Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

menyusui

12 Cara Baru Mendiagnosis dan Mengobati Kanker, Termasuk Payudara

Annisa Aulia Rahim   |   HaiBunda

Jumat, 14 Nov 2025 08:50 WIB

Ilustrasi dokter
12 Cara Baru Mendiagnosis dan Mengobati Kanker, Termasuk Payudara/Foto: Getty Images/Karn Dechphan
Daftar Isi
Jakarta -

Kanker masih menjadi salah satu penyakit paling menakutkan di dunia. Namun kabar baiknya, kemajuan teknologi medis kini membuka harapan baru lho Bunda. Diagnosis bisa dilakukan lebih cepat, dan pengobatan semakin personal menyesuaikan kondisi tiap pasien.

12 Cara baru mendiagnosis dan mengobati kanker

Yuk simak 12 cara terbaru dalam mendeteksi dan mengobati kanker, berdasarkan penelitian dari lembaga kesehatan dunia seperti World Economic Forum, Mayo Clinic, Harvard Medical School, American Cancer Society, dan National Cancer Institute (NCI).

1. Tes darah multi-kanker (multi-cancer early detection test)

Kini, satu tes darah bisa mendeteksi lebih dari 50 jenis kanker sekaligus. Tes seperti Galleri dari GRAIL menggunakan DNA sel kanker yang beredar di darah untuk mengenali tanda-tanda awal penyakit, bahkan sebelum muncul gejala. 

Menurut American Cancer Society, teknologi ini masih dikembangkan, tapi potensinya besar untuk menurunkan angka kematian akibat kanker melalui deteksi dini.

2. Biopsi cair (liquid biopsy)

Berbeda dari biopsi konvensional yang mengambil jaringan, biopsi cair cukup dengan sampel darah. Dari darah tersebut, dokter bisa menganalisis vesikel kecil atau DNA tumor, untuk memantau perkembangan kanker dan efektivitas pengobatan. Tes darah ini bisa mendeteksi fragmen DNA kanker bahkan sebelum muncul gejala. Hasilnya cepat dan tidak menyakitkan membantu dokter menemukan kanker lebih dini, saat peluang sembuh masih tinggi. Studi dari University of Rochester menunjukkan metode ini jauh lebih cepat dan minim rasa sakit bagi pasien.

3. Tes genetik dan profil molekuler

Kanker bukan hanya soal organ, tapi juga mutasi genetik. Dengan teknologi next generation sequencing (NGS), dokter dapat mengetahui mutasi spesifik pada tumor dan memilih obat yang paling sesuai. Metode ini merupakan dasar dari konsep pengobatan presisi (precision oncology).

4. Pencitraan digital dan teknologi radar

Perkembangan teknologi MRI, CT-Scan, dan PET-Scan kini memungkinkan citra yang jauh lebih detail. Algoritma AI bahkan mampu mengidentifikasi sel kanker mikroskopis yang sebelumnya sulit terlihat.

Menurut jurnal Tomography, teknologi ini mempercepat diagnosis dan membantu menentukan lokasi serta stadium kanker dengan lebih akurat.

5. Kecerdasan buatan (AI) dalam diagnosis

Peneliti di Harvard Medical School mengembangkan AI yang dapat mengenali pola kanker dari gambar hasil pemindaian. AI ini membantu dokter membuat diagnosis lebih cepat dan akurat, sekaligus memprediksi keberhasilan pengobatan. Meski begitu, AI tetap berfungsi sebagai alat bantu, bukan pengganti tenaga medis.

6. Biopsi tradisional dengan analisis lanjutan

Biopsi masih menjadi metode utama diagnosis kanker. Namun kini, hasilnya bisa diperluas dengan analisis genetik dan sitogenetik seperti FISH dan CGH untuk memetakan perubahan DNA secara lebih detail.

7. Pengobatan presisi (precision medicine)

Pendekatan ini menyesuaikan terapi berdasarkan mutasi genetik unik pada tumor. Contohnya, pasien kanker paru dengan mutasi EGFR bisa mendapat obat yang menargetkan mutasi tersebut hasilnya lebih efektif dan efek sampingnya lebih ringan.

8. Terapi kombinasi dan terarah (targeted therapy)

Pengobatan kini disesuaikan dengan mutasi genetik tiap pasien. Dokter bisa meresepkan obat yang 'menarget' titik lemah kanker berdasarkan profil DNA-nya.

9. Radioterapi yang lebih presisi

Dengan bantuan AI dan pencitraan 3D, sinar radiasi kini bisa diarahkan langsung ke sel kanker tanpa merusak jaringan di sekitarnya meningkatkan efektivitas dan mengurangi nyeri.

10. Terapi nano (nanomedicine)

Partikel nano berukuran sangat kecil bisa membawa obat langsung ke dalam sel kanker. Teknologi ini tengah dikembangkan agar pengobatan lebih cepat bekerja dan tidak merusak sel sehat.

11. Pemantauan digital & wearable device

Pasien kanker kini bisa dipantau dari rumah lewat perangkat pintar. Data seperti detak jantung, suhu tubuh, dan kadar oksigen dikirim otomatis ke dokter untuk memantau efek terapi.

12. Tablet untuk mengurangi risiko kanker payudara

Dikutip dari NHS, ada sebuah obat yang dapat mengurangi separuh risiko perempuan terkena kanker payudara dan sedang diuji oleh Layanan Kesehatan Nasional Inggris. Obat ini akan tersedia bagi hampir 300.000 perempuan yang dianggap paling berisiko terkena kanker payudara, yang merupakan jenis kanker paling umum di Inggris.

Obat tersebut, yang diberi nama anastrozole, mengurangi kadar estrogen yang diproduksi perempuan dengan memblokir enzim aromatase. Obat ini telah digunakan selama bertahun-tahun sebagai pengobatan kanker payudara, tetapi kini telah digunakan kembali sebagai obat pencegahan.

Dikutip dari Nature, bahwa peluang bertahan hidup bagi perempuan penderita kanker payudara bervariasi tergantung di mana mereka tinggal. Sementara negara-negara kaya memiliki lebih banyak diagnosis kanker payudara, negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah (LMIC) mengalami tingkat kematian yang lebih tinggi karena terbatasnya akses layanan kesehatan.

Dan hal ini tidak hanya berlaku untuk kanker payudara 70 persen kematian akibat kanker di seluruh dunia terjadi di LMIC, menurut laporan resmi Forum Ekonomi Dunia, yang menganjurkan pendekatan berbasis lokasi untuk meningkatkan layanan kesehatan.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!



(pri/pri)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda