Jakarta -
Gading Marten sangat dekat dengan anak semata wayangnya, Gempita Nora Marten. Perceraiannya dengan
Gisella Anstasya, tak membuat hubungan ayah dan anak tersebut jadi renggang, Bun.
Mereka bergantian menjaga Gempi, meski tinggal berjauhan. Setelah hak asuh jatuh ke tangan Gisel, namun
Gempi beberapa kali menginap di rumah sang papa. Kedekatan keduanya kadang-kadang membuat para netizen
baper saat melihatnya.
Bahkan, baru-baru ini Gading Marten mengaku masih belum siap kalau Gempi memiliki papa baru. Apalagi saat nanti Gempi memanggil sebutan 'Papa' pada calon ayah tirinya, Bun.
Hal tersebut diakui Gading saat menjawab pertanyaan sulit Raditya Dika melalui kanal YouTube-nya. Gading Marten sama sekali tak keberatan jika mantan istrinya menemukan pujaan hati yang baru. Namun, jawaban Gading berbeda saat berkaitan dengan putri semata wayangnya.
"Kalau Gisel enggak apa-apa gue. Maksudnya Gisel ada suami baru, gue enggak apa-apa. Gempinya yang gue berat, gue enggak kepingin
ngebayangin tapi itu pasti kejadian juga. Aneh banget Gempi panggil 'Papa' (ke orang lain). Saat ini belum siap, soalnya Gempi satu-satunya harta gue," ujar Gading.
Gading sempat pesan sama Gisel. Satu pesannya yaitu kalau pun pada waktunya Gisel menemukan pasangan baru. Gading meminta Gisel untuk jangan membawanya ke rumah dulu.
"Karena Gempi sama dia (tinggal serumah), kalau Gisel memang harus cari kebahagiaan di luar sana," kata Gading.
 Gading, Gisel dan Gempi/ Foto: Instagram |
Perceraiannya yang baru hitungan bulan, Gading menganggap wajar kalau masih ada hal yang aneh dan enggak biasa. Gading merasa biarlah waktu yang menyembuhkan lukanya. Semangat ya Papa Gading!
Tak ada yang mengharapkan perceraian terjadi dalam hubungan rumah tangga. Namun, jika memang perceraian jadi jalan satu-satunya bagi pasangan, sulit untuk pihak lain melarang. Dampak perceraian sangat berdampak bagi keluarga, terutama anak.
Menurut psikolog Alzena Masykouri, orang tua tidak sepenuhnya bersalah ketika perceraian terjadi. Sebab tidak semua orang bisa berkompromi dengan ketidakcocokan pasangan. Akan tetapi, rasa bersalah terhadap anak pasti dirasakan orang tua yang bercerai.
"Di dalam perceraian, yang berakhir adalah hubungan suami istri, bukan hubungan orang tua dan anak. Misalnya dalam satu kasus, perceraian terjadi karena adanya kekerasan di dalam rumah tangga, dan kekerasan ini berlangsung setiap hari. Secara otomatis, dengan bercerai maka kekerasan akan berhenti," kata Zena dikutip dari
detikcom.
Selain itu, tak mudah memang menghilangkan stigma orang tua tiri atau ayah tiri pada anak. Padahal, sebenarnya ayah sambung ini bisa jadi pendukung untuk anak. Mereka kan menjadi orang dewasa di luar orang tua yang peduli dan sumber daya penting untuk anak saat ia tumbuh dan dewasa. Hubungan positif dengan semua anggota keluarga sangat penting untuk rumah tangga yang harmonis.
Jika suatu hari nanti seorang anak punya ayah tiri, pastikan ia memiliki
quality time yang seimbang, dengan orang tua kandung dan orang tua tirinya. Ini akan membantu mereka merasa lebih aman tentang satu hubungan, di tengah-tengah perubahan dalam kehidupan anak.
"Jangan selalu terpaku pada pasangan ketika kita pergi bersama anak-anaknya. Pastikan juga anak memiliki banyak waktu sendirian," kata Christie Hartman, penulis
Dating the Divorced Man dikutip dari
Parents.
Ketika anak-anak memiliki waktu bersama dengan
orang tua kandung mereka lebih baik, maka anak mungkin lebih bersemangat untuk menghabiskan waktu bersama orang tua tirinya pula.
[Gambas:Video 20detik]
(aci/rap)