akan merangsang aliran ASI, membantu ikatan batin (bonding) ibu dan bayi serta perkembangan bayi.

2. Yakinkan bahwa hanya ASI makanan pertama dan satu-satunya bagi bayi anda. Tidak ada makanan atau cairan lain (seperti gula, air, susu formula) yang diberikan, karena  akan menghambat keberhasilan proses menyusui. Makanan atau cairan lain akan mengganggu produksi dan suplai ASI, menciptakan bingung puting, serta meningkatkan risiko infeksi.

3. Susui bayi sesuai kebutuhannya sampai puas. Bila bayi puas, ia akan melepaskan puting dengan sendirinya. 

Memoles keterampilan menyusui

Agar proses menyusui dapat berjalan lancar, seorang ibu harus mempunyai keterampilan menyusui agar ASI dapat mengalir dari payudara ibu ke bayi secara efektif. Keterampilan menyusui yang baik meliputi posisi menyusui dan pelekatan bayi pada payudara yang tepat seperti dikutip dari laman IDAI.

Posisi menyusui harus senyaman mungkin, dapat dengan posisi berbaring atau duduk. Posisi yang kurang tepat akan menghasilkan pelekatan yang tidak baik. Posisi dasar menyusui terdiri dari posisi badan ibu, posisi badan bayi, serta posisi mulut bayi dan payudara ibu (pelekatan/ attachment). Posisi badan ibu saat menyusui dapat posisi duduk, posisi tidur terlentang, atau posisi tidur miring.

Saat menyusui, bayi harus disanggah sehingga kepala lurus menghadap payudara dengan hidung menghadap ke puting dan badan bayi menempel dengan badan ibu (sanggahan bukan hanya pada bahu dan leher). Sentuh bibir bawah bayi dengan puting, tunggu sampai mulut bayi terbuka lebar dan secepatnya dekatkan bayi ke payudara dengan cara menekan punggung dan bahu bayi (bukan kepala bayi). 

Arahkan puting susu ke atas, lalu masukkan ke mulut bayi dengan cara menyusuri langit-langitnya. Masukkan payudara ibu sebanyak mungkin ke mulut bayi sehingga hanya sedikit bagian areola bawah yang terlihat dibanding aerola bagian atas. Bibir bayi akan memutar keluar, dagu bayi menempel pada payudara dan puting susu terlipat di bawah bibir atas bayi.

Semoga informasinya membantu ya, Bunda.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(pri/pri)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda