Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

menyusui

Berapa Jumlah Ideal ASI dari Sekali Perah atau Pompa?

Dwi Indah Nurcahyani   |   HaiBunda

Kamis, 08 Aug 2024 16:25 WIB

mother using breast pump machine to pumping milk with infant baby on a sofa in the living room at night
Berapa Jumlah Ideal ASI dari Sekali Perah atau Pompa?/Foto: iStock/geargodz
Jakarta -

Memompa ASI dengan semangat terkadang enggak melulu sepadan dengan hasil ASI perah yang didapat. Hmm, lantas berapa sebenarnya jumlah ideal ASI dari sekali perah atau pompa ya, Bunda?

Sebagai pejuang ASI, ketahanan dan kedisiplinan diri dalam memompa ASI penting dimiliki. Sebab, hal tersebut menjadi modal utama untuk mendapatkan hasil maksimal ASI perah yang Bunda dapatkan. Seperti diketahui, setiap ibu memiliki keunikan masing-masing dan tentunya tidak sama satu sama lain ya, Bunda.

Termasuk saat menghasilkan ASI perah tentunya hasil dari masing-masing ibu akan berbeda. Sehingga, jangan menjadikan standar hasil ASI perah ibu tetangga sebagai takaran keberhasilan memompa ASI. Karena hal tersebut justru membuat Bunda jadi minder jika hasil yang didapatkan tak sebanyak mereka.

Jumlah hasil pumping berdasarkan usia bayi

Ingatlah bahwa setiap orang berbeda ya, unda. Pada akhirnya, jika bayi bertumbuh dengan baik dan tidak memiliki masalah, maka kemungkinan besar Bunda memproduksi cukup ASI. 

Penting diketahui para busui bahwa seiring pertumbuhan bayi, mereka membutuhkan jumlah ASI yang berbeda ya, Bunda. Kebutuhan ASI bayi nantinya juga berubah saat Bunda mulai memperkenalkan makanan padat. 

Setiap bayi ternyata juga unik lho, Bunda. Dan, kebutuhan mereka akan ASI tentunya terlihat berbeda selama periode pemberian ASI. Bayi yang disusui atau diberi ASI juga cenderung makan lebih sering daripada bayi yang diberi susu formula.

Ukuran perut bayi dan tanda-tanda lapar adalah panduan terbaik Bunda untuk mengetahui kapan saatnya memberinya makan. Bunda juga dapat mencari tanda-tanda lain, seperti popok basah dan kotor, untuk melihat apakah bayi Bunda mendapatkan cukup ASI.

Bayi dan balita menunjukkan tanda-tanda yang berbeda untuk memberi tahu pengasuh bahwa mereka lapar atau kenyang. The Centers for Disease Control and Prevention (CDC) membagi tanda-tanda ini berdasarkan usia:

1. Usia 0-5 bulan menoleh ke arah botol atau payudara, menutup mulut, mengerutkan atau mendecakkan bibir; mengepalkan tangan; menangis (lapar tahap akhir) memalingkan kepala dari botol atau payudara; menutup mulut; mengendurkan (melepaskan) tangan

2. Usia 6-23 bulan mereka menjadi gembira saat melihat makanan, mengulurkan tangan ke arah botol atau sumber makanan lain, atau menggunakan gerakan tangan lainnya, membuka mulut menutup mulut; mendorong botol atau makanan menjauh, atau menggunakan gerakan tangan lainnya untuk menunjukkan ketidaktertarikan, mengalihkan pandangan dari payudara, botol, atau makanan

Secara keseluruhan, tujuannya adalah memompa cukup ASI untuk memenuhi asupan harian rata-rata bayi. Seiring pertumbuhan bayi, volume perutnya juga akan ikut bertambah.

Meskipun rata-rata bayi cukup bulan dapat mengonsumsi antara 450 dan 1.200 mililiter (mL) susu  atau 15 hingga 40 ons (oz.) per hari, penting juga untuk mempertimbangkan volume lambung rata-rata bayi, yang secara bertahap meningkat selama 4 minggu pertama kehidupannya. Berikut ini gambarannya ya, Bunda:

1. Hari ke-1 5–7 mL (0,17–0,24 ons)
2. Hari ke-3 22–27 mL (0,74–0,91 ons)
3. Hari ke-7 45–60 mL (1,5–2 ons)
4. Hari ke-30 80–150 mL (2,7–5 ons)

Daripada hanya berfokus pada usia bayi untuk menentukan kebutuhan susunya, penting untuk menggunakan kombinasi usia, berat badan, dan tanda-tanda lapar sebagai panduan. Selain itu, meskipun bayi baru lahir mungkin menyusu 8 hingga 12 kali sehari, frekuensinya berkurang menjadi sekitar 7 hingga 9 kali sehari saat bayi berusia 1 hingga 2 bulan.

Dengan mempertimbangkan semua itu, jumlah sesi pemompaan yang diperlukan untuk memenuhi target produksi ASI dapat sangat bervariasi, begitu pula jumlah ASI yang dihasilkan di setiap sesi seperti dikutip dari laman Healthline.

Infografis menyusui: tips lancar asi saat sudah kembali WFO.Tips lancar asi saat sudah kembali WFO./ Foto: HaiBunda/Mia Kurnia Sari

Hal-hal yang perlu diketahui sebelum memompa ASI

Setelah Bunda bersiap untuk mulai memompa ASI, ada beberapa hal yang perlu Bunda ketahui. Jika Bunda memiliki bayi yang cukup bulan, sehat, dan menyusui, Bunda dapat menunggu beberapa minggu untuk mulai memompa dan menyimpan ASI seperti dikutip dari laman Ameda.

Jika bayi lahir prematur atau sakit dan belum dapat menyusu, atau jika Bunda memilih untuk memompa ASI secara eksklusif, pompalah ASI sesegera mungkin setelah lahir, sebaiknya dalam waktu satu hingga enam jam setelah melahirkan.

Bagi Bunda yang menyusui, berikut ini beberapa tips yang bisa dilakukan:

1. Pompa ASI di pagi hari. Banyak ibu yang mendapatkan ASI paling banyak di pagi hari.
2. Pompa ASI di sela-sela waktu menyusui, baik 30-60 menit setelah menyusui atau setidaknya satu jam sebelum menyusui. Dengan demikian, bayi akan memiliki cukup ASI saat menyusui berikutnya.
3. Jika bayi ingin menyusu setelah memompa ASI, biarkan saja. Beberapa bayi lebih sabar dan akan menyusu lebih lama untuk mendapatkan ASI yang mereka butuhkan.
4. Rencanakan untuk memompa ASI 8-10 kali dalam jangka waktu 24 jam. Produksi ASI penuh biasanya 25-35 ons (750-1.035 mL) per 24 jam. Setelah produksi ASI penuh, pertahankan jadwal yang terus memproduksi sekitar 25-35 ons ASI dalam jangka waktu 24 jam.
5. Setiap ibu dan bayi berbeda, rencanakan sesi pemompaan berdasarkan apa yang paling cocok untuk Bunda berdua. Ingat, pompa ASI elektrik yang berkualitas sangat penting untuk keberhasilan pemompaan ASI.

Semoga informasinya membantu ya, Bunda.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

 

(pri/pri)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda