Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

menyusui

Overfeeding pada Bayi Menyusui, Kenali Tanda dan Cara Mengatasinya

Dwi Indah Nurcahyani   |   HaiBunda

Selasa, 01 Oct 2024 09:55 WIB

Ilustrasi Bayi Menangis
Overfeeding pada Bayi Menyusui, Kenali Tanda dan Cara Mengatasinya/Foto: iStockphoto
Jakarta -

Saking bayi doyan menyusu, para ibu sering kali kebablasan memberikan ASI pada Si Kecil. Hmm, jangan sampai terjadi overfeeding pada bayi menyusui ya, Bunda. Kenali tanda dan cara mengatasinya, yuk.

Bayi mungkin belum bisa berbicara untuk mengutarakan keinginannya ya, Bunda. Tetapi, mereka biasanya memiliki cara untuk menunjukkan pada ibunya saat mereka lapar atau kenyang. Jadi, saat menyusui sebaiknya jangan gaspol ya, Bunda. Perhatikan sinyal yang mereka tunjukkan sehingga bayi tidak mengalami kondisi overfeeding.

Mengenal overfeeding 

Sebagian ibu mungkin memiliki pasokan ASI berlebih dari kebanyakan ibu lainnya. Bahkan, pasokan tersebut melebihi dari kebutuhan harian Si Kecil. Sekilas, mungkin tampaknya ini tidaklah bermasalah ya, Bunda. Tetapi, kelebihan pasokan ASI ternyata juga mendatangkan masalah baru bagi Bunda dan Si Kecil termasuk risiko overfeeding.

Saat Bunda memiliki pasokan ASI yang berlebih, bayi biasanya akan gelisah selama menyusui, mungkin menangis atau menarik diri dari payudara. Selain itu, bayi mungkin juga batuk, tersedak, bersendawa, atau menelan dengan cepat dari payudara terutama setiap kali mengeluarkan ASI.

Tak hanya itu, bayi mungkin menjepit puting susu untuk mencoba menghentikan atau memperlambat aliran ASI yang cepat. Hal ini dapat menyebabkan puting susu nyeri dan berkerut. Terkadang, bayi juga tampak tegang dan disertai tangisan yang menyakitkan seperti dikutip dari laman Le Leche International.

Apa penyebab pasokan ASI berlebihan?

Beberapa ibu memiliki tubuh yang secara alami menghasilkan ASI dalam jumlah besar sejak awal. Hal ini dapat mengakibatkan bayi menyusu dalam waktu singkat dan sering. Karena bayi tidak pernah menghabiskan ASI di sisi pertama sebelum merasa kenyang, ibu memompa untuk kenyamanan, yang merangsang peningkatan volume.

Oh iya, Bunda, pemberian makan berlebihan atau overfeeding pada bayi yang disusui mungkin jarang terjadi tetapi bisa saja terjadi. Hal ini lebih umum terjadi pada bayi yang diberi susu botol, karena lebih mudah bagi orangtua untuk melihat berapa banyak makanan yang dikonsumsi anak mereka. Minum dari botol juga tidak membutuhkan banyak tenaga, jadi bayi (yang suka mengisap) mungkin tidak sengaja mendapatkan terlalu banyak susu saat menyusu.

Jika Bunda khawatir akan kemungkinan memberi makan bayi secara berlebihan, bicarakan dengan dokter anak Bunda. Dokter akan melihat panjang, berat, dan perkembangan bayi, tetapi selama bayi tumbuh dengan baik, mereka mungkin makan dengan baik.

Tanda-tanda bayi overfeeding

Pertambahan berat badan dan pola makan bayi menjadi salah satu acuan apakah bayi overfeeding. Namun, jangan juga mengandalkan berat badan sebagai indikator semata ya, Bunda, untuk mengukur bayi overfeeding atau tidak.

Sebaliknya, gumoh bisa menjadi tanda Bunda telah mendorong bayi untuk makan lebih banyak. Misalnya, jika bayi gumoh setelah menghabiskan susu dari botol yang terus Bunda tawarkan setelah mereka berpaling. Namun, gumoh lebih sering terjadi sebagai reaksi atau refluks bayi yang umum.

Jika Bunda khawatir bayi makan terlalu banyak untuk usianya atau menunjukkan gejala muntah, dokter anak mungkin menyarankan untuk membatasi berapa ons susu yang diminum bayi atau berapa kali mereka menyusu. Namun, dalam kebanyakan kasus, selama bayi sehat dan baik-baik saja, perubahan pola makan tidak diperlukan seperti dikutip dari laman The Bump.

Cara mencegah overfeeding pada bayi

Jika Bunda mengetahui bahwa Bunda memberi makan bayi secara berlebihan, perhatikan dengan baik isyarat menyusu anak Bunda untuk menandai apakah mereka sudah kenyang atau masih lapar ya, Bunda. Jika bayi menolak sebelum botol habis atau sebelum waktu menyusui mereka selesai, artinya mereka mungkin tidak lapar dan jangan paksa mereka untuk menyusu ya, Bunda.

Kemudian, jangan fokus pada angka semata untuk mengejar target banyaknya ASI yang dikonsumsi bayi. Tidak masalah berapa ons susu yang dihabiskan bayi pada setiap kali menyusu, hal yang paling penting adalah bayi sehat dan bahagia secara keseluruhan. Pastikan Bunda tidak memaksakan diri untuk bayi tetap menyusu ketika isyarat kenyang telah mereka tunjukkan ya, Bunda. Biarkan mereka menyusu sesuai permintaan karena setiap bayi memiliki kebutuhan ASI yang berbeda satu sama lain.

Demikian penjelasan mengenai overfeeding pada bayi menyusui beserta tanda dan cara mengatasinya. Semoga informasinya membantu ya, Bunda.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(pri/pri)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda