Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

menyusui

Dokter Ungkap Kesalahan Menyusui yang Sering Dilakukan Bunda Baru

Dwi Indah Nurcahyani   |   HaiBunda

Sabtu, 06 Dec 2025 10:30 WIB

Ilustrasi Ibu Menyusui Mengalami De Quervain Syndrome
Dokter Ungkap Kesalahan Menyusui yang Sering Dilakukan Bunda Baru/Foto: Getty Images/Stefan Tomic
Daftar Isi
Jakarta -

Sebagai orang tua baru, tak sedikit dari mereka yang menemui berbagai tantangan saat menyusui sehingga tidak jarang kesalahan pun terjadi. Terbaru, dokter ungkap kesalahan menyusui yang sering dilakukan Bunda baru.

Dalam menyusui bayi, Bunda baru yang nol pengalaman biasanya menganggap jika bayi menangis merupakan tanda mereka lapar. Mereka pun segera menyusuinya meski hanya sementara. Namun, tak sedikit yang kemudian bertanya-tanya mengapa bayi mereka masih tampak lapar kembali bahkan setelah menyusu.

Bahkan, tidak jarang bayi mereka minum ASI hanya beberapa menit dan langsung tertidur. Tak lama mereka bangun kembali dan menangis kembali minta menyusu.

Menurut dokter anak, Dr Mohit Sethi, sebenarnya salah satu kesalahan paling umum dalam menyusui ini terjadi karena mereka tidak sepenuhnya memahami perbedaan antara foremilk dan hindmilk. 

Dalam sebuah video yang dibagikan di media sosial, Dr Sethi menjelaskan bagaimana pemberian ASI yang tidak tuntas dapat menyebabkan bayi rewel dan terus menerus lapar, seperti dikutip dari laman Timesofindia.

Apa itu foremilk dan mengapa bayi tidak merasa cukup?

Menyoal foremilk, Dr Sethi menjelaskan bahwa ASI yang keluar pertama kali saat menyusui itulah yang disebut foremilk. "Saat mulai menyusu, ASI yang keluar awalnya encer, agak kebiruan. Ini disebut foremilk dan hanya untuk menghilangkan dahaga bayi,"katanya.

ASI awal sedianya memang penting bagi bayi, tetapi ASI utama menghidrasi bayi dan tidak menyediakan kalori yang cukup untuk memuaskan rasa lapar. Kebanyakan bayi mulai menyusu dengan antusias pada awalnya, tetapi setelah sekitar empat hingga lima menit, mereka secara alami akan lelah.

Karena menyusu merupakan upaya fisik bagi bayi baru lahir, bayi sering kali tertidur di tengah proses menyusu. "Ini adalah tahap di mana banyak ibu merasa bayinya sudah kenyang dan menidurkan mereka," tambah Dr Sethi. 

Padahal kenyataannya, bayi belum mencapai bagian paling bergizi dari ASI, sambung Dr Sethi.

Hindmilk, pengisi rasa lapar yang sesungguhnya

Setelah foremilk keluar, ASI hindmilk atau ASI belakang pun menyusul. ASI ini biasanya lebih kental teksturnya, lebih kaya nutrisi, dan berwarna lebih kuning.

Selain itu, ASI hindmilk juga mengandung lebih banyak lemak dan penting untuk penambahan berat badan, pertumbuhan, dan rasa kenyang. "ASI belakang-lah yang sebenarnya memuaskan rasa lapar bayi. Jika bayi tak mencapai tahap ini, ia akan terbangun dalam beberapa menit dan meminta susu lagi," ujar Dr Sethi.

Cara membantu bayi menyelesaikan menyusu

Untuk menghindari pemberian ASI yang tidak tuntas, Dr Sethi menyarankan untuk membangunkan bayi dengan lembut jika ia tertidur terlalu cepat saat menyusu.

"Setelah empat hingga lima menit, jika bayi Bunda tertidur, jentikkan kaki bayi atau sentuh telinganya dengan lembut untuk membangunkannya. Mungkin perlu dua hingga lima menit, tetapi Bunda perlu membangunkan bayi untuk menyusu lagi," katanya.

Ia juga menekankan bahwa menyusui harus dilanjutkan dari payudara yang sama, bukan dari payudara yang lain. "Jika Bunda mengganti payudara, bayi akan kembali menerima ASI depan. Karenanya, selalu lanjutnya menyusui dari payudara yang sama agar bayi bisa mendapatkan ASI belakang,"ungkapnya.

Dengan mengikuti pola ini selama 10-15 menit, bayi menerima dengan baik ASI depan dan ASI belakang yang menyebabkan mereka lebih kenyang dan tidur lebih lama, yakni biasanya sekitar satu hingga satu setengah jam.

Dr Mohit pun menyarankan agar saran tersebut dilakukan. Ia menyoroti bagaimana perubahan kecil dalam teknik menyusu dapat membuat perbedaan besar. Dengan memahami pentingnya ASI awal dan ASI akhir serta memastikan pemberian ASI yang lengkap, para ibu dapat membuat bayi mereka lebih puas, lebih tenang, dan lebih bergizi. 

Tips menyusui bayi baru lahir

Sebagai ibu baru, mendapatkan dukungan untuk menyukseskan menyusui sangatlah penting ya, Bunda. Berikut ini beberapa hal yang bisa dilakukan:

1. Kontak kulit ke kulit

Buatlah kontak kulit dengan bayi segera setelah melahirkan untuk membantu menjaga mereka tetap hangat, tenang, dan pernapasan mereka tetap stabil.

2. Berikan segera kolostrum

Cairan yang diproduksi payudara dalam beberapa hari pertama setelah melahirkan disebut kolostrum. Kolostrum biasanya kental dan berwarna kuning keemasan. Kolostrum merupakan makanan yang sangat pekat, sehingga bayi hanya membutuhkan sedikit, yakni sekitar satu sendok teh, setiap kali menyusu.

3. Pahami refleks let down

Isapan bayi akan menyebabkan otot-otot di payudara menekan ASI ke arah puting yang disebut dengan refleks let-down. Bebeapa perempuan merasakan sensasi geli yang bisa sangat kuat sementara lainnya tidak merasakan apa-apa.

Bunda akan melihat bayi merespons ketika ASI mulai keluar. Isapan cepatnya akan berubah menjadi menelan ASI yang dalam dan berirama saat ASI mulai mengalir. Bayi sering kali berhenti setelah isapan cepat pertama sambil menunggu ASI keluar lagi.

Terkadang refleks ASI ini bisa begitu kuat sehingga bayi bisa batuk dan tersedak. Bidan, dokter, ataupun petugas kesehatan lainnya dapat membantu mengatasi hal ini.

4. Susui bayi sesering mungkin

Pada minggu pertama, bayi  mungkin ingin menyusu sangat sering. Bisa jadi, bayi akan menyusui setiap jam dalam beberapa hari pertama. Untuk itu, susuilah bayi sesering yang mereka inginkan dan selama yang mereka inginkan. Mereka akan mulai menyusu lebih sedikit, tetapi berangsur lebih lama setelah beberapa hari seperti dikutip dari laman Nhs.

5. Memperbanyak ASI

Sekitar dua hingga empat hari setelah lahir, Bunda mungkin menyadari bahwa payudara akan menjadi lebih penuh. ASI yang diproduksi setiap ibu biasanya akan bervariasi sesuai dengan kebutuhan bayi. Setiap kali bayi menyusu, tubuh tahu untuk memproduksi lebih banyak ASI untuk sesi menyusui berikutnya. Jumlah ASI yang dihasilkan akan bertambah atau berkurang tergantung seberapa sering bayi Bunda menyusu.

Semoga informasinya membantu ya, Bunda.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(pri/pri)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda