Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

menyusui

Kandungan ASI Berubah Setiap Hari Sesuai Kebutuhan Bayi, Simak Faktanya

Dwi Indah Nurcahyani   |   HaiBunda

Senin, 28 Oct 2024 15:35 WIB

Shot of a happy young mother feeding and spending time with her infant daughter at home
Kandungan ASI Berubah Setiap Hari Sesuai Kebutuhan Bayi, Simak Faktanya/Foto: Getty Images/LumiNola
Jakarta -

Sebagai cairan emas, keajaiban ASI memang sangat banyak ya, Bunda. Termasuk bagaimana kandungan ASI berubah setiap hari sesuai kebutuhan bayi.

ASI memang luar biasa ya, Bunda. Komposisinya sangatlah lengkap serta memenuhi kebutuhan bayi sesuai tahapan usianya. Bahkan, komposisi ASI juga bisa berubah mengikuti kebutuhan bayi. Tak mengherankan, komposisi ASI berubah dari waktu ke waktu dan juga dalam jangka waktu yang lebih lama. Bahkan, ASI juga dapat berubah komposisinya jika bayi Bunda sedang sakit.

Secara umum, ASI memiliki kandungan dasar yakni 87 persen air, 7 persen laktosa, 4 persen lemak, dan 1 persen protein. Laktosa sendiri merupakan karbohidrat penting yang menyediakan energi untuk perkembangan otak bayi dan membantu penyerapan mineral. Ada beberapa jenis karbohidrat yang disebut human milk oligosaccharides (HMO) yang membantu pertumbuhan bakteri baik di dalam usus dan melindungi dari bakteri jahat, seperti dikutip dari laman Lactationlab.

Sementara itu, lemak bermanfaat bagi bayi untuk memberikan energi. Lemak dalam hal ini juga membantu mengembangkan sistem saraf pusat. Hebatnya, ada lebih dari 200 jenis asam lemak dalam ASI.

Selanjutnya, ada juga kandungan protein dalam ASI yang di dalamnya kurang lebih mengandung lebih dari 400 jenis protein. Protein merupakan nutrisi dan membantu nutrisi lain diserap. Protein juga mendukung sistem kekebalan tubuh yang sehat dan membantu melawan bakteri jahat. 

Bagaimana komposisi ASI berubah selama menyusui?

Komposisi ASI berubah selama setiap sesi menyusui. ASI pertama yang diperah disebut foremilk. Foremilk lebih encer dan mengandung lebih banyak laktosa dan baik untuk menghilangkan dahaga bayi.

Kemudian, muncul hindmilk yang teksturnya lebih berlemak ya, Bunda. Perubahan komposisi ini disebabkan oleh gerakan mengisap payudara. Ini berarti lamanya Bunda menyusui setiap sesi akan memengaruhi nutrisi yang diterima bayi. Selain itu, jumlah lemak dalam ASI juga bergantung pada seberapa penuh payudara Bunda. Semakin penuh payudara Bunda, semakin sedikit kandungan lemaknya karena akan lebih encer.

Bagaimana ASI berubah seiring bertambahnya usia?

Dalam ASI sendiri, sebenarnya ada tiga tahap ASI ya, Bunda, yakni  kolostrum, susu transisi, dan susu matang. Berikut ini penjelasannya lebih rinci ya, Bunda.

1. Kolostrum

Kolostrum merupakan cairan ASI yang dikeluarkan dalam beberapa hari pertama setelah melahirkan. Kolostrum lebih kental dan berwarna lebih kuning, dan volumenya lebih sedikit, tetapi lebih terkonsentrasi pada hal-hal yang dibutuhkan bayi yang baru lahir. Tujuan kolostrum adalah untuk menciptakan sistem kekebalan tubuh yang berkembang sehingga penuh dengan antibodi, bakteri baik, dan sel pelindung lainnya. Jumlah HMO dalam kolostrum hampir dua kali lipat lebih banyak daripada dalam susu matang.

2. ASI transisi

Selama beberapa minggu setelah kolostrum, Bunda akan mengeluarkan susu transisi. ASI transisi ini lebih kental karena kandungan lemak dan laktosa yang lebih tinggi. Tujuannya adalah untuk membantu perkembangan bayi.

3. Susu matang

Setelah sekitar empat minggu, susu Bunda matang. Komposisinya akan stabil dan akan mengandung banyak protein, laktosa, dan vitamin serta mineral lainnya. Namun, komposisinya mungkin masih bervariasi dari waktu ke waktu dan seiring dengan pertumbuhan bayi Bunda.

Bagaimana ASI berubah saat bayi sakit?

Para peneliti telah menemukan hipotesis yang menakjubkan bahwa bayi dapat mengomunikasikan kebutuhan kekebalannya kepada ibu melalui menyusui. Ini terjadi melalui proses yang disebut baby spit backwash

Selama menyusui, gerakan mengisap menciptakan tekanan seperti vakum yang membuat campuran ASI dan air liur bayi kembali ke puting susu ibu. Ini memberi sinyal kepada tubuh ibu untuk memproduksi lebih banyak sel imun (disebut leukosit) dalam ASI yang akan diteruskan ke bayinya dan membantu melawan infeksi. Kadar leukosit dalam ASI terbukti meningkat saat bayi sakit.

ASI berubah seiring pertumbuhan bayi

Pada awalnya, payudara menghasilkan kolostrum kental bertekstur madu yang dikemas dengan komponen imunologis yang melindungi bayi yang baru lahir. “Pada dasarnya ini seperti vaksinasi pertama bayi,” jelas Taya Griffin, konsultan laktasi bersertifikat internasional. Ia menjelaskan bahwa salah satu penguat kekebalan utama disebut imunoglobulin A sekretori (SIgA), yang melapisi organ dalam dan lapisan saluran pencernaan, pernapasan, dan reproduksi. 

“SIgA tidak membiarkan bakteri dan patogen masuk melalui usus, jadi ia melindungi bayi dari dalam ke luar,” kata Griffin. Kolostrum, yang menurut Griffin lebih rendah beberapa nutrisinya (seperti laktosa dan lemak) daripada ASI matang dan lebih tinggi pada yang lain (seperti protein dan kalium), dirancang agar sesuai dengan tubuh bayi yang sedang tumbuh.

Setelah memberi bayi dorongan sistem kekebalan awal (dan membersihkan usus dari mekonium) dalam dua atau tiga hari pertama, ASI Bunda berubah lagi dan bertambah volumenya, kata Griffin seperti dikutip dari laman Todaysparent.

Dikenal sebagai ASI transisi, sedianya ASI ini bertahan sekitar tiga hingga tujuh hari dan secara bertahap berubah menjadi susu matang pada dua minggu. Susu matang yang didapatkan bayi selama tahun pertama ini tidak jauh berbeda dari kolostrum. Dalam hal ini susu transisi masih memiliki semua khasiat yang sama tetapi lebih encer untuk menghasilkan volume susu yang lebih banyak, kata Ashley Pickett, konsultan laktasi bersertifikat internasional.

Perubahan besar berikutnya dimulai saat anak menginjak usia balita. Volume susu yang Bunda hasilkan menurun, yang menyebabkan konsentrasi komponen imunologis. "Susu mulai berkurang karena bayi makan dan minum makanan lain, sehingga menghasilkan lebih banyak antibodi dan kandungan lemak yang lebih tinggi," kata Attie Sandink, konsultan laktasi bersertifikat. 

Karenanya, sangatlah penting untuk menyusui anak hingga tahun kedua dan seterusnya, imbuh Pickett, yang menjelaskan bahwa ASI, bersama dengan berbagai macam makanan padat, dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh anak dan membantu memenuhi kebutuhan nutrisi dan emosionalnya. Bahkan, baik the Canadian Paediatric Society dan World Health Organization merekomendasikan pemberian ASI hingga usia dua tahun dan seterusnya.

ASI berubah siang dan malam

Menurut para ahli, ASI berubah sepanjang siang dan malam. Banyak ibu menyusui merasakan volume yang lebih besar dan aliran yang lebih cepat dalam ASI mereka di pagi hari, yang menurut Pickett mungkin disebabkan oleh kadar prolaktin yang lebih tinggi, hormon yang membantu memproduksi ASI, pada saat itu.

ASI yang diproduksi di penghujung hari juga dirancang untuk membantu Si Kecil beristirahat. ASI di malam hari mengandung lebih banyak serotonin dan unsur-unsur lain untuk membantu bayi tidur.

Semoga informasinya membantu ya, Bunda.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(pri/pri)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda