Jakarta -
Bun, hanya dengan memikirkan
anak, kita bisa meningkatkan daya ingat lho. Luar biasa kan?
Menurut APA PsycNET, ini merupakan kesimpulan para periset di Binghamton University menerbitkan sebuah studi di Journal of Experimental Psychology: Learning, Memory, and Cognition. Dalam penelitiannya, peneliti memperhatikan berbagai cara proses evolusioner bisa mempengaruhi ingatan manusia.
Melihat evolusi dan seleksi alam, manusia lebih memprioritaskan hal seperti memiliki bayi dan mempertahankan hidup. Karena itu para periset menyebut kemungkinan sang ibu lebih baik dalam mengingat informasi dan rincian yang terkait dengan evolusi, seperti membesarkan
anak dan menemukan pasangan.
Untuk mengetahuinya, peneliti melakukan serangkaian tes dengan tujuan mengevaluasi kemampuan mengingat peserta dengan skenario yang berbeda. Peneliti menguji teori tersebut dengan meminta peserta membayangkan mereka tinggal di padang rumput kuno Afrika dan mengingat serangkaian kata-kata seperti batu, apel, bola, dan tongkat.
Nah, ibu-ibu ini kemudian diminta untuk menilai relevansi setiap item dengan seberapa banyak terkait dengan kelangsungan hidupnya. Saat skenario itu melibatkan pemikiran dalam membesarkan anak, ternyata daya ingat peserta meningkat, Bun. Peserta mengingat lebih banyak kata-kata.
Meningkatnya daya ingat pada peserta dengan skenario membesarkan anak itu ternyata serupa ketika peserta disuguhkan skenario bertahan hidup. Kondisi ini diduga karena otak kita mungkin bekerja lebih keras untuk mengingat informasi penting saat dibutuhkan untuk melindungi anak.
Tampaknya kebutuhan biologis untuk melindungi anak-anak agar bertahan hidup membantu otak kita untuk menyimpan informasi yang mungkin akan kita lupakan. Selain itu, pola asuh tampaknya juga memiliki efek yang sangat penting dalam memori dibandingkan dengan proses evolusioner lainnya.
Untuk menemukan pasangan, meski sama pentingnya dengan kelangsungan hidup, ternyata tak meningkatkan daya ingat peserta, Bun.
Profesor Psikologi Binghamton University, Ralph Miller, menjelaskan kepada Psych Central bahwa kemampuan kita untuk menghafal informasi penting berasal dari sistem saraf kita. "Ini merupakan hasil evolusi dan pengalaman masa lalu, dipengaruhi oleh seleksi alam yang terjadi di antara nenek moyang kita sejak lama," kata Ralph, seperti dilansir Romper.
Dengan kata lain, otak memprioritaskan mengasuh anak, bahkan selama proses evolusioner penting lainnya, dan memiliki imbas ingatan menjadi lebih tajam. Kata Prof Miller penelitian ini menunjukkan gen kita nggak hanya mempengaruhi anatomi dan fisiologi, tapi juga cara kita berpikir.
Kalau memikirkan anak meningkatkan daya ingat, lantas mengapa membesarkan anak-anak membuat sebagian ibu jadi pelupa? Menurut Science Direct, ini bisa karena kombinasi berbagai faktor. Orang tua baru seringkali kurang tidur. Nah, penelitian menunjukkan kurang tidur sering kali membuat seseorang mengalokasikan energi yang banyak untuk memberi perhatian akan sesuatu dan butuh memori yang besar pula.
Jane Martin, MD, Direktur Neuropsychological Testing and Evaluation Center, New York's Mount Sinai Medical Center, New York, berpendapat seorang ibu jadi sering pelupa karena tidak cukup tidur dan multitasking.
CBS News menuliskan perubahan hormonal pada kehamilan dan persalinan sebenarnya dapat mempengaruhi fungsi otak perempuan secara permanen, dan dapat berdampak negatif pada memori dan keterampilan hubungan spasial.
Penelitian ini memperlihatkan,evolusi telah memberi kaum ibu keuntungan yang nyata untuk memastikan kita bisa melakukan sesuatu untuk melindungi anak-anak kita dari bahaya. Jadi, meskipun lupa sering membuat frustrasi, kita masih bisa mengingat hal yang benar-benar penting.
(Nurvita Indarini)