Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

menyusui

Pasien Kanker Payudara Stadium Lanjut Kini Punya Peluang Hidup Lebih Lama, Ini Kata Studi Terbaru

Annisa Aulia Rahim   |   HaiBunda

Kamis, 04 Dec 2025 08:50 WIB

Young Japanese female medical worker
Pasien Kanker Payudara Stadium Lanjut Kini Punya Peluang Hidup Lebih Lama, Ini Kata Studi Terbaru/Foto: Getty Images/lielos
Daftar Isi
Jakarta -

Kabar baik datang dari dunia kesehatan, khususnya bagi para pejuang kanker payudara. Sebuah studi internasional terbaru mengungkapkan bahwa pasien dengan kanker payudara stadium lanjut termasuk yang sudah metastatik kini memiliki peluang hidup lebih lama dibandingkan dekade sebelumnya. Kemajuan dalam pengobatan modern terbukti membuat harapan hidup para pasien meningkat signifikan.

Temuan ini menjadi angin segar, terutama mengingat kanker payudara masih menjadi salah satu penyakit dengan angka kasus tertinggi pada perempuan di seluruh dunia.


Kemajuan signifikan dalam harapan hidup

Kabar baiknya, pasien kanker payudara stadium lanjut kini memiliki harapan hidup yang lebih panjang dibandingkan dengan sepuluh tahun lalu. Kemajuan pengobatan dan perawatan membuat dunia bagi para pejuang kanker terasa sedikit lebih cerah.

Sebuah laporan dari ABC Global Alliance, yang dipaparkan dalam konferensi Advanced Breast Cancer Eighth International Consensus Conference, menunjukkan bahwa rata-rata survival (masa hidup setelah diagnosis lanjut) pasien kanker payudara lanjut meningkat secara signifikan dibanding periode awal 2010-an. 

Studi ini menganalisis lebih dari 60.000 pasien kanker payudara stadium lanjut menunjukkan peningkatan yang luar biasa dalam rata-rata kelangsungan hidup. Jika di tahun 2011–2013 pasien rata-rata bertahan hidup sekitar 27,5 bulan, maka pada periode 2020–2022 angka ini meningkat menjadi 34,3 bulan.

Bahkan, pada kelompok dengan tipe kanker tertentu seperti HER2-positive dan hormone receptor positive, harapan hidup bisa mencapai lebih dari 4 tahun (sekitar 53 bulan), naik jauh dari tahun-tahun sebelumnya. Peningkatan ini semakin menegaskan bahwa diagnosis stadium lanjut bukan lagi 'vonis cepat', melainkan kondisi yang kini bisa dikelola lebih lama dengan bantuan terapi modern. 

Untuk tipe kanker yang dikenal paling agresif, seperti triple-negative breast cancer, peningkatan harapan hidup memang belum sebesar tipe lainnya. Namun tetap ada perbaikan dari 11 bulan menjadi lebih dari 13 bulan.

Apa yang membuat pasien bisa hidup lebih lama?

Menurut peneliti ABC8, ada beberapa faktor yang membuat peningkatan harapan hidup ini nyata:

1. Terapi sistemik modern yang lebih efektif

Obat-obatan terbaru, termasuk terapi target, terapi hormon, dan kombinasi kemoterapi, kini jauh lebih tepat sasaran sesuai subtipe kanker setiap pasien. Pendekatan ini membuat pengobatan lebih efektif dalam menekan perkembangan kanker.

2. Akses pengobatan yang lebih merata

Banyak negara mulai memperluas akses terhadap terapi inovatif, sehingga lebih banyak pasien mendapat manfaat dari obat generasi baru.

3. Manajemen kanker yang lebih komprehensif

Pendekatan pengobatan kini tidak hanya fokus menghentikan pertumbuhan sel kanker, tetapi juga menjaga kualitas hidup pasien. Pengobatan lanjutan, dukungan paliatif, monitoring ketat, dan perawatan personalized terbukti meningkatkan kontrol penyakit.

Tantangan yang masih akan dihadapi

Walaupun kabar ini sangat menggembirakan, para ahli mengingatkan bahwa peningkatan harapan hidup belum dirasakan merata. Di Indonesia, misalnya, sekitar 60% pasien kanker payudara masih terdiagnosis pada stadium lanjut. Artinya, tantangan terbesar berada pada tahap deteksi dini dan akses terhadap terapi modern yang belum sepenuhnya merata.

Selain itu, peningkatan harapan hidup paling besar terjadi pada pasien dengan subtipe HER2+ dan HR+, sementara pasien triple-negative masih membutuhkan inovasi terapi yang lebih efektif.

berikut  beberapa tantangan besar yang perlu diperhatikan terutama bagi negara berkembang seperti Indonesia:

1. Akses pengobatan belum merata

Tidak semua pasien bisa mendapatkan terapi modern seperti obat target HER2 atau inhibitor CDK4/6 yang terbukti memperpanjang usia. Biayanya tinggi, ketersediaannya terbatas, dan tidak semua rumah sakit memiliki fasilitas lengkap.

2. Banyak pasien datang terlambat

Di Indonesia, sebagian besar perempuan baru memeriksakan diri ketika benjolan sudah besar atau gejala semakin jelas. Akibatnya, diagnosis sering terjadi di stadium 3 atau 4, yang membuat pilihan terapi semakin terbatas.

3. Edukasi deteksi dini masih rendah

Kesadaran pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) dan pemeriksaan klinis masih belum merata. Padahal, deteksi dini terbukti menjadi faktor terbesar penentu keberhasilan terapi.

4. Efek samping terapi masih jadi tantangan

Walaupun obat-obatan baru lebih efektif, sebagian pasien tetap merasakan efek samping seperti kelelahan, penurunan imunitas, nyeri, hingga masalah emosional. Dukungan keluarga dan perawatan menyeluruh tetap sangat dibutuhkan.

5. Kesenjangan data & perawatan

Di banyak daerah, data mengenai kanker payudara masih terbatas sehingga penyusunan kebijakan dan akses pengobatan menjadi tidak merata. Padahal data sangat penting untuk memperbaiki layanan kanker.

6. Dukungan psikologis belum optimal

Perjuangan kanker bukan hanya soal fisik, tetapi mental. Banyak pasien dan keluarga masih menghadapi kecemasan, ketakutan, dan tekanan emosional tanpa dukungan psikolog yang memadai.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(pri/pri)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda