Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

menyusui

Kenapa Harus Peduli Kanker Payudara Meski Tidak Ada Riwayat Keluarga?

Dwi Indah Nurcahyani   |   HaiBunda

Selasa, 14 Oct 2025 08:50 WIB

A smiling Asian woman enjoying drinking tea while her loving daughter is embracing her.
Kenapa Harus Peduli Kanker Payudara Meski Tidak Ada Riwayat Keluarga?/Foto: Getty Images/FreshSplash
Daftar Isi

Seiring usia, faktor risiko kesehatan memang lebih rentan termasuk risiko kanker payudara. Bunda pun perlu tahu, kenapa harus peduli kanker payudara meski tidak ada riwayat keluarga.

Beberapa faktor risiko kanker payudara merupakan hal-hal yang tidak dapat diubah seiring bertambahnya usia atau mewarisi perubahan gen tertentu. Hal ini pun meningkatkan risiko kanker payudara pada seseorang.

Tidak ada riwayat keluarga, apakah berisiko kanker payudara?

Kanker payudara merupakan kanker paling umum di kalangan perempuan. Dan, lebih dari satu dari 10 perempuan kulit hitam saat ini didiagnosis dengan tingkat yang hampir sama dengan perempuan kulit putih. Bahkan, perempuan kulit hitam pada akhirnya lebih banyak meninggal, didiagnosis lebih muda, pada stadium lebih lanjut, dan dengan jenis kanker payudara yang lebih agresif.

Yang banyak tidak diketahui ialah bahwa semua perempuan berisiko terkena kanker payudara. Dan perlu diketahui juga bahwa ada hal-hal yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko terkena kanker payudara dan bisa meningkatkan peluang seseorang untuk bertahan hidup.

Kenali apa itu kanker payudara

Dalam tubuh yang sehat, sistem alami mengendalikan pembentukan, pertumbuhan, dan kematian sel. Kanker sendiri terjadi ketika sistem tersebut tidak berfungsi dengan baik. Dan, ketika pertumbuhan sel lebih banyak daripada kematian sel, pertumbuhan berlebih ini dapat membentuk tumor.

Memang, tidak semua tumor bersifat kanker. Tumor yang bersifat kanker disebut sebagai tumor ganas sementara tumor non kanker dikenal sebagai tumor non jinak seperti dikutip dari laman Knowyourgirls.

Payudara terdiri dari saluran susu dan lobulus. Pada kondisi tumor, biasanya dapat bermula di saluran susu atau disebut ductal carcinoma in situ (DCIS) dan dianggap non invasif. Tanpa pengobatan, kanker non-invasif dapat berkembang menjadi kanker payudara invasif.

Pada perjalanannya, kanker payudara menjadi invasif ketika sel kanker menyebar ke jaringan payudara di sekitarnya atau kelenjar getah bening ketiak (aksila). Kanker payudara metastatik (juga disebut stadium IV atau kanker payudara lanjut) adalah kanker payudara invasif yang telah menyebar ke luar payudara dan kelenjar getah bening aksila ke bagian tubuh lain (paling sering ke tulang, paru-paru, hati, atau otak).

Berikut ini 10 hal penting yang perlu diketahui seputar kanker payudara:

1. Tingkat penyintas penderita kanker payudara mengalami kemajuan pesat

Antara tahun 1989 dan 2015, angka kematian akibat kanker payudara menurun 39 persen di kalangan perempuan di AS. Selama periode tersebut, terdapat 320.000 orang lebih yang berhasil selamat dari kanker payudara. Faktanya, lebih dari 3,5 juta penyintas kanker payudara tinggal di AS saat ini.

2. Pentingnya deteksi dini dan pengobatan

Lebih banyak orang yang berhasil selamat dari kanker payudara karena mereka menemukan kanker lebih awal (alias deteksi dini) dan mendapatkan pengobatan yang efektif.

Ada tiga cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan peluang kita menemukan kanker lebih awal jika mengalaminya (agar kita dapat mengobatinya sesegera mungkin). Ketiga cara tersebut adalah dengan mengetahui risiko diri sendiri, mengetahui kondisi normal diri sendiri, dan melakukan skrining secara teratur.

3. Kanker payudara merupakan kanker paling umum di kalangan perempuan kulit hitam

Sekitar 30.700 kasus baru kanker payudara diperkirakan akan terjadi di kalangan perempuan kulit hitam pada tahun 2016. Meskipun tingkat kelangsungan hidup pada perempuan kulit hitam meningkat, angka tersebut masih lebih rendah daripada tingkat kelangsungan hidup pada perempuan kulit putih.

4. Riwayat keluarga kanker payudara dapat berarti risiko lebih tinggi

Baik karena mutasi gen seperti BRCA1/2, gaya hidup yang serupa, atau sifat keluarga lainnya, jika seseorang dalam keluarga ernah menderita kanker payudara, anggota keluarga lainnya memiliki risiko yang lebih tinggi.

5. Kebanyakan perempuan yang terkena kanker payudara tidak memiliki riwayat keluarga atau mutasi gen BRCA1/2

Riwayat keluarga dan mutasi gen meningkatkan risiko kanker payudara, tetapi keduanya hanyalah satu bagian dari keseluruhan. Faktor risiko terbesar kanker payudara adalah jenis kelamin perempuan dan bertambahnya usia.

Faktor risiko kanker payudara yang tak bisa diubah

Ada beberapa faktor risiko terkait dengan kanker payudara dan Bunda perlu ketahui Berikut ini di antaranya ya, Bunda:

1. Menua

Seiring bertambahnya usia, risiko kanker payudara seseorang meningkat. Sebagian besar kanker payudara ditemukan pada perempuan berusia 55 tahun ke atas.

2. Terlahir sebagai perempuan

Faktor ini merupakan risiko utama kanker payudara. Meskipun pria juga bisa terkena risiko ini, tetapi penyakit ini jauh lebih umum terjadi pada perempuan daripada pria.

3. Mewarisi perubahan gen tertentu

Sekira 5 hingga 10 persen kanker payudara diperkirakan bersifat herediter, artinya kanker tersebut merupakan akibat langsung dari perubahan gen (mutasi) yang diwariskan dari orang tua.

4. Tubuh lebih tinggi

Banyak penelitian menemukan bahwa perempuan yang lebih tinggi memiliki risiko kanker payudara lebih tinggi daripada perempuan yang lebih pendek.

5. Memiliki jaringan payudara yang padat

Payudara terdiri dari jaringan lemak, jaringan fibrosa, dan jaringan kelenjar. Payudara tampak lebih padat pada mammogram ketika memiliki lebih banyak jaringan kelenjar dan fibrosa dan lebih sedikit jaringan lemak.

Perempuan dengan payudara padat pada mammogram memiliki risiko kanker payudara yang lebih tinggi daripada perempuan dengan kepadatan payudara rata-rata. Sayangnya, jaringan payudara yang padat juga dapat mempersulit kanker untuk terlihat pada mammogram.

6. Memiliki kondisi payudara jinak tertentu

Perempuan dengan diagnosis jenis kondisi payudara jinak tertentu mungkin memiliki risiko kanker payudara yang lebih tinggi. Beberapa kondisi ini lebih erat kaitannya dengan risiko kanker payudara dibandingkan yang lain.

7. Menstruasi lebih awal

Perempuan yang memiliki siklus menstruasi lebih banyak karena menstruasi lebih awal (terutama sebelum usia 12 tahun) memiliki risiko kanker payudara yang sedikit lebih tinggi. Peningkatan risiko ini mungkin disebabkan adanya paparan hormon estrogen dan progesteron yang lebih lama seumur hidup.

8. Menopause lebih lambat

Peremuan yang memiliki siklus menstruasi lebih banyak karena menopause lebih lambat (biasanya setelah usia 55 tahun) memiliki risiko kanker payudara yang sedikit lebih tinggi seperti dikutip dari laman Cancer.

9. Paparan DES

Dari tahun 1940-an hingga awal 1970-an, beberapa ibu hamil diberi obat mirip estrogen yang disebut DES karena dianggap dapat menurunkan risiko keguguran. Para bumil tersebut kemudian diketahui memiliki risiko kanker payudara yang sedikit lebih tinggi. Dan, perempuan yang ibunya mengonsumsi DES saat hamil juga mungkin memiliki risiko kanker payudara yang sedikit lebih tinggi.

10. Menjalani radiasi dada

Perempuan yang menjalani terapi radiasi dada untuk kanker lain saat mereka masih muda memiliki risiko kanker payudara yang jauh lebih tinggi. Risiko ini bergantung pada usia mereka saat menjalani radiasi.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(pri/pri)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda