
menyusui
ASI Menyembur, Apakah Salah Satu Tanda Busui Alami Hiperlaktasi?
HaiBunda
Jumat, 29 Sep 2023 16:18 WIB

Hiperlaktasi atau kelebihan pasokan ASI memang membuat ketidaknyamanan. Lantas, apa saja sinyal hiperlaktasi ya, Bunda. Apakah menyembur salah satu tanda Bunda hiperlaktasi?
Menyusui adalah salah satu kebahagiaan terbesar bagi seorang ibu baru. Dan, setelah menjadi ibu, semua wanita pasti bersemangat untuk menyusui bayinya. Karena, setiap ibu tentunya ingin memberikan yang terbaik untuk bayinya, dan yang terbaik dimulai dari ASI.
Namun menyusui dan memproduksi ASI bukanlah hal yang mudah. Meskipun beberapa wanita mengalami kesulitan dalam memproduksi ASI yang cukup untuk bayinya, ada wanita lain yang mungkin memproduksi ASI secara berlebihan. Kondisi ini disebut dengan hiperlaktasi.Â
Hiperlaktasi pada ibu menyusui
Hiperlaktasi adalah suatu kondisi yang menyebabkan tubuh wanita memproduksi ASI secara berlebihan. Hal ini mengakibatkan ASI muncrat keluar dari payudara dengan kuat dan dalam jumlah banyak. Kadang-kadang, ASI mulai keluar lebih sering dari yang seharusnya. Kondisi ini bisa membuat Bunda kesulitan menyusui bayi dengan baik.
Tingkat produksi dan pemberian ASI yang optimal merupakan pertanda baik bagi ibu dan anak untuk mengetahui bahwa ia mendapat cukup ASI dan tubuh juga memproduksi dalam jumlah yang tepat.
Produksi ASI yang berlebihan dapat membuat Bunda percaya bahwa bayi Bunda kekurangan ASI atau muncrat ASI yang berlebihan dapat menyebabkan bayi juga menolak menyusu seperti dikatakan Shruti Kanchan, seorang Lactation Specialist, dikutip dari laman Parenting First Cry.
Penyebab hiperlaktasi
Tidak semua wanita mengalami kondisi sindrom hiperlaktasi, namun mereka yang mengalaminya mungkin mengalaminya karena berbagai faktor. Beberapa faktor potensial yang bertanggung jawab atas sindrom kelebihan pasokan adalah:
1. Ketidakseimbangan hormon
Produksi ASI adalah hasil dari hormon yang merangsang kelenjar yang diperlukan untuk menghasilkan ASI di payudara. Perubahan apa pun pada kadar hormon-hormon ini dapat menyebabkan produksi ASI berlebih.
Dalam beberapa kasus, hal ini juga bisa disebabkan efek samping obat-obatan, yang memengaruhi kadar hormon. Dan kelenjar pituitari bisa mengeluarkan lebih banyak hormon dari yang diperlukan, sehingga menyebabkan hiperlaktasi.
2. Kelebihan permintaan susu
Proses menyusui sangat bergantung pada umpan balik yang didapat dari kondisi eksternal. Saat pemberian ASI dimulai dan bayi baru lahir mulai menyusu, tubuh mulai memahami kebutuhan ASI setiap hari dan memproduksi ASI dalam jumlah yang tepat sesuai kebutuhan.
Namun, jika Bunda lebih suka memeras ASI untuk diberikan kepada anak di malam hari melalui botol atau saat Bunda sedang bekerja, hal ini dapat menyebabkan tubuh bingung mengenai jumlah ASI yang dibutuhkan anak. Merasakan peningkatan permintaan susu, tubuh akan beralih ke tingkat yang lebih tinggi dan memproduksi susu lebih banyak dari yang dibutuhkan, sehingga menyebabkan hiperlaktasi.
3. Jumlah kelenjar alveoli
Kelenjar yang menghasilkan susu di payudara dan menyimpannya sebelum diturunkan ke puting susu dan selanjutnya ke bayi disebut kelenjar alveoli. Jumlah rata-rata kelenjar alveoli pada wanita menyusui cenderung sekitar 1 lakh atau lebih. Bagi wanita yang menderita sindrom hiperlaktasi, kelenjar ini bisa mencapai hingga 3 lakh, menyebabkan produksi ASI lebih banyak dari yang dibutuhkan.
4. Penggunaan galactagogue secara berlebihan
Galactagogues adalah makanan atau obat-obatan yang membantu meningkatkan suplai ASI. Jika Bunda telah mengonsumsi galaktagog untuk merangsang produksi ASI dan meningkatkan suplai ASI karena Bunda menghadapi tantangan sebelumnya, obat ini tentu dapat membantu mengatasi kekhawatiran terkait 'produksi ASI'. Namun jika berlebihan, yakni asupan galaktagog yang berlebihan dapat menyebabkan hiperlaktasi.
![]() |
Setelah mengetahui penyebab hiperlaktasi, Bunda juga perlu tahu nih, apa saja tanda-tanda hiperlaktasi agar bisa segera melakukan penanganan lebih lanjut di rumah ya, Bunda. Berikut ini tanda-tanda hiperlaktasi:
Tanda-tanda hiperlaktasi pada ibu
Bagi Bunda, tanda pertama dan paling kentara adalah sensasi payudara terasa sangat penuh dan berat. Bahkan mungkin ada kemungkinan mastitis atau saluran tersumbat.
Seorang wanita mungkin mengalami payudara yang membesar, yang setelah beberapa saat mulai terasa sakit, menyebabkan ASI bocor dan bra menyusui Bunda basah. Saat menyusui pada satu payudara, payudara lainnya mungkin mulai mengeluarkan ASI juga.
Biasanya, ketidaksesuaian produksi dan permintaan ASI terlihat pada sebagian besar ibu dalam beberapa minggu pertama, atau mungkin satu minggu lagi. Setelah itu, sebagian besar wanita merasa suplai ASI mereka diatur pada tingkat yang tepat.
Klik di halaman selanjutnya ya, Bunda.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
ASI MENYEMBUR, APAKAH SALAH SATU TANDA BUNDA HIPERLAKTASI?
ASI Menyembur, Apakah Salah Satu Tanda Busui Alami Hiperlaktasi?/Foto: Getty Images/iStockphoto/Nestea06
Tanda-tanda pada bayi
Kebanyakan bayi jarang bereaksi terhadap kelebihan ASI karena mereka mungkin memerlukannya. Namun jika ASI mulai keluar terlalu cepat, bayi mungkin akan menjauh dari mulutnya dan berpaling dari payudara. Beberapa bayi menggunakan gusinya untuk mengunyah puting untuk menghentikan aliran darah, yang akhirnya melukai puting.
Bayi biasanya bingung jika ibunya menderita sindrom hiperlaktasi. Hal ini mengakibatkan siklus menyusui yang berulang dimana bayi akan menyusu tetapi kemudian menolaknya setelah beberapa saat, dan kemudian rewel karena rasa lapar yang dirasakannya.Â
Bayi mungkin akan memuntahkan ASI saat menyusu jika alirannya terlalu cepat. Hal ini mencegah anak mendapatkan susu kental yang enak yang akan datang kemudian. Bayi tersebut akan memiliki berat badan yang rendah atau berat badannya akan bertambah jauh lebih banyak daripada berat badan yang sehat.
Bagaimana hiperlaktasi memengaruhi bayi?
Persediaan ASI dalam jumlah banyak dapat menyebabkan bayi menelan banyak ASI sekaligus dan bayi mungkin juga ikut menelan udara. Hal ini dapat mengakibatkan terbentuknya gas di perutnya, yang dapat membuatnya rewel dan mudah tersinggung. Bunda harus menyendawakan bayi Anda ia dapat memuntahkan kelebihan ASI. Dia bahkan mungkin buang angin lebih sering dari biasanya.
Berikut beberapa tips yang bisa diikuti untuk mengurangi kelebihan ASI ya, Bunda:
1. Hindari memompa segera setelah Bunda selesai menyusui.
2. Terapkan teknik menjuntai memberi makan anak Bunda, yang membantu mengatur pasokan dengan benar dan mengurangi kemungkinan mastitis.
3. Pilihlah pemberian makan blok. Block feeding berarti memberi makan bayi hanya dari satu payudara selama beberapa jam atau jangka waktu yang lebih lama. Block feeding sangat efektif dalam mengurangi suplai ASI namun cara ini sebaiknya dicoba di bawah bimbingan konsultan laktasi.
4. Letakkan selembar kain (dingin) di bawah payudara untuk meredakan pembengkakan.
5. Memasukkan daun kubis ke dalam bra juga bisa mengatasi kebocoran ASI.
Penting Bunda ketahui bahwa menyusui dengan cara yang benar inilah yang pada akhirnya akan mengatur produksi ASI dan mengurangi hiperlaktasi. Pastikan Bunda mencoba untuk mengikuti jadwal dan kuantitas yang tetap sebanyak mungkin.
Hiperlaktasi mungkin tampak seperti keuntungan bagi wanita yang memiliki masalah ASI rendah, namun ingat, kelebihan pasokan ASI tidak bermanfaat bagi ibu atau anak. Dengan beberapa pengobatan rumahan yang cepat dan teknik yang tepat dalam memberi makan dan menyimpan ASI, tubuh dapat mulai mempelajari kebutuhan bayi dan mengembalikan suplai ASI ke jalurnya dalam waktu singkat.
Cara mengatasi hiperlaktasi
Salah satunya Bunda dapat membantu diri sendiri agar merasa lebih nyaman dan bayi dapat menyusu dengan lebih santai. Kemudian, lakukan penyesuaian suplai ASI. Cara lainnya adalah dengan mengatur atau mengurangi suplai ASI Bunda ke tingkat yang lebih terkendali.
Jika masih belum efektif bekerja, Bunda juga dapat melakukan beberapa cara berikut ini ya, Bunda:
1. Ubah posisi menyusui
Salah satu cara untuk membantu Bunda dan bayi merasa lebih baik adalah dengan mengubah posisi menyusui. Mendudukkan bayi di atas tubuh saat Bunda berbaring dapat membantu aliran ASI lebih mudah diatur oleh si kecil. Posisi yang dapat membantu antara lain berbaring miring, bersandar, dan menahan sadelÂ
2. Biarkan semburan ASI awal keluar
Saat payudara Bunda membesar, pelepasan awal (saat ASI pertama kali keluar) bisa menjadi sangat kuat dan sulit untuk ditangani oleh bayi. Hal ini dapat menyebabkan bayi menolak menyusu, menelan dengan cepat, menelan terlalu banyak udara, dan secara umum merasa tidak nyaman. Membiarkan semburan susu yang kuat mengalir ke dalam wadah penampung atau kain lap dapat membantu bayi menyusui.
Cara lainnya, Bunda dapat memerah ASI dengan tangan sebelum menggendong bayi atau sebelum menyusui. Kemudian, lakukan pelekatan pada bayi setelah semprotannya melambat hingga menetes seperti dikutip dari laman Happy Family Organics.
3. Memompa ASI saat dibutuhkan
Ekspresi tangan atau pemompaan selama beberapa menit saja untuk menghilangkan rasa kenyang yang berlebihan dapat membantu, terutama saat melakukan block feeding.Â
Pastikan Bunda hanya mengeluarkan sedikit yakni sekitar 1 ons untuk mencegah masalah kelebihan pasokan menjadi lebih buruk. Tujuannya adalah untuk meredakan pembengkakan, namun tidak memompa sepenuhnya.
Semoga informasinya membantu ya, Bunda.
Saksikan juga video tentang 4 tips mengatasi hiperlaktasi:
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT

Menyusui
Pecahkan Rekor Dunia, Bunda Ini Jadi Donatur ASI Terbanyak Hampir 1.600 Liter

Menyusui
ASI Melimpah Belum Tentu Sukses Menyusui, Simak Alasannya

Menyusui
5 Tips Atasi Hiperlaktasi Seperti Dialami Ratna Galih Sehingga Tak Jadi Mastitis

Menyusui
Mengenal Hiperlaktasi, Kondisi yang Sempat Dialami Ratna Galih saat mengASIhi

Menyusui
Tanda-tanda Hiperlaktasi, Kondisi yang Bikin ASI Terlalu Banyak


5 Foto
Menyusui
5 Potret Nola Be3 Galau Menyapih Nakeya meski Telah Menyusui Lebih dari 2 Th
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda