
moms-life
Ketika Anak Jadi Pelampiasan Emosi Orang Tua
HaiBunda
Selasa, 04 Sep 2018 19:30 WIB

Jakarta -
Beredar video yang memperlihatkan seorang anak menjadi sasaran pelampiasan emosi ayahnya. Ya ampun, sedih banget melihat anak sepolos itu harus menghadapi luapan emosi ayahnya.
Anak laki-laki dalam video itu berusia sekitar 4-5 tahun. Sepertinya sang ayah marah dan kesal lantaran istrinya pergi. Laki-laki dewasa dalam video itu melakukan beberapa kekerasan fisik pada si kecil.
Anak itu terlihat takut, tapi berusaha untuk tidak menangis. Hanya saja dari hidungnya mengalir ingus. Sedih banget melihat anak itu.
Nah, dari video tersebut ada pelajaran berharga yang bisa kita ambil, Bun. Bahwa sebagai orang tua, nggak seharusnya kita bebas melakukan apapun pada anak kita, apalagi sampai melakukan tindakan yang buruk.
Psikolog klinis, Christina Tedja, menuturkan sebenarnya kejadian seperti ini bukan pertama kali dijumpai. Beberapa waktu lalu, sempat juga ada seorang ibu yang tega menyiksa anak bahkan sampai melukai anaknya sendiri karena kesal terhadap pasangan.
"Hal ini menjadi bukti bahwa dalam membesarkan anak perlu adanya hubungan suami istri yang baik. Anak sering kali menjadi menjadi sasaran kekesalan orang tua," papar psikolog yang akrab disapa Tina ini saat ngobrol dengan HaiBunda.
Menurut psikolog yang berpraktik di Ciputra Medical Center, Lotte Shoping Avenue, penyebab kekerasan terhadap anak itu luas. Bisa saja bersifat mengancam atau sebagai pelampiasan kekesalan.
"Bedanya, mengancam mungkin sebatas menyiksa sampai mendapatkan apa yang dikehendaki. Sedangkan pelampiasan, lebih kepada menempatkan anak pada posisi pasangan yang dibenci," papar Tina.
Kebanyakan orang awam yang melihat video ini, mungkin mengira bahwa orang tua anak itu mungkin psikopat karena tega banget nyiksa anak. Tapi Tina menjelaskan di dunia kesehatan mental tak lagi menggunakan istilah psikopat, melainkan antisosial yang artinya perilaku ini menyakiti orang lain dan tidak memiliki rasa bersalah serta dilakukan berulang kali demi kepuasan pribadi.
Tapi apakah dengan melakukan kekerasan pada anak lantas pasangan mendapat yang diinginkan? "Ya, semua tergantung pasangannya, apakah mau nurut kemauan si pelaku atau nggak," ucap Tina.
Menjadi orang tua memang tidak mudah. Kita perlu mengendalikan diri sekuat tenaga demi tetap bisa menjaga kewarasan, agar bisa membimbing dan mendidik anak dengan baik. Agar anak bahagia, kita juga harus jadi orang tua yang bahagia. Semangat ya, Ayah dan Bunda!
(aml)
Anak laki-laki dalam video itu berusia sekitar 4-5 tahun. Sepertinya sang ayah marah dan kesal lantaran istrinya pergi. Laki-laki dewasa dalam video itu melakukan beberapa kekerasan fisik pada si kecil.
Anak itu terlihat takut, tapi berusaha untuk tidak menangis. Hanya saja dari hidungnya mengalir ingus. Sedih banget melihat anak itu.
Nah, dari video tersebut ada pelajaran berharga yang bisa kita ambil, Bun. Bahwa sebagai orang tua, nggak seharusnya kita bebas melakukan apapun pada anak kita, apalagi sampai melakukan tindakan yang buruk.
Psikolog klinis, Christina Tedja, menuturkan sebenarnya kejadian seperti ini bukan pertama kali dijumpai. Beberapa waktu lalu, sempat juga ada seorang ibu yang tega menyiksa anak bahkan sampai melukai anaknya sendiri karena kesal terhadap pasangan.
"Hal ini menjadi bukti bahwa dalam membesarkan anak perlu adanya hubungan suami istri yang baik. Anak sering kali menjadi menjadi sasaran kekesalan orang tua," papar psikolog yang akrab disapa Tina ini saat ngobrol dengan HaiBunda.
![]() |
Menurut psikolog yang berpraktik di Ciputra Medical Center, Lotte Shoping Avenue, penyebab kekerasan terhadap anak itu luas. Bisa saja bersifat mengancam atau sebagai pelampiasan kekesalan.
"Bedanya, mengancam mungkin sebatas menyiksa sampai mendapatkan apa yang dikehendaki. Sedangkan pelampiasan, lebih kepada menempatkan anak pada posisi pasangan yang dibenci," papar Tina.
Kebanyakan orang awam yang melihat video ini, mungkin mengira bahwa orang tua anak itu mungkin psikopat karena tega banget nyiksa anak. Tapi Tina menjelaskan di dunia kesehatan mental tak lagi menggunakan istilah psikopat, melainkan antisosial yang artinya perilaku ini menyakiti orang lain dan tidak memiliki rasa bersalah serta dilakukan berulang kali demi kepuasan pribadi.
Tapi apakah dengan melakukan kekerasan pada anak lantas pasangan mendapat yang diinginkan? "Ya, semua tergantung pasangannya, apakah mau nurut kemauan si pelaku atau nggak," ucap Tina.
Menjadi orang tua memang tidak mudah. Kita perlu mengendalikan diri sekuat tenaga demi tetap bisa menjaga kewarasan, agar bisa membimbing dan mendidik anak dengan baik. Agar anak bahagia, kita juga harus jadi orang tua yang bahagia. Semangat ya, Ayah dan Bunda!
ARTIKEL TERKAIT

Mom's Life
Kesalnya Seorang Ibu karena Anaknya Dicap Bodoh oleh Ortu Lain

Mom's Life
Cerita Chris Pratt Habiskan Waktu Bareng Anak dan Mantan Istri

Mom's Life
Keren! Saat Anti Mom Shaming Jadi Tema Sesi Foto Anak

Mom's Life
Khawatirnya Seorang Ibu karena Bayinya Dikomentari Gemuk

Mom's Life
Punya 13 Anak, Ibu Ini Berharap Segera Lahirkan Bayi Perempuan


7 Foto