Jakarta -
Kalau
rumah berantakan, pasti kita nggak nyaman ya, Bun. Nah, apalagi kondisi rumah yang berantakan terjadi ketika kita pulang kerja, semua orang bisa stres melihatnya. Tapi tahu nggak? Dibanding ayah, ibu cenderung lebih stres ketika menghadapi kondisi rumah yang berantakan lho.
Studi yang dilakukan UCLA's Center on Everyday Lives of Families (CELF) terhadap 32 rumah tangga kelas menengah dengan 2-3 anak umur 7-12 tahun menemukan ibu cenderung lebih stres ketika mendapati rumah berantakan, ketimbang ayah. Ditambah lagi mengatur barang-barang yang berantakan di rumah bisa meningkatkan level stres seorang ibu.
Peneliti memang nggak menjelaskan sebab ibu lebih stres ketimbang ayah saat rumah berantakan, tapi diasumsikan tugas rumah tangga sudah dianggap sebagai tanggung jawab ibu. Sehingga, ketika tugas rumah tangga nggak terselesaikan ibu bisa merasa lebih bersalah dan akhirnya lebih stres.
 Saat Rumah Berantakan, Ibu Cenderung Lebih Stres Ketimbang Ayah/ Foto: Thinkstock |
"Pada wanita, secara nggak disadari rumah yang berantakan amat berpengaruh. Pemandangan berantakan di rumah membombardir pikiran kita dengan stimulus visual, penciuman, dan taktil dan menyebabkan indra kita bekerja terus menerus karena ada stimulus yang sebenarnya nggak terlalu penting," tutur psikolog Sherrie Bourg Carter dikutip dari Psychology Today.
Jadi, Bun, ketika melihat kondisi berantakan otak wanita cenderung seperti mendapat perintah untuk terus bekerja. Sedangkan pada pria, mereka cenderung lebih santai menghadapi ini. Alhasil, ketika para ibu melihat rumah yang berantakan mereka ingin sesegera mungkin membereskan itu semua, demikian disampaikan Sherrie.
Kemudian, ada faktor itu tadi, Bun, pekerjaan rumah identik banget dengan tanggung jawab wanita. Jadi ketika
rumah berantakan otomatis ada rasa bersalah pada diri si ibu. Nah, dikutip dari Essential Kids, ada tips yang bisa dilakukan para ibu supaya nggak terlalu stres saat menghadapi kondisi rumah yang berantakan nih, Bun.
1. Sudah pasti, kerja sama dengan pasangan dibutuhkan banget untuk berbagi tugas. Kemudian, jangan lupa libatkan anak-anak untuk bertanggung jawab membersihkan ruangan yang paling sering mereka pakai.
2. Kelompokkan barang berdasarkan jenis atau frekuensi pemakaian. Kalau Bunda punya barang di rumah yang udah nggak kepakai, lebih baik taruh di gudang atau dibuang aja, Bun. Kemudian, buat juga jadwal untuk membersihkan barang-barang yang perlu dibersihkan berkala misalkan rak sepatu. Jadi, kalau belum tiba jadwal membersihkan, tahan diri untuk nggak beres-beres ya.
3. Sayangi diri kita. Ya, tentukan batasan jam kita membereskan barang-barang yang
berantakan. Misalnya di malam hari hanya sampai jam 21.00 aja Bunda membereskan rumah. Kalau udah lebih dari jam itu, tinggalkan tugas tersebut dan lanjut besok harinya. Atau, minta pasangan untuk membantu menyelesaikannya. Pembatasan waktu ini bertujuan supaya waktu Bunda untuk beristirahat nggak banyak terbuang.
(rdn)