Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

menyusui

Bolehkah Ibu Menyusui Minum Larutan Penyegar untuk Atasi Panas Dalam?

Annisa Karnesyia   |   HaiBunda

Senin, 15 Dec 2025 08:20 WIB

Ilustrasi Ibu Menyusui
Ilustrasi Ibu Menyusui/ Foto: Getty Images/iStockphoto/geargodz
Daftar Isi
Jakarta -

Banyak jenis larutan penyegar dijual bebas di pasaran. Minuman yang terbuat dari bahan herbal ini diklaim dapat menyegarkan tubuh dan mengatasi panas dalam yang disertai dengan gejala tenggorokan kering.

Beberapa produk larutan penyegar yang dijual di Indonesia dan telah memiliki izin edar dari BPOM dimasukkan dalam kelompok obat tradisonal. Beberapa di antaranya ada yang dijual dalam bentuk cair (langsung minum) atau serbuk yang perlu diseduh ke air sebelum diminum.

Seperti klaimnya, minuman larutan penyegar dapat mengatasi panas dalam. Lantas, bolehkah ibu menyusui (busui) minum larutan penyegar? Apakah kandungannya aman dan tidak akan mengganggu produksi ASI?

Belum diketahui efek sampingnya untuk busui

Dari hasil penelusuran HaiBunda, beberapa jenis larutan penyegar bermerek terkenal dan telah disetujui Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), tidak mencantumkan anjuran atau larangan konsumsi minuman ini untuk ibu menyusui. Beberapa produk juga tidak menjelaskan secara detail terkait efek sampingnya pada kualitas dan kuantitas ASI.

Sama seperti kandungan bahan herbal lainnya, ibu menyusui sebaiknya tidak sembarangan mengonsumsi bahan herbal atau obat tradisional. Bila khawatir dengan efek sampingnya, Bunda dapat berkonsultasi dulu ke dokter atau pakar laktasi.

"Semuanya tergantung. Herbal dan produk herbal mungkin dianggap alami, tetapi belum tentu aman. Karena herbal bisa sangat ampuh, maka penting untuk berkonsultasi dengan penyedia layanan kesehatan sebelum menggunakannya," kata konsultan laktasi Kate Shand, dilansir Baby Center.

"Seperti halnya obat-obatan farmasi, herbal juga dapat masuk ke dalam ASI dan mungkin memengaruhi produksi ASI dan bayi yang menyusu. Tidak ada jaminan keamanan, kekuatan, atau kemurniannya. Selain itu, sangat sedikit herbal yang telah diteliti untuk mengetahui pengaruhnya terhadap bayi yang menyusui.

Kandungan larutan penyegar

Jenis larutan penyegar yang dijual di Indonesia umumnya mengandung dua jenis bahan, yakni gypsum fibrosum dan calcareous spar atau calcitum. Melansir dari beberapa sumber, gypsum fibrosum diklaim dapat membantu mengatasi tenggorokan kering dan sariawan. Sementara itu, calcareous spar dipercaya bisa menurunkan panas dalam.

Praktisi pengobatan tradisional Tiongkok dari TCM Healthcare Centre, Chai Jia Yee, mengatakan bahwa mineral alami dari gypsum fibrosum bersifat dingin dan efektif dalam membersihkan 'panas tubuh', terutama panas di organ paru-paru dan perut.

"(Gypsum fibrosum) Sangat cocok untuk mereka yang mengalami demam tinggi, haus berat, keringat berlebih, lidah panas atau merah, sakit gigi, atau gusi bengkak," ungkap Chai Jia Yee, dikutip dari laman Says.

"Namun, minuman tersebut tidak dianjurkan bagi mereka yang mengidap sindrom defisiensi limpa dan lambung (dengan diare atau feses encer), defisiensi 'Yin' (panas di telapak tangan dan kaki), demam dan menggigil, atau demam ringan."

Menurut Chai Jia Yee, air larutan penyegar yang mengandung gypsum fibrosum tidak dianjurkan untuk dikonsumsi dalam jangka panjang atau digunakan sebagai minuman pencegahan (sakit). Mengonsumsi minuman secara berlebihan justru bisa menyebabkan masalah kesehatan, Bunda.

"Karena sifatnya yang dingin, larutan penyegar dapat memengaruhi sistem pencernaan dan melemahkan sistem kekebalan tubuh kita," ungkapnya.

Kandungan lain di larutan penyegar adalah calcareous spar atau calcitum. Ini merupakan mineral alami yang berbasis kalsium karbonat. Dalam pengobatan tradisional Tiongkok, calcitum masuk dalam kategori Han Shui Shi, yakni herbal yang diklaim bisa meredakan panas dalam tubuh.

Menurut ulasan di laman Specialist Pharmacy Service dari NHS Inggris, kalsium karbonat dapat digunakan selama menyusui dengan dosis yang direkomendasikan untuk mengatasi mulas dan dispepsia (gejala gangguan pencernaan). Namun sejauh ini, tidak ada bukti yang menjelaskan efek penggunaannya selama menyusui.

Kalsium karbonat juga dianggap memiliki bioavailabilitas oral yang cukup rendah, sehingga kemungkinan besar tidak akan diserap secara signifikan oleh bayi yang disusui.

Ilustrasi Ibu menyusuiIlustrasi Ibu menyusui/ Foto: Getty Images/iStockphoto/GOLFX

Cara alami mengatasi panas dalam saat menyusui

Panas dalam merupakan kondisi saat tubuh mengalami panas yang berlebihan, terutama pada sistem pencernaan. Gejala panas dalam yang sering dikeluhkan adalah sariawan, bibir pecah-pecah, sakit tenggorokan, bau mulut, hingga susah buang air besar (BAB). Beberapa orang juga akan mengalami masalah kesulitan menelan saat terkena panas dalam.

Secara umum, panas dalam dapat muncul karena faktor internal dan eksternal. Faktor internal berupa daya tahan tubuh yang rendah, sedangkan faktor eksternal bisa karena virus, bakteri, atau kondisi lingkungan.

Alih-alih mengonsumsi obat atau minum larutan penyegar, Bunda menyusui dapat mengatasi panas dalam dengan cara yang lebih alami. Berikut beberapa cara alami untuk mengatasi panas dalam saat menyusui:

1. Minum air putih

Panas dalam bisa disebabkan karena suhu lingkungan yang panas. Mencegah dehidrasi adalah cara yang tepat untuk mengatasi panas dalam. Untuk mencegahnya, Bunda dapat memenuhi asupan cairan dengan minum air putih.

"Konsumsi cukup cairan memang membantu menjaga produksi ASI, namun yang paling penting membuat kita sehat dan selalu terhidrasi," kata ahli kesehatan anak dan perawat Donna Murray, RN, BSN, dikutip dari Very Well Family.

2. Minum air jahe

Air jahe dipercaya dapat menghangatkan perut dan mengatasi masalah pencernaan. Jahe juga memiliki sifat anti-inflamasi, analgesik, dan anti-bakteri yang membantu proses penyembuhan penyakit perut. Perlu dicatat, konsumsi jahe dalam dosis kecil dianggap aman setelah melahirkan dan menyusui ya, Bunda.

"Di beberapa daerah di dunia, perempuan akan diberi jahe segera setelah melahirkan. Jahe dipercaya bisa membantu ibu pulih setelah melahirkan dan dianggap galactagogue (ASI booster) yang bisa merangsang produksi ASI," ujar Murray.

3. Konsumsi madu

Melansir dari Parents, para ahli mengatakan bahwa madu aman dikonsumsi saat menyusui. Madu mengandung antioksidan alami dan dapat meredakan sakit tenggorokan serta meredakan batuk yang parah.

Konsumsi madu dengan dosis yang cukup juga dapat meringankan beberapa gejala gastrointestinal, seperti diare yang disebabkan oleh gastroenteritis. Meski bermanfaat untuk kesehatan, bukan berarti madu dapat meningkatkan produksi ASI. Tetapi, konsumsi madu tidak akan mengganggu kualitas dan kuantitas ASI.

Demikian penjelasan mengenai konsumsi larutan penyegar selama menyusui. Semoga informasi ini bermanfaat ya, Bunda.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(ank/pri)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda