HaiBunda

MENYUSUI

Kanker Payudara dan Rangkaian Pengobatan yang Bisa Dijalani

Dr. dr. Diani Kartini, Sp. B, Subsp. Onk.   |   HaiBunda

Jumat, 15 Aug 2025 08:50 WIB
Ilustrasi Kanker Payudara/ Foto: Getty Images/iStockphoto/pondsaksit
Jakarta -

Kanker payudara adalah kanker yang terjadi di kelenjar payudara. Kanker sering disebut juga sebagai tumor ganas dan berbeda sifatnya dengan tumor jinak, Bunda.

Dahulu, kanker payudara banyak dijumpai pada perempuan berusia 50 tahun ke atas. Kini, kasus kanker payudara sudah banyak ditemukan pada perempuan berusia 40 tahun ke atas.

Faktor risiko kanker payudara

Berikut beberapa faktor risiko kanker payudara pada perempuan:


  • Perempuan yang tidak pernah hamil, melahirkan, dan menyusui
  • Riwayat keluarga dengan kanker payudara, misalnya ibu kandung, kakak, atau adik perempuan

Stadium pada kanker payudara

Secara umum, ada lima stadium pada kanker payudara, yakni stadium 0, 1, 2, 3, dan 4. Stadium dapat ditentukan melalui tiga komponen, yakni dari ukuran tumor, keterlibatan kelenjar getah bening regional, serta ada atau tidaknya metastasis (penyebaran).

Sebagai contoh kanker payudara stadium 0. Stadium ini merupakan stadium paling awal, di mana kanker masih dalam duktus atau saluran payudara, disebut juga dengan jenis ductal carcinoma in situ atau lobular carcinoma in situ. Kemampuan tubuh untuk sembuh pada stadium ini masih sangat baik.

Perlu diketahui, stadium melibatkan ukuran tumor, keterlibatan kelenjar getah bening, dan metastasis atau penyebaran jauh. Kanker payudara dapat menyebar melalui kelenjar getah bening (limfogen) dan melalui aliran darah (hematogen). Lokasi yang sering menjadi tempat untuk penyebaran adalah hati, paru, otak, dan tulang belakang.

Selain stadium, kanker payudara juga memiliki subtipe yang digunakan untuk menentukan jenis pengobatan. Subtipe kanker payudara yang dimaksud adalah Luminal A, Luminal B (HER2 positif atau HER2 negatif), HER2-enriched, dan Triple-Negative Breast Cancer (TNBC).

Deteksi kanker payudara

Berikut dua cara mendeteksi kanker payudara pada perempuan:

1. Pemeriksaan mandiri dengan SADARI

Deteksi kanker payudara awal dapat dilakukan dengan SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri). Bunda dapat melakukannya sekitar satu minggu setelah menstruasi.
SADARI dapat dimulai dengan melepaskan bra kemudian bercermin sambil melihat dan meraba area payudara. Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan SADARI:

  • Bunda dapat memerhatikan payudara kanan dan kiri, apakah ada perbedaan (asimetri atau tidak/besar sebelah atau tidak).
  • Lihat bagian puting. Jika tiba-tiba puting tampak masuk, Bunda perlu waspada.
  • Jangan lupa untuk menekan putting payudara. Jika keluar cairan yang tampak jernih atau kecokelatan yang menyerupai darah, maka sebaiknya segera periksa ke dokter.
  • Perhatikan kulit area payudara. Jika tampak seperti kulit jeruk, maka perlu diwaspadai.
  • Bunda dapat meraba area payudara. Jika ditemukan benjolan, maka Bunda dapat segera memeriksakannya ke dokter.

2. Pemeriksaan medis

Pemeriksaan medis untuk mendiagnosis kanker payudara dapat dimulai dengan pemeriksaan secara klinis oleh dokter spesialis bedah subspesialis bedah onkologi. Biasanya, lebih dari 80 persen pasien kanker payudara datang ke dokter dengan keluhan munculnya benjolan di payudara.

Dalam pemeriksaan medis, dokter akan melakukan anamnesis atau tanya-jawab dengan pasien mengenai kondisinya. Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang, seperti USG, mamografi, dan biopsi.

Perempuan usia muda sekitar 30 hingga 35 tahun dapat melakukan pemeriksaan USG untuk mendeteksi adanya kelainan atau sel kanker. Sementara perempuan berusia 40 tahun ke atas dapat melakukan pemeriksaan USG dan mamografi.

Pemeriksaan medis lain yang juga penting adalah histopatologi atau biopsi, yakni pemeriksaan jaringan di bawah mikroskop untuk menemukan tanda kanker. Biopsi merupakan pemeriksaan yang wajib dilakukan. Selain untuk memastikan diagnosis secara akurat, biopsi juga dilakukan untuk menentukan pilihan pengobatan yang sesuai dalam menangani kanker payudara, Bunda.

Ilustrasi Deteksi Kanker Payudara/ Foto: Getty Images/iStockphoto/Pongasn68

Pengobatan kanker payudara

Berikut beberapa pilihan pengobatan kanker payudara:

  1. Operasi
  2. Radiasi
  3. Terapi sistemik (dapat berupa kemoterapi, terapi hormon, terapi target, dan lain-lain)

Pengobatan sistemik kanker payudara akan bergantung pada stadium penyakit dan subtipe kanker. Sebagai contoh, terapi pada subtipe kanker Luminal A akan berbeda dengan Triple Negative Breast Cancer (TNBC). Misalnya, pengobatan pasien dengan Subtipe Liminal A dengan estrogen receptor dan progesterone receptor positif akan ditentukan berdasarkan hasil pemeriksaan imunohistokimia. Imunohistokimia merupakan pemeriksaan lanjutan untuk mendeteksi ada atau tidaknya antibodi pada sel atau jaringan.

Selain stadium dan subtipe, pilihan pengobatan pasien kanker payudara juga akan menyesuaikan kondisi kesehatan pasien, misalnya pasien dengan penyakit penyerta atau komorbid.

Pasien kanker payudara juga dapat menjalani rangkaian pengobatan yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Misalnya, pada pasien stadium awal, bisa saja hanya dilakukan operasi dan terapi hormon. Di sisi lain, pasien dengan stadium lokal lanjut, membutuhkan pengobatan berupa operasi, kemoterapi, dan radiasi. Hal ini tergantung dari stadium dan subtipe dari masing-masing kanker payudara.

Pembedahan atau operasi yang dikerjakan pada kanker payudara saat ini berkembang dengan pesat. Tidak hanya pengangkatan seluruh payudara atau yang dikenal dengan tindakan mastektomi, tetapi ada juga breast conserving surgery, yaitu operasi pada kanker payudara dengan tetap mempertahankan bentuk payudara. Tentunya pemilihan jenis operasi harus sesuai dengan indikasi atau kondisi penderita kanker payudara.

Selain itu, ada juga rekonstruksi payudara. Setelah payudara diangkat seluruhnya (mastektomi), kemudian dilanjutkan dengan rekonstruksi atau pembuatan payudara kembali, yang dapat diambil dari lemak perut, pemakaian silikon, dan lain sebagainya.

Setelah tindakan pembedahan atau operasi, pasien kanker payudara dapat menjalani terapi tambahan, yakni terapi adjuvan. Terapi ini diberikan untuk mengurangi risiko kekambuhan dan mengatasi sel kanker yang mungkin masih tersisa setelah operasi.

Berdasarkan hasil histopatologi dań subtipe kanker payudara, dokter dapat menentukan terapi apa yang sesuai untuk pasien. Dokter juga dapat menentukan apakah pasien cocok untuk menjalani kemoterapi, radiasi, terapi hormon, atau terapi target.

Pada stadium lokal lanjut yang ditandai dengan adanya gambaran kulit jeruk pada kulit payudara, retraksi puting, serta luka pada payudara, terapi sistemik berupa kemoterapi atau terapi hormon dapat diberikan terlebih dahulu. Hal ini disebut dengan terapi neoadjuvan. Jika respons neoadjuvan baik, maka dapat dilanjutkan dengan pembedahan, radiasi, dan seterusnya.

Sementara pada stadium 4, di mana kanker sudah menyebar ke hati, paru-paru, dan otak, pembedahan tidak lagi menjadi pilihan utama. Pengobatan pasien stadium akhir hanya bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien.

Lama pengobatan kanker payudara

Lama pengobatan kanker payudara setiap pasien berbeda, Bunda. Jangka waktu pengobatan kanker umumnya dalam hitungan tahun, dan dapat mencapai lebih dari 5 tahun jika menjalani terapi hormon. Semua tergantung dari jenis pengobatan yang diberikan ke pasien, hasil pemeriksaan imunohistokimia, dan stadium penyakit.

Apa kanker payudara bisa sembuh?

Dalam konteks kanker payudara, terdapat istilah disease free survival, yakni periode setelah selesainya pengobatan utama dan pasien dinyatakan bebas dari penyakit dan dapat kembali beraktivitas normal. Pasien kanker payudara harus kontrol seumur hidup untuk menilai kekambuhan.

Kekambuhan dapat terjadi kapan saja walaupun pasien kanker payudara telah selesai menjalani rangkaian pengobatan. Kekambuhan dapat terjadi dalam skala lokal (kekambuhan pada bekas operasi), kekambuhan regional (kekambuhan yang terjadi pada kelenjar getah bening yang merupakan aliran kanker payudara), dan kekambuhan/metastasis jauh, yaitu ke paru, hati, otak, dan tulang belakang. Oleh karena itu, kontrol ke dokter sangat penting. Waktu atau jadwal kontrol akan ditentukan oleh dokter.

Bagaimana jika kanker sudah menyebar ke organ lainnya?

Penanganan kanker yang sudah menyebar, misalnya ke paru-paru atau hati, dapat ditangani dengan terapi sistemik seperti kemoterapi. Jika kanker payudara menyebar ke tulang belakang (misalnya, tulang belakang lumbal atau sakrum), maka penanganan awal dapat dilakukan dengan terapi radiasi untuk mencegah fraktur patologis. Namun perlu diingat bahwa pada fase ini, terapi hanya bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien.

Jadi, itulah pentingnya melakukan deteksi dini kanker payudara, karena jika ditemukan di stadium-stadium awal, peluang kesembuhan kanker payudara pun semakin besar. Jangan ragu untuk segera berkonsultasi ke dokter jika menemukan gejala awal kanker payudara ya, Bunda.

Demikian penjelasan terkait kanker payudara. Semoga informasi ini bermanfaat ya.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(ank/rap)

Simak video di bawah ini, Bun:

5 Mitos Soal Kanker Payudara: Benarkah Bisa Menular?

TOPIK TERKAIT

ARTIKEL TERKAIT

TERPOPULER

Harapan Almarhumah Mpok Alpa untuk Masa Depan Anak Kembarnya Semasa Hidup

Mom's Life Amira Salsabila

Mengenal Penyakit Kanker, Penyebab Mpok Alpa Meninggal Dunia

Mom's Life Nadhifa Fitrina

Mpok Alpa Meninggal Dunia, Tinggalkan 4 Anak Termasuk Sepasang Kembar

Mom's Life Annisa Karnesyia

Kisah Bunda yang Berkali-kali 'Dipaksa' Melahirkan Operasi Caesar hingga Akhirnya Bisa Pervaginam

Kehamilan Annisa Aulia Rahim

30 Ide Kostum Karnaval 17 Agustus yang Lucu, Unik & Kreatif untuk Anak, Bunda & Ayah

Parenting ZAHARA ARRAHMA

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

Mengenal Penyakit Kanker, Penyebab Mpok Alpa Meninggal Dunia

Bukan Gentle Parenting, Ini Pola Asuh Terbaik untuk Prestasi Anak Menurut Studi

Komedian Mpok Alpa Meninggal Dunia, Tinggalkan 4 Anak Termasuk Bayi Kembar

Kisah Bunda yang Berkali-kali 'Dipaksa' Melahirkan Operasi Caesar hingga Akhirnya Bisa Pervaginam

30 Ide Kostum Karnaval 17 Agustus yang Lucu, Unik & Kreatif untuk Anak, Bunda & Ayah

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK