HaiBunda

MOM'S LIFE

Alasan Pentingnya Ajari Anak Lestarikan Budaya

Yuni Ayu Amida   |   HaiBunda

Minggu, 09 Dec 2018 07:59 WIB
Alasan Pentingnya Ajari Anak Lestarikan Budaya /Foto: iStock
Jakarta - Indonesia adalah negara yang kaya akan budaya. Mulai dari bahasa, pakaian adat, alat musik, lagu, bahkan makanan khasnya. Namun sangat disayangkan, budaya kita perlahan mulai terkikis zaman.

Ditemui usai acara Diskusi dan Peluncuran Buku "Kreasi Busana Daerah Indonesia Warisan Nusantara" di Balai Pertemuan Polda Metro Jaya, Jakarta, Jumat (30/11/2019), psikolog A. Ratih Andjayani Ibrahim mengatakan, garis besar yang menyebabkan nilai budaya terkikis adalah karena orang tua tidak mengenalkan budaya itu pada anak sejak dini. Ia pun kemudian memaparkan empat faktor penyebabnya, yakni:

1. Orang tua tidak kenal budaya sendiri


Ketika galau dengan identitas dirinya, orang tua akan sulit memperkenalkan asal budayanya pada anak. Misal, Bunda lahir di Jakarta, tapi memiliki akar budaya Jawa. Saat ditanya asal usul, Bunda menjawab berasal dari Jakarta tapi suku Jawa. Ini artinya ada kebingungan di sana.

"Pada saat kita tidak kenal jati diri kita, sulit untuk kita mentransfer budaya itu ke anak," jelas Ratih.



2. Cenderung tertarik budaya luar

Kita cenderung lebih tertarik dengan budaya global, entah itu budaya Barat, budaya Timur Tengah, China, atau Arab. Ketika semua budaya ini masuk, bercampur, dan kita lebih tertarik dibanding dengan budaya sendiri, maka anak pun akan mengikuti.

Ilustrasi ajari anak budaya/ Foto: Kemendikbud
3. Terpapar media

Apa yang kita tonton, makan, baca, maupun perilaku yang ada di sekitar, bisa memengaruhi diri kita. "Misal kita suka film India, atau Barat, nontonnya itu aja, jadi kita nggak kenal sama budaya kita sendiri nantinya," kata Ratih.

4. Lebih suka lagu asing

Anak-anak hilang kebiasaan menyanyikan lagu kebangsaan, lagu rakyat, karena kalah dengan lagu luar, yang mungkin dianggap lebih menarik.

Oleh sebab itu, Ratih menyarankan, kalau mau kembali ke budaya kita, bukan artinya kita menolak budaya luar karena kita masih masyarakat global. Tetapi, buatlah yang lokal itu tetap ada di keseharian. Misal, ketika kita menggunakan baju jeans coba kawinkan dengan ornamen batik. Sesekali putar pula lagu-lagu daerah, jangan hanya lagu Barat saja yang didengar anak.

"Jadi dengan anak-anak terbiasa melihat orang tuanya seperti itu, dengan sendirinya dia juga akan menyukai budaya itu," tutup Ratih.

(yun)

TOPIK TERKAIT

ARTIKEL TERKAIT

TERPOPULER

Ini Alasan Kenapa Bunda Tak Boleh Paksa Si Kecil Memeluk Saudaranya

Parenting Ajeng Pratiwi & Randu Gede

Keseruan Wendy Cagur dan Keluarga Liburan di Korea Selatan, Ini 5 Potretnya

Parenting Nadhifa Fitrina

Sunat Anak Laki-Laki: Usia yang Tepat, Estimasi Biaya, Manfaat, Risiko & Perawatannya

Parenting ZAHARA ARRAHMA

Kenali Ciri Stadium Awal Kanker Payudara dari Kulit Tubuh, Termasuk Tampak seperti Jeruk

Menyusui Amrikh Palupi

Seberapa Besar Peluang Hamil Anak Kembar dari 1 Embrio Melalui IVF? Simak Kata Ahli

Kehamilan Annisa Aulia Rahim

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

Cerita Perempuan 30 Th Alami Kanker Serviks Stadium Akhir, Ini Gejala yang Dialami

Berobat Pakai Asuransi Bayar 10% Ditunda, Ini Penjelasan OJK

Arti Nama Axel dan 30 Rangkaiannya untuk Anak Laki-laki, Modern & Damai Maknanya

Ini Alasan Kenapa Bunda Tak Boleh Paksa Si Kecil Memeluk Saudaranya

Khayru Putra Gunawan Sudrajat Kerap Dibully saat Kecil, Kini Sudah Kuliah di Australia

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK