MENYUSUI
Curhat Busui Alami Hiperlaktasi, ASI Banjir Terus Sampai Dioperasi & Payudara Bolong
Amrikh Palupi | HaiBunda
Rabu, 16 Oct 2024 15:30 WIBKisah viral datang dari seorang ibu menyusui yang mengalami hiperlaktasi. Melalui akun tiktoknya @aziza.amsa, Bunda Aziza menceritakan pengalamannya alami hiperlaktasi sampai payudaranya bolong karena dioperasi.
Hiperlaktasi adalah kondisi ketika payudara ibu menyusui menghasilkan ASI yang sangat banyak dan melebihi kebutuhan bayi.
Bunda Azizah mengaku lebih memilih ASI-nya keluar normal dan cukup dibandingkan mengalir deras dan banyak seperti keinginan busui setelah melahirkan Si Kecil. Kisah ini juga sudah mendapat izin dari Bunda Azizah untuk ditulis menjadi artikel.
"Enak banget ya ASI-nya banyak. Apakah emang seenak itu? Kalau boleh pilih aku pengen banget ASIku sedeng-sedeng aja, cukup, ga berlebihan. Maaf kalau statementku ini menyakiti hati kalian yang pengen ASI-nya banyak," tulis Bunda Aziza dikutip dari akun @aziza.amsa.
Meski harus menahan rasa sakit akibat hiperlaktasi sampai payudaranya bolong karena dioperasi, Azizah mengaku tetap bersyukur bisa memberikan ASI eksklusif ke Si Kecil.
"Jadi bolongnya itu karena operasi. Diinsisi dengan perawatan luka terbuka. Jadi pasca op ga dijahit," cerita Bunda Azizah kepada HaiBunda. Ia pun menggambarkan luka bolong pada payudaranya setelah operasi berukuran 5-7 cm. Adapun untuk perawatannya, lubang pada payudara dimasukkan tampon (kain kasa steril) yang diganti setiap hari kemudian diperban.
Ia melanjutkan, tujuan insisi dengan luka terbuka ini dilakukan agar gumpalan ASI yang sudah berubah jadi nanah keluar dan kering sehingga sembuh.
"Tapi aku tetap bersyukur dikasih kesempatan ngerasain mengasihi anakku sampai jadi selucu ini walaupun aku struggling sekali dengan hyperlaktasi ini. Walaupun aku harus kena mastitis dan berakhir dioperasi. Walaupun payudaraku harus bolong, walaupun ga ada win win solution untuk ibu dan baby," tuturnya.
Menurut Aziza awal saat mengalami hiperlaktasi dia dihadapkan dengan dua pilihan. Pertama dia harus konsumsi obat dengan catatan stop ASI dan anaknya minum susu formula. Kedua dia tetap memberikan ASI tapi masalah hiperlaktasi tetap dia rasakan. Lantaran tak ingin memberi susu formula, Bunda Aziza memilih tetap memberikan ASI eksklusif ke Si Kecil.
"Ada dua pilihan aku konsumsi obat untuk stop ASI, aku ga akan kena clog lagi. Tapi anakku konsumsi sufor atau aku tetap mengasihi dengan chance clog lagi dan mastitis lagi. Tapi anakku tetap ASI eksklusif. Salah satu harus ada yang dikorbankan. Dan sejauh ini aku masih tetap komitmen untuk tetap kasih ASI untuk anakku. Walaupun tidurku ga pernah nyenyak lagi karena aku takut telat mengasihi, takut banget keulang clog dan mastitis lagi," tuturnya.
Sayangnya, pengalamannya alami hiperlaktasi dikomentari sinis oleh sebagian orang. Dia justru disebut lebay karena pengalamannya tersebut. Padahal, hiperlaktasi membuat Bunda Aziza trauma karena harus dioperasi dan payudaranya bolong.
"Malah ada yang bilang aku lebay tapi mastitis memang sesakit itu. Kayaknya belum pernah aku punya trauma sampai separno ini. Tapi semoga Allah jaga aku dan keluargaku, semoga ga keulang lagi, semoga yang kemarin yang terakhir, semoga aku, anakku, suamiku sehat-sehat selalu," tuturnya.
(pri/pri)
Apakah produksi ASI berlebihan atau hiperlaktasi berbahaya?