Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

menyusui

Cara agar Bayi Tidak Gumoh setelah Minum ASI, Bunda Menyusui Perlu Tahu

Dwi Indah Nurcahyani   |   HaiBunda

Kamis, 28 Mar 2024 12:37 WIB

Bayi Gumoh
Cara agar Bayi Tidak Gumoh setelah Minum ASI, Bunda Menyusui Perlu Tahu/Foto: Getty Images/Mykola Sosiukin
Daftar Isi
Jakarta -

Bayi gumoh memang normal terjadi ya, Bunda. Tetapi, hal ini tetap saja membuat panik ibu menyusui. Yuk, cari tahu bagaimana cara agar bayi tidak gumoh setelah minum ASI agar Bunda tak lagi panik.

Bagi Bunda baru, mendapati bayinya gumoh tentu membuat kekhawatiran tersendiri. Apalagi, ASI yang baru saja masuk keluar begitu saja sehingga banyak yang khawatir apakah mereka mendapatkan cukup nutrisi atau tidak setelah gumoh.

Ya, gumoh memang biasa terjadi pada bayi kok, Bunda. Sehingga, Bunda tidak perlu stres berlebihan saat bayi Bunda juga mengalaminya. Dikatakan William Byrne, M.D, Kepala Gastroenterologi Anak di Doernbecher Children's Hospital di Portland, Oregon, bahwa 70 persen bayi di bawah usia 3 bulan akan gumoh tiga kali sehari, dan bahkan normal jika mereka gumoh sebanyak 10 atau 12 kali, seperti dikutip dari laman Parents.

Bayi gumoh setelah minum ASI

Bayi memang bisa terus mengalami gumoh setiap kali usai menyusu. Yang perlu Bunda perhatikan ialah jika bayi terus gumoh dalam waktu dua jam setelah menyusu namun mereka tetap tampak ceria, kemungkinan besar mereka mengalami gastroesophageal reflux (GER). 

Pada usia 2 bulan, sebanyak 70 persen hingga 85 persen bayi mengalami regurgitasi setiap hari, menurut The National Institutes of Health. Kondisi ini mencapai puncaknya pada usia 4 bulan, ketika dua pertiga bayi mengalami gejala. Cincin otot yang memisahkan bagian bawah kerongkongan bayi dari lambung masih berkembang, sehingga memungkinkan isi lambung kembali naik.

Dengan begitu, bayi perlu  mengonsumsi banyak kalori untuk mendukung pertumbuhannya yang cepat sebanyak tiga hingga empat kali lebih banyak dibandingkan orang dewasa per pon berat badannya. Ditambah lagi, mereka cenderung menelan udara sambil menghisap.

Akibatnya, perut mereka menjadi sangat penuh, dan otot sfingter mereka yang belum matang, yang memisahkan lambung dari kerongkongan, membuat mereka rentan untuk memuntahkan kembali sebagian susu tersebut (mereka juga dapat gumoh setelah menangis atau batuk dengan kuat).

Meskipun mengalami gumoh setelah selesai menyusu, bayi nyatanya masih tercukupi kebutuhan minumnya ya, Bunda. Biasanya, dokter anak akan mengevaluasi pertambahan berat badan bayi pada pemeriksaan kesehatan bayinya. Jika semuanya berjalan sesuai rencana, mereka mendapatkan kalori yang mereka perluan meski sempat gumoh.

Tampaknya seluruh makanan mereka akan habis, tetapi kemungkinan besar kurang dari satu sendok makan, kata Dr. Byrne. Jadi jangan "memberi" bayi lebih banyak ASI jika ia gumoh setelah makan. Faktanya, memberi makan berlebihan dapat menyebabkan refluks lebih parah.

Kapan bayi berhenti gumoh?

Kasus gumoh pada bayi memang tak perlu dikhawatirkan berlebihan ya, Bunda. Akan tiba saatnya bayi akan terbebas dari gumoh dan Bunda tidak perlu mencuci pakaian setiap selesai menyusui. Biasanya, gejala tersebut akan berkurang sekitar usia 6 bulan, setelah sistem pencernaan bayi matang dan mereka mulai duduk tegak dan makan makanan padat.

Masalahnya biasanya hilang sepenuhnya pada ulang tahun pertama bayi Bunda, ketika otot-otot di bagian bawah kerongkongan menjadi lebih kuat. Namun, ada beberapa bayi yang terus gumoh hingga sekitar ulang tahunnya yang kedua. 

Jadi, jangan kaget jika GER bertambah buruk sebelum membaik. Bahkan, beberapa gejala pada anak muncul kembali ketika mereka belajar merangkak dan isi perutnya bergeser sehingga menyebabkan mereka gumoh lebih dari biasanya.

Cara agar bayi tidak gumoh setelah minum ASI

Ada banyak cara mengatasi gumoh pada bayi dan membuatnya perlahan tidak mengalaminya setelah menyusu. Berikut ini beberapa cara agar bayi tidak gumoh setelah minum ASI yang bisa Bunda praktikkan:

1. Hindari memberi makan berlebihan

Ibarat tangki bensin, isi perut bayi yang terlalu penuh (atau terlalu cepat), maka ia berpotensi keluar kembali. Untuk membantu mengurangi makan berlebihan, berikan bayi makanan dalam porsi kecil dan lebih sering seperti dikutip dari laman Healthychildren.

2. Sendawakan bayi lebih sering

Gas berlebih di perut bayi bisa menimbulkan masalah. Saat gelembung gas keluar, mereka mempunyai kecenderungan menjengkelkan untuk membawa sisa isi perut bersamanya. Untuk meminimalkan kemungkinan terjadinya hal ini, sendawakan bayi tidak hanya setelah menyusui, tetapi juga saat makan.

3. Batasi permainan aktif setelah makan dan gendong bayi dalam posisi tegak

Menekan perut bayi segera setelah makan dapat meningkatkan kemungkinan benda apa pun yang ada di perutnya akan dipaksa bekerja. Meskipun waktu tengkurap penting bagi bayi, menundanya beberapa saat setelah makan dapat menjadi teknik penghindaran yang mudah dan efektif.

4. Pertimbangkan pola makan busui

Susu sapi dan kedelai dalam makanan harian busui dapat memperburuk gumoh pada bayi dengan Intoleransi/Alergi Protein Susu Sapi. Menghapus protein ini dapat membantu meminimalisasi risiko gumoh pada bayi.

Semoga informasinya membantu ya, Bunda.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(pri/pri)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda