Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

moms-life

Kenapa Anak Benci pada Salah Satu Orang Tuanya Ketika Cerai?

Amelia Sewaka   |   HaiBunda

Jumat, 12 Jan 2018 18:05 WIB

Saat orang tua bercerai, anak bisa jadi membenci ayah atau ibunya. Kenapa bisa begini ya?
Kenapa Anak Benci pada Salah Satu Orang Tuanya Ketika Cerai? Foto: Thinkstock
Jakarta - Perceraian nggak cuma berat buat orang tua yang menjalaninya, tapi juga berat untuk anak-anak. Nah, kadang anak malah jadi benci pada sa;ah satu orang tuanya. Kenapa bisa begini ya?

"Masalah benci yang seperti itu emosi sesaat dan healing by the time kok," papar psikolog anak dan remaja dari RaQQi Human Development and Learning Centre, Ratih Zulhaqqi.

Nah, tapi bisa juga nih, anak jadi benci sama ayah atau ibunya ketika tahu orang tuanya saling menyakiti satu sama lain, selingkuh, atau melakukan kekerasan dalam rumah tangga. Untuk itu, kalau kita sedang berkonflik dengan pasangan sebaiknya nggak menunjukkan hal-hal yang buruk di depan anak, Bun.

Ketika kita memutuskan bercerai, terkadang yang jadi permasalahannya adalah gimana cara memberi penjelasan pada anak. Menurut Ratih, jika anak masih terlalu kecil akan lebih sulit menjelaskan soal perceraian, beda ketika anak sudah mulai besar apalagi masuk ranah remaja.


"Biasanya akan lebih mudah jelasinnya ketika anak mulai besar atau remaja dan memang harus ketemu tuh antara orang tua sama anak tentang pola hubungan yang terjadi pada mereka, jangan malah kucing-kucingan," tutur Ratih.

Malah kadang beberapa pasangan juga bermusuhan kendati perceraian telah terjadi. Padahal pemusuhan ini juga bisa berdampak buruk pada anak.

"Sebaiknya saling menahan ego. Kalau sudah bercerai jangan terus bermusuhan. Misalnya anak tinggal dengan ibu, karena bermusuhan, ibu menjelek-jelekkan mantan suami di depan anak. Ini menumbuhkan kebencian anak pada sosok ayahnya," jelas Ratih.

Ratih juga menambahkan kedua orang tua juga jangan mendramatisir dalam mencari kesalahan mantan pasangan. Baiknya katakan pada anak bahwa gimanapun dan apapun yang terjadi ia tetap ayah atau ibunya.

Nggak hanya itu, Bun, kalau kata psikolog klinis dewasa, Vicka Yunita Tjhin, perubahan yang juga terjadi ketika bercerai adalah ekonomi. Ini karena otomatis salah satu pasangan akan menjadi single parent yang harus men-support kebutuhan keluarganya secara finansial.

"Usaha untuk memenuhi kebutuhan ekonomi mendorong seseorang untuk mencari pekerjaan dan memiliki kehidupan sosial yang baru sehingga akhirnya berdampak pada kurangnya waktu yang dihabiskan bersama anak secara fisik," ujar Vicka.

Beban sebagai single parent juga akhirnya membuat seseorang menjadi terbatas tidak cuma fisik, tapi juga secara psikologi. Dengan perubahan peran secara cepat setelah bercerai membuat pasangan berusaha memenuhi atau berperan ganda yang selama ini diperankan oleh pasangan.

Meskipun salah satu pasangan telah mengusahakan mengisi peran yang hilang tersebut tetapi anak pasti merasakan adanya peran yang hilang baik secara paternal maupun maternal. "Akhirnya anak mau tidak mau harus menghadapi situasi dan tantangan baru setelah perceraian itu terjadi," ungkap Vicka.

Nah, Bun, situasi-situasi seperti ini yang membuat anak merasa tidak nyaman kemudian membuatnya jadi membenci orang tuanya.
(Nurvita Indarini)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda