HaiBunda

MOM'S LIFE

Saat Pacaran Ringan Tangan, Apakah Saat Menikah Bisa Berubah?

Nurvita Indarini   |   HaiBunda

Rabu, 07 Mar 2018 09:07 WIB
Saat Pacaran Ringan Tangan, Apakah Saat Menikah Bisa Berubah?/ Foto: thinkstock
Jakarta - Kekerasan dalam hubungan percintaan nyata terjadi ya, Bun. Baru-baru ini yang menjadi sorotan adalah kekerasan fisik yang dialami Dylan Sada.

Dalam keterangan di postingan Instagram-nya, model yang kini tinggal di New York itu menuliskan pengalaman pedihnya disiksa oleh pasangan. Dylan Sada pun berharap tak ada perempuan lain lagi yang mengalami kejadian serupa dengan dirinya.

Beberapa kali saya juga mendapati cerita orang yang berani meningkatkan tahap hubungannya, dari pacaran ke level pernikahan, meski saat pacaran si pasangannya ini kerap melakukan kekerasan, baik verbal maupun fisik. Sering kali ada harapan saat menikah, hal-hal yang buruk ini bisa berubah. Tapi apakah benar bisa begitu?


"Sifat pacar saat masih pacaran akan menetap meski sudah menikah. Artinya, lebih baik tidak berharap orang akan berubah. Jika sejak pacaran sudah melakukan kekerasan, kemungkinan besar akan berlanjut di pernikahan" ujar psikolog klinis dewasa dari Psychological Service Centre and Laboratory Bina Nusantara University, Pingkan Rumondor.



Hmm, penjelasan Pingkan ini sesuai sih dengan curhatan Dylan Sada. "Saya adalah orang bodoh yang sedang jatuh cinta yang mengira bisa berubah. Saya terluka dan sangat patah hati, tapi saya berhasil menyembunyikan rasa sakit ini. Pelecehan verbal kepada saya adalah yang terburuk daripada pelecehan fisik, bekas luka dan memar hilang tapi rasa sakit di dalamnya berlangsung selamanya," tuturnya.

Nah, kekerasan fisik dan kekerasan lainnya baik psikologis maupun seksual dalam rumah tangga, kata Pingkan, bisa dilihat dari level individual, relasional, dan komunitas atau masyarakat. Dari level individual, ada faktor risiko orang menjadi pelaku kekerasan antara lain: menyaksikan orangtua melakukan kekerasan, pernah menjadi korban kekerasan di masa kecil, rendahnya level pendidikan juga sering kali berpengaruh, dan penyalahgunaan alkohol.

Ya, jika kekerasan menjadi 'norma' dalam keluarga atau lingkungan, maka nggak heran ya, Bun, kalau seseorang jadi gampang banget melakukan kekerasan dalam bentuk apapun. Soalnya bagi dia sudah dianggap biasa.

Sementara di level relasional, faktor risiko kekerasan dalam rumah tangga umumnya ada beberapa hal. Dituturkan Pingkan, setidaknya ada lima nih, Bun:

1. Konflik dalam hubungan
2. Ketidakpuasan dalam pernikahan
3. Ketidakseimbangan pendidikan, di mana salah satu memiliki pendidikan yang jauh lebih tinggi dari pasangannya, contohnya suami SD dan istri S1.
4. Tekanan ekonomi.
5. Ketidakseimbangan kekuasaan dalam hubungan.



Menurut Pingkan, ketidakseimbangan kekuasaan dalam hubungan inilah yang paling menonjol.
"Ketidakseimbangan kekuasaan dalam hubungan di mana salah satu pihak, biasanya laki-laki, dianggap lebih berkuasa, memegang keuangan, dan keputusan dalam keluarga," tambahnya.

Sedangkan di level komunitas atau masyarakat, sambung Pingkan, yang sering kali menyumbang kasus kekerasan dalam rumah tangga antara lain norma yang memandang gender secara tidak seimbang, misalnya dianggap wajar jika laki-laki lebih dominan. Selain itu kemiskinan dan penegakkan hukum yang kurang kuat. (Nurvita Indarini)

TOPIK TERKAIT

ARTIKEL TERKAIT

TERPOPULER

5 Potret Menawan Hassya Sabri, Anak Sambung Irish Bella yang Kuliah di Kedokteran

Mom's Life Annisa Karnesyia

Ternyata, ini Alasan Mengapa Bayi Memasukkan Benda ke Dalam Mulut

Parenting Ajeng Pratiwi & Fauzan Julian Kurnia

10 Nama Anak Laki-laki dari Penyanyi Indonesia yang Aesthetic & Artinya, Nama Anak Beby Romeo Curi Perhatian

Nama Bayi Annisya Asri Diarta

Ini yang Terjadi pada Otak Anak Jika Orang Tua Memukulnya

Parenting Azhar Hanifah

Camping Under the Sea: Karena Berkemah Tidak Hanya di Bawah Bintang, Tapi Bisa Juga Bersama Ikan

Parenting Zika Zakiya

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

Turun 50 Kg, Ini 5 Tips Defisit Kalori yang Efektif

Kenapa Vaksinasi HPV Tidak Boleh Diberikan saat Hamil?

Ternyata, ini Alasan Mengapa Bayi Memasukkan Benda ke Dalam Mulut

5 Potret Menawan Hassya Sabri, Anak Sambung Irish Bella yang Kuliah di Kedokteran

Camping Under the Sea: Karena Berkemah Tidak Hanya di Bawah Bintang, Tapi Bisa Juga Bersama Ikan

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK