MENYUSUI
Lingerie Bisa Picu Kanker Payudara pada Perempuan Muda, Benarkah? Ini Kata Pakar
Annisa Aulia Rahim | HaiBunda
Kamis, 30 Oct 2025 08:50 WIBBunda mungkin pernah mendengar anggapan bahwa bra ketat atau bahan tertentu seperti lingerie bisa menyebabkan kanker payudara. Isu ini sering muncul di media sosial, terutama di kalangan perempuan muda. Tapi, benarkah pilihan pakaian dalam bisa memicu kanker payudara?
Lingerie sebabkan kanker payudara, mitos atau fakta?
Banyak perempuan muda khawatir bra yang terlalu ketat bisa 'menekan' payudara dan memicu kanker. Teori ini bahkan sempat viral di media sosial dan dipercaya banyak orang. Namun faktanya, sejauh ini, tidak ada bukti ilmiah kuat yang menunjukkan bahwa pemakaian bra, termasuk yang ketat atau dengan kawat, bisa menyebabkan kanker payudara.
Menurut Penelitian dari American Cancer Society (ACS) menegaskan bahwa tidak ada hubungan antara bra dan risiko kanker payudara. Isu ini bermula dari teori lama yang menyebutkan bra dapat menekan aliran getah bening di area payudara, menyebabkan penumpukan racun. Namun, teori ini telah dibantah oleh berbagai studi medis.
Faktor risiko yang sebenarnya
Kalau bukan karena bra, lalu apa yang bisa meningkatkan risiko kanker payudara pada perempuan muda?
Para ahli menjelaskan, ada beberapa faktor yang sudah terbukti secara ilmiah berperan dalam memicu kanker payudara. Beberapa di antaranya bahkan sering luput disadari:
1. Riwayat keluarga dan genetik
Kalau ada anggota keluarga dekat seperti ibu, kakak, atau nenek yang pernah mengidap kanker payudara, risikonya bisa meningkat. Mutasi gen BRCA1 dan BRCA2 adalah penyebab paling umum dari kasus yang diturunkan.
2. Perubahan hormon
Perempuan yang menstruasi lebih dini (sebelum usia 12 tahun) atau menopause terlambat (setelah 55 tahun)memiliki paparan hormon estrogen yang lebih lama, dan ini dapat meningkatkan risiko kanker payudara.
3. Gaya hidup kurang sehat
Jarang bergerak, konsumsi alkohol, merokok, atau terlalu sering mengonsumsi makanan tinggi lemak jenuh dan gula bisa memengaruhi keseimbangan hormon dan metabolisme tubuh.
4. Berat badan berlebih (obesitas)
Lemak tubuh berlebih dapat meningkatkan kadar estrogen, yang dalam jangka panjang bisa memperbesar peluang tumbuhnya sel abnormal pada jaringan payudara.
5. Paparan radiasi dan polusi
Terpapar radiasi, terutama di area dada (misalnya saat terapi medis tertentu), juga bisa meningkatkan risiko kanker payudara.
Jadi, bukan pakaian dalam yang berbahaya, tapi gaya hidup dan faktor biologis yang harus lebih diperhatikan. Dengan menjaga pola makan sehat, rutin olahraga, serta memeriksa kondisi payudara secara berkala, risiko ini bisa ditekan sedini mungkin.
Risiko mengenakan bra atau lingerie terlalu ketat
Meski tidak menyebabkan kanker payudara, bra yang salah ukuran atau bahan yang tidak sesuai tetap bisa menimbulkan masalah kesehatan lain. Jadi, jangan anggap sepele soal kenyamanan dan pemilihan bahan, ya.
Beberapa efek yang bisa muncul akibat pemakaian bra yang tidak tepat antara lain:
- Iritasi kulit akibat gesekan atau bahan yang kurang menyerap keringat.
- Rasa nyeri di dada, bahu, atau punggung karena ukuran cup atau tali yang terlalu ketat.
- Gangguan postur tubuh, terutama jika bra tidak memberikan penopangan yang seimbang.
Selain itu, tidur dengan bra terlalu ketat atau berkawat juga tidak disarankan, karena bisa menghambat sirkulasi darah dan membuat otot dada terasa pegal. Tipsnya, pilihlah bra yang:
- Pas di ukuran tubuh (tidak longgar, tapi juga tidak menekan).
- Terbuat dari bahan yang lembut dan breathable seperti katun.
- Memiliki desain yang mendukung aktivitas, misalnya bra olahraga untuk workout dan bra tanpa kawat untuk harian.
Intinya, kenyamanan adalah kunci. Bra yang baik tidak hanya membuat tubuh terasa ringan, tapi juga menjaga kesehatan payudara dalam jangka panjang.
Pentingnya pemeriksaan dini
Bra mungkin tidak menyebabkan kanker payudara, tapi satu hal yang pasti, mendeteksi lebih awal bisa menyelamatkan banyak perempuan. Sayangnya, banyak perempuan muda yang masih merasa 'belum perlu' melakukan pemeriksaan, padahal deteksi dini justru paling efektif di usia produktif.
Langkah paling sederhana yang bisa dilakukan adalah SADARI (Periksa Payudara Sendiri) pemeriksaan mandiri untuk mengenali perubahan pada payudara. Idealnya dilakukan setiap bulan, beberapa hari setelah menstruasi berakhir, saat kondisi payudara sedang tidak bengkak atau nyeri.
Berikut ini beberapa hal yang perlu diperhatikan saat SADARI:
- Adakah benjolan kecil yang sebelumnya tidak ada?
- Apakah bentuk atau ukuran payudara berubah?
- Adakah cairan keluar dari puting yang tidak biasa?
- Apakah ada rasa nyeri terus-menerus di satu sisi payudara?
Kalau menemukan perubahan sekecil apa pun, jangan panik ya Bunda, tapi segera konsultasikan ke dokter. Pemeriksaan medis lanjutan seperti USG atau mammografi bisa membantu memastikan kondisi sebenarnya. Semakin cepat diketahui, semakin besar peluang pengobatan berhasil dan penyembuhan total.
Karena itu, yuk mulai peduli sejak sekarang. Payudara bukan hanya simbol keindahan tubuh, tapi juga bagian penting dari kesehatan perempuan yang harus dijaga seumur hidup.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(pri/pri)Simak video di bawah ini, Bun:
Jangan Anggap Sepele! Ini 6 Ciri Kanker Payudara Stadium Awal & Pengobatannya
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT
Amankah Penderita Kanker Payudara Menyusui Bayi? Ini Kata Dokter
Kenali Perbedaan Tumor Payudara Jinak & Ganas, Busui Perlu Tahu
4 Jenis Tes Kesehatan Payudara dan Kisaran Biayanya, Simak Bun
Cara Bedakan Benjolan Payudara Akibat Masalah Menyusui dan Kanker
TERPOPULER
5 Potret Anak Artis TK-SD di Luar Negeri, dari Putri Acha Septriasa hingga Marissa Nasution
Mengenal Fingering dalam Berhubungan Intim
5 Momen Eva Celia Makan di Warung Sederhana di Salatiga, Intip Potretnya Jajan Ronde hingga Soto
7 Sabun Cuci Muka atau Facial Wash yang Aman untuk Ibu Hamil Berjerawat
6 Tanda Anak Tumbuh di Lingkungan Bahagia Menurut Psikolog
REKOMENDASI PRODUK
7 Sabun Cuci Muka atau Facial Wash yang Aman untuk Ibu Hamil Berjerawat
Dwi Indah NurcahyaniREKOMENDASI PRODUK
10 Rekomendasi Susu Bebas Laktosa untuk Anak yang Aman
KinanREKOMENDASI PRODUK
10 Susu UHT untuk Anak 1 Tahun yang Aman Dikonsumsi
KinanREKOMENDASI PRODUK
5 Rekomendasi BB Cream Korea, Bikin Kulit Wajah Glowing
Amira SalsabilaREKOMENDASI PRODUK
Pilihan Parfum Anak Sekolah yang Wangi Tahan Lama dan Harga di Bawah Rp20 Ribu
Firli NabilaTERBARU DARI HAIBUNDA
Sempat 16 Th Musuhan, Intip Potret Ratu Anandhita & Mario Irwinsyah Rayakan Ultah Pernikahan ke-10
Mengenal Fingering dalam Berhubungan Intim
5 Potret Anak Artis TK-SD di Luar Negeri, dari Putri Acha Septriasa hingga Marissa Nasution
7 Sabun Cuci Muka atau Facial Wash yang Aman untuk Ibu Hamil Berjerawat
5 Artis Indonesia Berstatus Single Father, Sering Habiskan Waktu Bareng Anak
FOTO
VIDEO
DETIK NETWORK
-
Insertlive
Tak Terima Disebut Psikolog Gadungan, Lita Gading Tak Mau Damai dengan Ahmad Dhani
-
Beautynesia
Ilmuwan Temukan 5 Tipe Pola Tidur, Salah Satunya Bisa Tunjukkan Kondisi Mental Kamu!
-
CXO
GOT7 Rilis Album Baru, Persiapan Harus Lewat Video Call Karena Hal Ini
-
Wolipop
Gaya Nyetrik Chungha Pakai 'Underwear' di Luar Celana Disebut Bak Superman
-
Mommies Daily
Ear Seeds Jadi Terapi Alternatif K-Pop Idol, Apa Saja Manfaatnya?