MENYUSUI
Mengenal Galactorrhea, Puting Bayi Mengeluarkan Cairan Seperti ASI
Dilla Atqia Rahmah | HaiBunda
Selasa, 17 Sep 2024 10:10 WIBMenjadi seorang Bunda merupakan proses belajar yang tidak ada hentinya. Ada banyak hal tak terduga yang pastinya pernah Bunda alami selama merawat Si Kecil, mulai dari ketika bayi baru lahir hingga dewasa.
Pada bayi baru lahir, terdapat berbagai kasus yang terjadi setelah persalinan. Hal ini berkaitan dengan kondisi bayi baru lahir yang dapat dikatakan masih sangat rentan. Salah satu kasus yang bisa saja dialami bayi baru lahir adalah galactorrhea atau dikenal juga dengan istilah witch's milk, yaitu kondisi ketika bayi baru lahir mengeluarkan cairan seperti ASI dari payudaranya.
Mungkin Bunda juga bertanya-tanya apakah ini kondisi yang normal pada bayi baru lahir atau tidak? dan bagaimana cara mengatasi galactorrhea pada bayi baru lahir? Yuk, Bunda cari tahu faktanya melalui informasi di bawah ini!
Mengenal galactorrhea
Galactorrhea atau juga disebut witch's milk merupakan kondisi ketika payudara bayi mengeluarkan cairan seperti ASI. Kondisi ini umumnya terjadi pada wanita, bahkan yang belum pernah memiliki anak, sedang tidak menyusui, atau yang telah mengalami menopause. Namun, tidak hanya itu, galactorrhea juga bisa terjadi pada pria, bahkan pada bayi baru lahir juga.
Dilansir dari Contemporarypediatrics, galactorrhea pada bayi baru lahir terjadi pada sekitar 5 persen, baik oleh bayi baru lahir perempuan maupun bayi baru lahir laki-laki. Sedangkan, dikutip dari Medanta.org, menurut beberapa penelitian, galactorrhea terjadi pada sekitar 20 - 25 persen wanita.
Perlu Bunda ketahui bahwa galactorrhea bukanlah sebuah penyakit, tetapi merupakan tanda adanya ketidakseimbangan hormon atau kondisi medis lainnya.
Nah, Bunda. Supaya lebih mengenal galactorrhea atau witch's milk pada bayi baru lahir, berikut ini adalah jenis-jenisnya:
Jenis galactorrhea
Galactorrhea merupakan gejala yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor yang mempengaruhi keseimbangan hormon. Jenis-jenis galactorrhea didasari perbedaan antara jenis galactorrhea yang disebabkan oleh peningkatan kadar hormon prolaktin dan dari faktor lain.
1. Galactorrhea yang mensekresikan prolaktin
Jenis galactorrhea yang satu ini merupakan jenis yang paling umum. Produksi ASI yang berlebihan dikaitkan dengan peningkatan kadar hormon prolaktin. Prolaktin bertanggung jawab untuk merangsang produksi ASI di kelenjar susu dan kadar yang lebih tinggi dari normal dapat menyebabkan ASI, bahkan saat tidak hamil ataupun tidak menyusui sekalipun.
2. Galactorrhea yang tidak mensekresikan prolaktin
Jenis galactorrhea yang tidak mensekresikan prolaktin ini berasal bukan dari kadar prolaktin yang tinggi, melainkan berasal dari berbagai faktor lain yang dapat merangsang produksi ASI seperti gangguan tiroid (hipotiroidisme), stres kronik, dan rangsangan puting yang sering.
Penyebab galactorrhea
Pada bayi baru lahir, galactorrhea adalah hasil dari pengaruh hormon ibu kepada bayi sebelum lahir. Sebagai informasi, hormon ibu dapat bertahan dalam tubuh bayi baru lahir selama berminggu minggu, lho!
Salah satu gambaran penyebab galactorrhea seperti ini, ketika ibu hamil memproduksi hormon estrogen dalam kadar tinggi, kondisi tersebut dapat menyebabkan payudara ibu hamil membesar. Setelah melahirkan, pembengkakan payudara yang ibu alami dapat dialami juga oleh bayi baru lahir, baik bayi baru lahir perempuan maupun bayi baru lahir laki-laki. Tetapi Bunda tidak perlu khawatir, kondisi ini tidak akan berlangsung lama.
Selain pembengkakan payudara pada bayi baru lahir, hormon dari ibu juga dapat menyebabkan keluarnya cairan seperti ASI pada bayi baru lahir. Kondisi galactorrhea atau witch's milk biasanya hilang dengan sendirinya dalam waktu dua minggu. Meski begitu, galactorrhea yang disertai kemerahan, nyeri, dan terjadi secara terus-menerus perlu dikonsultasikan dengan pihak medik.
Terdapat beberapa kondisi lain yang berpotensi menyebabkan galactorrhea pada bayi baru lahir seperti:
1. Hipotirodisme
Gangguan tiroid atau hipotirodisme yang ditandai dengan kelenjar tiroid yang kurang aktif, dapat menghambat dinamika hormonal. Ketidakseimbangan hormonal ini meningkatkan kadar prolaktin yang dapat memicu timbulnya galactorrhea.
2. Obat-obatan tertentu
Beberapa jenis obat-obatan memiliki efek samping yang dapat mengganggu regulasi hormon dan menyebabkan keluarnya cairan seperti susu atau galactorrhea, misalnya antipsikotik, antidepresan, obat tekanan darah, dan kontrasepsi oral. Oleh karena itu, diperlukan kecermatan dalam memilih obat selama kehamilan, ya.
3. Prolaktinoma
Penyebab galactorrhea yang selanjutnya adalah prolaktima atau tumor kelenjar pituitari non-kanker. Prolaktima dapat mengganggu keseimbangan hormon dengan memicu produksi prolaktin yang berlebihan. Kadar prolaktin yang tinggi dapat memicu laktasi, sehingga menyebabkan keluar cairan seperti ASI meskipun sedang dalam tidak keadaan hamil atau menyusui.
4. Stres kronis
Ternyata stres dapat memicu keluar cairan seperti ASI. Hal ini karena stres kronis berkaitan dengan fluktuasi hormon. Stres yang berkepanjangan dapat meningkatkan kadar prolaktin dan memicu galactorrhea.
5. Hiperprolaktinemia Idiopatik
Kalau penyebab galactorrhea yang satu ini masih belum diketahui asal-usulnya, ya.. Karena, hiperprolaktinemia idiopatik merupakan kondisi yang tidak diketahui penyebab dasarnya namun dapat menunjukkan peningkatan kadar prolaktin pada seseorang.
5 Cara mengatasi galactorrhea
Jika bayi baru lahir mengeluarkan cairan seperti ASI, ada beberapa cara yang dapat Bunda lakukan untuk mengatasi galactorrhea atau witch's milk pada bayi baru lahir ini.
1. Hindari tindakan atau aktivitas yang terlalu merangsang puting susu bayi
Memijat atau menstimulasi jaringan payudara pada bayi baru lahir sangat tidak disarankan, karena dapat menimbulkan komplikasi yang memerlukan perawatan tambahan. Selain itu, memijat payudara berpotensi menyebabkan masuknya bakteri ke kelenjar susu bayi baru lahir, sehingga dikhawatirkan terjadi mastitis atau radang pada kelenjar air susu.
2. Mengenakan pakaian yang longgar pada bayi baru lahir
Tujuannya adalah untuk mengurangi gesekan pada puting susu bayi baru lahir. Gesekan antara kain pakaian dan kulit bayi dapat memicu iritasi pada bayi baru lahir. Jadi, jika bayi mengalami galactorrhea, pastikan Bunda memilah baju yang longgar ya untuk Si Kecil.
3. Lakukan pemeriksaan kesehatan rutin
Jaga kesehatan Bunda dengan melakukan kesehatan rutin, ya. Pemeriksaan kesehatan ini dilakukan untuk mendeteksi ketidakseimbangan hormon atau kondisi yang dapat menjadi pemicu sejak dini, sehingga galactorrhea dapat dicegah perkembangannya.
4. Mengelola stres
Mengelola stres dapat membantu menjaga keseimbangan hormon dan meminimalisasi resiko galactorrhea pada bayi nantinya. Bunda dapat mengelola stres dengan berolahraga, meditasi, atau istirahat yang cukup.
5. Manajemen obat
Cermati obat-obatan yang Bunda konsumsi selama masa kehamilan. Jika obat yang Bunda konsumsi diketahui dapat meningkatkan kadar prolaktin, patuhi petunjuk dan anjuran dokter secara seksama. Segera melapor pada pihak medik apabila Bunda mengalami gejala yang tidak biasa.
Demikian informasi seputar galactorrhea atau kondisi puting bayi mengeluarkan cairan seperti ASI. Seperti yang telah dijelaskan, galactorrhea pada bayi baru lahir dapat berhenti dengan sendirinya. Namun, jika galactorrhea pada bayi baru lahir terjadi secara terus menerus, disertai kemerahan atau nyeri, segera periksa kondisi bayi pada pihak medik untuk mendapat penanganan secara optimal.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!