Jakarta -
Ketika ibu memutuskan tetap bekerja setelah punya anak, pastinya ada berbagai petimbangan yang melatarbelakangi itu. Tapi, dalam kehidupan ini apapun yang kita lakukan nggak lepas dari sorotan orang di sekitar ya, Bun. Termasuk buat
ibu bekerja, ada aja komentar yang mampir ke telinga. Nggak cuma dari orang lain tapi juga dari orang terdekat/
"Dulu waktu saya kerja banyak komentar dari orang lain kalau saya ibu yang beginilah, begitulah. Tapi, sejak 3 tahun lalu saya jadi ibu rumah tangga, tetap aja tuh ada nyinyiran dari orang. Anggap aja itu angin lalu deh, masuk kuping kiri keluar kuping kanan," kata salah satu sahabat HaiBunda, Meli yang merupakan ibu tiga anak.
Nah, dirangkum HaiBunda, ini dia kata-kata yang sering diucapkan ke ibu bekerja tapi bisa terdengar 'jleb'. Untuk itu, yuk mulai sekarang coba ditahan untuk nggak mengatakan hal tersebut karena bagaimanapun, masing-masing orang punya pilihan dan pasti ada pertimbangan yang dipikirkan sebelum mengambil keputusan itu, bukan?
Tolong, Stop Ucapkan Kalimat Ini ke Ibu Bekerja /Foto: Infografis |
Ini bisa jadi salah satu komentar atau lebih tepatnya pertanyaan yang diajukan ketika seorang ibu memutuskan bekerja meski sudah punya anak. Kalau ditelaah, siapa sih, Bun, ibu yang nggak pengen menghabiskan banyak waktunya di rumah bareng anak?
Kata psikolog keluarga dari Tiga Generasi, Anna Surti Ariani atau akrab disapa Nina, ada berbagai alasan seorang ibu memutuskan bekerja. Yang paling sering adalah untuk membantu finansial keluarga. Nina bilang, memutuskan bekerja bisa jadi berat lho untuk seorang ibu.
"Tapi mau gimana lagi, kadang karena keadaan kita memang harus ambil keputusan itu. Toh kita masih bisa mengatur waktu untuk bisa punya quality time sama anak dan keluarga kan?" kata Nina.
Baca juga: Biar Lega, Yuk Tumpahkan Isi Kepala dan Hati Lewat Tulisan
Tolong, Stop Ucapkan Kalimat Ini ke Ibu Bekerja /Foto: Infografis |
Hal yang perlu diingat, baik ibu di rumah maupun ibu bekerja sama-sama stres lho, Bun. Cuma, sumber stresnya memang berbeda. Psikolog klinis dewasa Tiara Puspita atau Tita mengatakan sumber stres bagi ibu rumah tangga salah satunya pekerjaan rumah yang itu-itu aja dan jadi rutinitas harian.
"Sementara, ibu bekerja sumber stresnya dari pekerjaan, tuntutan atasan, bahkan perjalanan pergi pulang kantor yang macet, itu kan bisa jadi sumber stres. Jadi baik ibu di rumah ataupun bekerja sama-sama stres juga," kata Tita yang berpraktik di Tiga Generasi.
Tolong, Stop Ucapkan Kalimat Ini ke Ibu Bekerja /Foto: Infografis |
Komentar kayak gini pernah didengar salah satunya sama sahabat HaiBunda, Gitta. Setelah tiga bulan cuti melahirkan, si kecil ditinggal bersama si mbak yang Gitta dapatkan dari kampung halaman orang tuanya. Kata Gitta, ada Bun tetangga yang nyeletuk kayak gitu. Apalagi, Gitta juga pernah baca di sosial media kalimat 'Nitipin uang jutaan rupiah ke orang yang nggak dikenal aja nggak berani, tapi nitipin anak kok berani'.
"Kesal aja dengar orang ngomong gitu. Anak saya sama si mbak, kan mbaknya juga saya tahu dulu asalnya dan keluarganya dari mana. Lagian ada bude saya yang bantu ngawasin anak saya. Si mbak ini kan bukan orang lain yang tiba-tiba saya kenal di jalan terus saya titipkan anak saya kan?" keluh Gitta.
Tolong, Stop Ucapkan Kalimat Ini ke Ibu Bekerja /Foto: Infografis |
Ya, memang ketika suami istri
bekerja pastinya sumber pendapatan pun jadi dua. Tapi, bukan berarti kehidupan rumah tangga lebih enak karena lebih banyak uang bisa dibuat foya-foya. Apalagi, kebutuhan tiap rumah tangga pastinya berbeda. Finacial planner Nurfitriavi Noeriman bilang apalagi di awal-awal pernikahan, pengaturan keuangan yang belum stabil wajar banget dialami pasutri.
"Saya aja butuh waktu 3,5 tahunan sampai akhirnya cashflow kita stabil. Apalagi, dalam mengatur keuangan kan juga butuh perencanaan dan komitmen dari masing-masing pihak. Kalau suami istri bekerja tapi ngatur keuangannya kurang baik, sama aja bohong," kata wanita yang akrab disapa Fitri ini.
Tolong, Stop Ucapkan Kalimat Ini ke Ibu Bekerja /Foto: Infografis |
Nina mengatakan, kadang kala suami bukanlah satu-satunya pihak yang meminta sang istri bekerja. Pada beberapa kasus, orang tua atau mertua juga bisa mendorong seorang ibu untuk bekerja lho. Salah satu alasannya adalah sebagai istri dan ibu, kita sebagai wanita juga mesti mandiri.
"Terus juga yang sering dikhawatirkan kalau nanti suami kita kenapa-kenapa misalnya 'jatuh' senggaknya kita masih punya pegangan," kata Nina.
Tolong, Stop Ucapkan Kalimat Ini ke Ibu Bekerja /Foto: Infografis |
Sebutan sebagai ibu yang tega bisa didapat ibu bekerja ketika dia harus menyelesaikan urusan pekerjaan di kala sang anak sakit atau perlu didampingi saat ikut acara di sekolah. Bunda dua anak, Ria bilang ketika dia tugas ke luar kota dan kebetulan sang anak sakit, memang rasanya hati pedih banget, Bun. Atau, saat si kecil sedang ada karyawisata di sekolah dan butuh didampingi tapi Ria nggak bisa melakukannya, memang ada perasaan bersalah.
"Tapi kadang kala kalau anak memang sakit banget, nggak bisa ditinggal, atau ada acara yang memang aku harus datang, aku ambil cuti. Ada utang cuti nggak masalah kok demi anakku," ujar Ria.
Ketika kita memutuskan menjadi
ibu bekerja, pastinya segala konsekuensi sudah diketahui ya, Bun. Termasuk seperti yang dialami Ria. Saat dinas luar kota, tiba-tiba anak sakit. Hiks, sedih pastinya. Tapi, itulah konsekuensi yang bisa terjadi dan saat keputusan jadi ibu bekerja diambil berarti kita sudah siap dengan segala konsekuensi yang sebelumnya pun sudah dibicarakan sama suami.
Baca juga: Jangan Sedih, Nggak Punya ART Banyak Hikmahnya, Bun (rdn)