Jakarta -
Kecantikan tidak lagi dinilai dari luar, tapi juga dari dalam terutama kesehatan area kewanitaan. Bila kebersihan
area kewanitaan dijaga, tentunya akan berdampak positif pada kesehatan dan meningkatkan rasa percaya diri sebagai wanita. Tapi, kadang ada masalah di area kewanitaan, salah satunya
keputihan.
Menurut dr.Dinda Derdameisya, Sp.OG,
Aesthetic Gynaecologist, sebanyak 60 persen wanita mengalami keputihan di usia 15-20 tahun. Sisanya, sebanyak 40 persen di usia 23-50 tahun.
"Keputihan adalah salah satu symptom adanya permasalahan dalam organ reproduksi perempuan. Cirinya adalah keluar cairan dari vagina yang bewarna, berbau, dan gatal. Kalau tidak menunjukkan gejala-gejala seperti itu, artinya cairan itu adalah cairan vagina, bukan keputihan," ujar Dinda dalam acara Peluncuran Andalan Feminine Care Intimate Wash di KAUM, Menteng, Jakarta Pusat, baru-baru ini.
Bila sudah tiga hari atau lebih Bunda selalu merasa tidak nyaman dengan bau, gatal, dan cairan di area kewanitaan yang selalu bertambah, itu bisa disebabkan bakteri atau jamur yang terus tumbuh dan menyebabkan keputihan. Nah, saat itu keputihan harus diwaspadai, Bun.
Kata Dinda, salah satu cara pencegahan keputihan adalah mengganti
underwear dua kali sehari, dan memilih bahan
underwear yang tingkat kerapatannya rendah agar sirkulasinya baik. Jika Bunda tidak sedang haid, disarankan tidak menggunakan pembalut atau
pantyliner karena bisa mengurangi sirkulasi area kewanitaan.
Kemudian, jika diperlukan Bunda bisa menggunakan produk
feminine hygiene dengan pH balance sekitar 3,5 sampai 4,9. Tidak dianjurkan memakai celana terlalu ketat dengan bahan yang enggak menyerap keringat karena kalau sirkukasi tidak baik, bakteri dan jamur akan berkumpul dan menyerang area kewanitaan.
"Kalau sudah terjadi
keputihan dan tidak bisa diobati dengan sabun atau obat-obatan lain, sebaiknya segera periksakan ke dokter, takutnya bisa jadi sumber
infeksi atau penyakit serius," tutup Dinda.
[Gambas:Video 20detik]
(ank/rdn)