Jakarta -
Mantan pacar memang bagian dari masa lalu. Nah, saat udah menikah bisa aja kan, Bun, kita masih kontak dengan mantan pacar. Kadang kala, kondisi kayak gini nih yang memicu cemburu di antara
suami dan istri.
Contohnya seorang sahabat HaiBunda, Rida yang mengaku agak kesal ketika tahu suaminya masih kontak-kontakan dengan si mantan pacar. Ya, walaupun Rida mengakui kalau si suami kontak dengan mantan pacarnya ketika ada janji bertemu dengan teman-teman SMA-nya. Kebetulan, suami Rida dan mantan pacarnya dulu teman satu SMA, Bun.
"Apalagi suami saya cukup lama tuh pacarannya, sekitar tujuh tahun. Kadang kayak worry aja kalau dia lagi ketemu pas reuni. Tapi kalau kayak gitu saya berusaha meyakini kalau suami saya cuma kontak-kontakan dan ketemu sebagai teman aja. Dan memang mereka nggak ada apa-apa sih," kata Rida.
Bunda pernah merasa hal sama kayak Bunda Rida? Kalau iya, nggak ada salahnya nih menyimak pendapat dari psikolog klinis dewasa dari Psychologycal Service Center Universitas Bina Nusantara Pingkan Rumondor. Kata Pingkan, kenyataannya kan kita udah nikah nih, Bun, sama suami. Ibaratnya, at the end kan kita yang 'berakhir' dengan
suami.
"Mungkin ini bukan tentang suami dan mantan tapi tentang kita dan si mantan pacar suami. Maksudnya ada apa dan kenapa kok kita masih merasa insecure atau cemburu. Gali lagi emang kenapa aku insecure," kata Pingkan.
Misalnya apakah kita merasa lebih cantik dan lebih sukses mantan pacarnya suami? Kalau memang itu yang Bunda rasakan, menurut Pingkan kita perlu melihat hal-hal positif yang ada di diri kita, Bun. Contohnya, mungkin si mantan pacar suami kelihatan lebih cantik karena dia sempat melakukan perawatan dan kebetulan anaknya punya pengasuh.
Sedangkan kita, nggak ada si mbak sehingga harus mengurus anak sendiri dan agak susah kalau mau melakukan perawatan. Kita juga bisa menanamkan di pikiran bahwa dengan adanya anak berarti kita dipercaya oleh Tuhan untuk menjaga titipan-Nya. Berarti, kita juga berharga lho, Bun. Misalnya kayak gitu, Bun.
"Intinya hargai diri kita, kita udah memiliki pasangan dan hargai kelebihan kita," ujar Pingkan.
Pingkan bilang cemburu itu ada tiga macam, Bun, yaitu reaktif, cemburu dengan kecemasan dan cemburu posesif. Cemburu reaktif yaitu respons emosi yang muncul ketika kita beneran melihat ada bukti nyata kalau memang pasangan lagi main mata sama perempauan lain misalnya.
Cemburu yang kedua yakni cemburu kecemasan. Cemburu dengan kecemasan ini di mana nggak ada bukti asli tapi kitanya kepikiran terus kalau pasangan ada main mata sama perempuan lain. Nah, cemburu yang ketiga dan dikatakan Pingkan tingkatnya lebih 'parah' lagi yaitu cemburu yang posesif. Di sini, kita melihat pasangan sebagai hak milik. Ya, mirip kayak HP kita nih, Bun, ibaratnya. Kita melihat suami sebagai milik kita dan nggak boleh kontak sama lawan jenis.
Ketika Bunda merasa cemburu, yuk ditilik lagi cemburu yang kita rasakan sebetulnya yang jenis mana sih? Kalau memang yang reaktif, kita perlu juga, Bun, mengambil tindakan selanjutnya yaitu membicarakannya dengan
suami.
(rdn)