Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

kehamilan

Hal Ini Sering Terlintas di Benak Bumil Saat Morning Sickness

Melly Febrida   |   HaiBunda

Senin, 25 Dec 2017 13:05 WIB

Morning sickness saat hamil sebenarnya wajar ya Bun. Tapi biasanya apa yang ada di benak Bunda ya saat morning sickness?
Hal Ini Sering Terlintas di Benak Bumil Saat Morning Sickness (Foto: Ari Saputra/detikcom)
Jakarta - Bagi ibu hamil alias bumil yang mengalami morning sickness pasti merasakan bagaimana kesalnya saat kondisi ini melanda ya? Ya, kondisi ini biasanya dialami saat trimester awal kehamilan.

Menurut American Pregnancy Association (APA), 60-70 persen ibu hamil mengalami muntah sebagai efek samping morning sickness, Bun. Seorang penulis Kimmie Fink mengatakan, sewaktu kehamilan, morning sicknessnya sangat buruk sehingga harus segera mendapat perawatan darurat.

"Saya membutuhkan cairan infus untuk mengatasi dehidrasi saya. Parah banget di trimester pertama, dan saya terus muntah selama kehamilan saya," ujar Kimmie seperti dilansir Romper.

Muntah memang terasa nggak enak, tapi setidaknya bisa membuat kita lega setelahnya. Cuma kalau muntah-muntah saat hamil , mungkin kita jadi merasa bersalah sama si janin di kandungan ya.


Nah, berikut beberapa pikiran yang mungkin muncul ketika ibu hamil mengalami morning sickness, seperti dirangkum HaiBunda dari berbagi sumber:

1. Bayi Terdampak Nggak Ya?

Sering kali ibu hamil yang morning sickness bertanya-tanya apakah kondisi tersebut menyakiti janinnya. Mungkin ibu jadi merasa bersalah lantaran makanan yang harusnya jadi nutrisi si kecil selalu dimuntahkan.

Janin memang mengambil apa yang mereka butuhkan dari ibunya. Menurut BabyMed, muntah biasanya tidak membahayakan janin. Muntah juga tidak akan menyebabkan keguguran.

Tapi, kalau Bunda sampai pada titik nggak bisa mengasup apapun (cairan atau makanan padat) sehingga berat badan turun drastis, mungkin Bunda mengalami hiperemesis gravidarum. Dalam hal ini, bunda perlu ke dokter karena dehidrasi berat bisa membahayakan bayi di kandungan.

2. Berapa Lama Lagi?

Rada tersiksa akibat mual dan muntah sering kali menimbulkan pertanyaan di benak kita, sampai kapan sih kondisi ini berakhir.

Orang selalu bilang biasanya muntah-muntah hanya sampai tiga bulan kehamilan. Ya meskipun pada beberapa ibu yang berlangsung lebih lama. Yang jelas setiap kehamilan memang berbeda.

3. Apakah Cuma Saya yang Muntah Sambil Ngompol?

Kadang saat muntah, tanpa disadari kita sampai ngompol alias pipis di celana. Mungkin jadi bertanya-tanya sendiri ya, apa cuma kita yang mengalami atau hal ini dialami juga oleh ibu-ibu di luar sana.

Sebenarnya sih wajar ya, Bun, kalau semakin besar janin maka akan semakin menekan kandung kemih. Jadi wajar banget kalau kita jadi lebih sering pipis. Bahkan kadang kalau bersin dan batuk sampai keluar juga pipisnya.


4. Apakah Semua Orang Mendengar Saya Muntah?

Muntah di rumah sendiri sih biasa ya, tapi kalau itu terjadi di tempat umum, duh jadi khawatir. Misalnya nih, saat muntah di toilet umum jadi bertanya-tanya apakah suara muntah kita didengar oleh orang lain. Lalu khawatir jika orang lain jadi jijik saat mendengar suara muntah kita.

5. Nanti Saya Nggak Mau Punya Anak Lagi

Pikiran nggak mau punya anak lagi sering mampir di benak ibu hamil yang merasa kelelahan karena morning sickness. Padahal bisa jadi di kehamilan kali ini kita mengalami morning sickness, tapi di kehamilan selanjutnya nggak merasakan. Soalnya setiap kehamilan memang beda-beda.

Morning sickness memang sering kali terasa menyiksa dan melelahkan, tapi ternyata punya sisi positif. Sebuah penelitian yang dilakukan tahun 2007 mengungkap risiko kanker payudara pada wanita yang pernah mengalami morning sickness berkurang hingga 30 persen.

Selain itu Bun, ada penelitian lain yakni dari National Institutes of Health, Amerika Serikat, yang menemukan kehadiran morning sickness menjadi tanda yang baik buat perempuan yang rentan mengalami keguguran bahwa dirinya masih hamil.

Umumnya kehamilan berlangsung selama 40 minggu dan risiko keguguran paling tinggi ada di trimester pertama. Risiko keguguran akan lebih besar lagi kalau umur ibu saat hamil lebih tua atau memiliki kondisi seperti diabetes, lupus, dan gangguan tiroid.

Pemimpin studi Dr Stefanie Hinkle mengatakan analisis lebih jauh dari 800 responden wanita hamil yang pernah keguguran menunjukkan morning sickness juga bisa berkaitan dengan kemungkinan kehamilan yang sukses. Alasannya karena pada wanita yang mengalaminya ditemukan penurunan risiko terjadinya keguguran hingga 50-75 persen.
(Nurvita Indarini)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda