Jakarta -
Siapa sih yang nggak ingin akur dengan saudara termasuk saudara ipar. Tapi, kadang karena satu atau lain hal, kita sulit banget deh akur sama ipar. Duh...
Eits, jangan keburu jengkel dulu, Bun, yuk coba berdamai sama
ipar dan diri kita sendiri biar keadaan keluarga juga damai, aman, dan tenteram. Nah kali ada tips nih dari psikolog klinis dewasa dari Tiga Generasi, Inez Kristanti, biar kita akur sama ipar. Yuk simak bersama, Bun.
1. Hargai Hubungan "Coba hargai hubungan yang sudah terbentuk antara pasangan kita dan ipar," tutur Inez.
Sebelum kehadiran kita, pasangan kita dan ipar sudah memiliki hubungan yang berlangsung berpuluh-puluh tahun. Pahami bahwa saudara ipar adalah orang yang berarti bagi pasangan kita, sehingga sebenarnya tidak perlu terjadi 'persaingan', begitu kata psikolog lulusan Universitas Indonesia ini.
2. Buat Aturan yang JelasJika tinggal serumah dengan ipar, ada baiknya sejak awal membuat 'aturan yang jelas' tentang peran dan pembagian tugas antar masing-masing penghuni rumah terkait pekerjaan rumah tangga.
"Misalnya, siapa yang bertugas untuk memasak, dan siapa yang bertugas untuk mencuci piring," ungkap Inez.
Sebaiknya inisiatif untuk membicarakan pembagian tugas ini dilakukan oleh mertua untuk menghindari kesalahpahaman.
"Tujuannya adalah agar tidak terjadi konflik sehari-hari terkait dengan kebiasaan yang dimiliki oleh kita maupun ipar," tutur Inez.
3. Buat KesepakatanJika
ipar menjadi salah satu orang yang membantu kita dalam mengurus anak, buatlah kesepakatan mengenai sejauh apa keterlibatannya tersebut.
"Misalnya, apabila kita sedang bekerja maka ipar yang bertanggungjawab untuk menjaga dan mendisiplinkan anak, namun ketika kita sudah pulang maka hal-hal tersebut menjadi tanggung jawab kita pastinya," ungkap Inez.
Sepakat jugalah dengan aturan-aturan dan gaya pengasuhan yang akan diterapkan untuk anak.
4. Bersikap TerbukaCoba bersikap terbuka untuk lebih mengenal ipar. Lakukan tanpa melihat hal ini sebagai 'keharusan', namun seperti mencoba untuk mengenal teman baru.
"Tidak ada salahnya juga sesekali menghabiskan waktu berkualitas (quality time) dengan ipar, misalnya dengan pergi belanja bareng atau sekadar jalan bareng," papar Inez.
5. Kelola Ekspektasi Ada kemungkinan watak kita dan
ipar memang kurang cocok sehingga sulit sekali untuk bisa menjadi teman akrab.
"Di dalam situasi ini, kita tidak perlu merasa harus bersahabat dengan ipar, namun membangun hubungan yang harmonis tanpa cekcok yang berlebihan juga sudah cukup," tutur Inez.
Inez menambahkan, kuncinya adalah saling menghargai hubungan yang ada. Suami-istri memiliki hubungan sendiri yang unik dan butuh privasi, demikian juga hubungan pasangan kita dengan ipar.
"Oleh karena itu, ada baiknya kita menghargai privasi tersebut dan tidak mencampuri urusan mereka, kecuali pasangan kita meminta pendapat dari kita," papar Inez.
(rdn)