MENYUSUI
Bayi Muntah setelah Menyusu, Kenali Penyebab dan Cara Mengatasinya
Dwi Indah Nurcahyani | HaiBunda
Jumat, 09 Aug 2024 12:35 WIBEntah karena kekenyangan ataupun faktor lainnya, bayi muntah setelah menyusu sering ditemui. Nah, sebenarnya apa yang menjadi penyebabnya dan bagaimana cara mengatasinya?
Ragam permasalahan sebagai ibu baru rasanya cukup banyak ya, Bunda. Tidak saja mencakup pasokan ASI dan bagaimana trik menyusui bayi tetapi juga tantangan saat bayi muntah setelah menyusu yang menjadi pekerjaan rumah para busui.
Perbedaan antara gumoh dan muntah
Sekilas, muntah dan gumoh memang hampir sama ya, Bunda. Tetapi, kedua kondisi tersebut merupakan hal yang berbeda. Gumoh biasanya terjadi saat isi perut bayi keluar dengan mudahnya, tidak dengan dipaksa, dan melalui mulutnya.
Sering kali, gumoh juga disertai dengan sendawa. Gumoh sendiri tidak sama halnya dengan muntah, yang terjadi saat bayi memuntahkan isi perutnya dengan paksa dan terjadi kontraksi otot.
Sebagian besar bayi merasakan gumoh saat mereka selesai menyusu. Meski tampak membuat bayi tersiksa, tetapi gumoh membuat mereka merasa puas, nyaman, dan bertumbuh dengan baik. Selain itu, gumoh juga hal yang umum terjadi pada bayi dan berkurang seiring bertambahnya usia bayi.
Banyak bayi baru lahir dan balita cenderung memuntahkan sebagian ASI atau susu formula mereka selama atau segera setelah menyusu. Beberapa bayi baru lahir hanya sesekali memuntahkan, dan yang lainnya memuntahkan setiap kali menyusu.
Gumoh keluar dengan mudah dari mulut bayi, terkadang disertai sendawa. Jumlah gumoh dapat bervariasi dari satu waktu menyusu ke waktu lainnya. Gumoh, yang juga disebut gastroesophageal reflux, terjadi ketika cincin otot di ujung atas lambung tidak menutup dengan benar. Cincin ini lebih longgar pada bayi dibandingkan pada anak yang lebih besar.
Sementara muntah, bisa menjadi tanda infeksi atau reaksi terhadap sesuatu yang dimakan bayi atau masalah gastrointestinal lainnya. Segera bawa ke dokter jika muntah bayi tampak berlebihan atau jika terdapat empedu hijau atau darah dalam muntahan atau jika muntah diserta demam dan diare, seperti dikutip dari laman Aboutkidshealth.
Penyebab bayi muntah setelah menyusu
Ada beberapa alasan mengapa bayi mungkin muntah setelah menyusu dan sering kali ini sangatlah normal. Biasanya, bayi muntah setelah menyusu dikarenakan sistem pencernaan mereka yang masih baru dan masih belajar apa yang harus dilakukan dengan ASI yang masuk ke perut mereka.
Berikut ini beberapa penyebab bayi muntah setelah menyusu yang kerap dialami sebagian bayi ya, Bunda:
1. Menyusui berlebihan
Bayi lebih mudah untuk menyusu berlebihan saat minum dari botol daripada saat menyusui. Mereka juga dapat menelan susu lebih cepat dari botol dan dot karet. Sementara, bayi memiliki perut yang kecil.
Bayi berusia 4 hingga 5 minggu hanya dapat menampung sekitar 3 hingga 4 ons di perutnya dalam satu waktu. Inilah sebabnya mereka membutuhkan banyak makanan dalam porsi kecil.
Minum terlalu banyak susu formula (atau ASI) dalam satu kali pemberian dapat membuat perut bayi terlalu penuh, dan hanya dapat keluar dengan satu cara yakni muntah.
2. Tidak bersendawa dengan benar
Beberapa bayi perlu disendawakan setelah setiap kali menyusu karena mereka menelan banyak udara saat menelan susu. Memberi susu botol kepada bayi dengan ASI atau susu formula dapat menyebabkan lebih banyak udara yang ditelan, karena mereka dapat menelan lebih cepat.
Terlalu banyak udara di perut dapat membuat bayi tidak nyaman atau kembung dan memicu muntah. Menyendawakan bayi tepat setelah memberinya ASI dapat membantu mencegah hal ini.
Untuk membantu mencegah bayi menelan terlalu banyak udara dan muntah setelah menyusu, periksa selalu botol bayi usai mereka menghabiskan ASI-nya. Pastikan Bunda menggunakan botol yang lebih kecil yang cukup besar untuk menampung beberapa ons susu. Selain itu, pastikan lubang dot tidak terlalu besar, dan jangan biarkan bayi terus menelan susu saat botol kosong.
3. Refluks pada bayi atau balita
Bayi dapat mengalami refluks asam, gangguan pencernaan, atau terkadang penyakit refluks gastroesofageal (GERD) seperti orang dewasa! Hal ini terjadi karena lambung dan saluran makanan mereka masih terbiasa menahan susu.
Refluks pada bayi terjadi ketika susu mengalir kembali ke tenggorokan dan mulut bayi. Hal ini biasanya hanya menyebabkan gumoh tanpa rasa sakit, tetapi dapat mengiritasi tenggorokan bayi dan memicu tersedak dan muntah.
Terkadang, pemberian makanan dalam jumlah sedikit dapat membantu mencegah refluks pada bayi. Jika tidak, jangan khawatir ya, Bunda. Kebanyakan anak kecil akan sembuh dari refluks pada saat mereka berusia 1 tahun seperti dikutip dari laman Healthline.
4. Sembelit
Meskipun sembelit sederhana merupakan penyebab muntah yang jarang terjadi pada bayi yang sehat, terkadang muntah pada bayi terjadi karena sesuatu yang tidak terjadi di saluran pencernaan termasuk diantaranya sembelit.
Sedianya, bayi perlu buang air besar setidaknya sekali sehari. Namun, jika jumlahnya kurang dari pola buang air besar bayi, hal itu mungkin menunjukkan bahwa mereka mengalami sembelit.
Cara mengatasi bayi muntah setelah minum ASI
Kebanyakan bayi pulih dengan cepat setelah muntah dan tidak memerlukan perawatan khusus. Mereka mungkin langsung merasa lapar lagi atau butuh waktu lama untuk ingin menyusu lagi. Namun, jika mereka banyak muntah dan memiliki gejala lain, dokter perlu memeriksanya.
Umumnya, bayi tidak diberi obat untuk muntah kecuali mereka tidak dapat menelan susu atau cairan apa pun. Dehidrasi umumnya ditangani dengan memberikan cairan infus.
Terkadang mengubah posisi dan frekuensi menyusui dapat mengurangi kemungkinan muntah. Tetap penting untuk selalu mengikuti panduan tidur yang aman saat menidurkan bayi, bahkan jika mereka muntah. Tidur telentang melindungi dari tersedak seperti dikutip dari laman Pregnancy Birth Baby.
Tips mencegah muntah pada bayi
Agar muntah pada bayi dapat diminimalisasi, Bunda perlu melakukan beberapa cara preventif. Berikut ini di antaranya ya, Bunda:
1. Tetaplah tegakkan bayi selama 30 menit setelah menyusu.
2. Jika Bunda memberikan susu botol dan mengalami masalah muntah, cobalah menggunakan dot yang lebih kecil. Dot yang lebih besar memiliki aliran yang cepat yang dapat merangsang refleks muntah bayi Bunda.
Beberapa bayi mengeluarkan lebih banyak susu daripada yang lain setelah menyusu. Hal ini dapat membuat Bunda kesal dan khawatir ada yang tidak beres. Selama berat badan bayi bertambah, mungkin tidak perlu khawatir seperti dikutip dari laman Hse.
Kapan bayi muntah setelah menyusu harus diwaspadai?
Muntah pada bayi sebenarnya normal terjadi ya, Bunda. Hanya saja, pada beberapa kondisi memang perlu diwaspadai, seperti dalam kondisi berikut:
1. Bayi menunjukkan tanda-tanda penyakit lainnya.
2. Bayi tampak lesu, mengantuk, dan tidak berminat menyusu.
3. Bayi kehilangan berat badan dan tidak tumbuh kembang dengan baik.
4. Ada darah atau empedu dalam muntahannya.
5. Muntahnya tidak berhenti atau bertambah parah.
Semoga informasinya membantu ya, Bunda.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!