Jakarta -
Setiap perjalanan rumah tangga pasti ada pahit manisnya, Bun. Seperti rumah tangga pasangan selebriti
Nagita Slavina dan
Raffi Ahmad.
Diintip dari
Youtube Channel DimBeck, Nagita mengakui pernah merasa ingin menyudahi hubungan rumah tangganya dengan Raffi. "Pernah enggak hampir kayak (mikir), ini kayaknya udah deh?" tanya Dimas Beck.
"Pernahlah pasti, adalah pasti, gue rasa semua orang juga," jawab ibu Rafathar ini.
Saat perasaan demikian muncul, Nagita berusaha untuk mengingat kembali komitmen awal pernikahannya. Baginya, apa yang sudah menjadi pilihannya tidak bisa dia jalani setengah-setengah.
"Inget komitmen awal. Itu kan semuanya kita yang milih. Yang milih mau nikah siapa? Kita kan? Yang milih juga enggak ada paksaan siapa pasangannya," ujar wanita kelahiran Jakarta ini.
Ketika ditanya makna
pernikahan itu sendiri, bagi Nagita, pernikahan adalah usaha seumur hidup, tentang bagaimana menjaga hubungan dengan pasangan, dan meredam ego. Meski tak dipungkiri konflik pasti ada, namun semua kembali pada komitmen awal saat mengikat janji.
"Pernikahan itu tuh adalah usaha seumur hidup, jadi enggak mungkin berhenti, terus tiba-tiba
happily ever after, itu enggak mungkin," tutur wanita yang dinikahi Raffi Ahmad tahun 2014 lalu.
"Enggak usah sama pasangan, sama adek, sama orang tua, kita bisa berantem, bisa ngerasa enggak kuat, ya terus apa bedanya?" sambungnya.
Namanya bahtera rumah tangga, pasti ada fase naik turun ya, Bun. Nah, ketika ingin membangun pondasi yang kokoh untuk rumah tangga kita, bisa dimulai sejak awal kita memutuskan untuk menikah.
Seperti disampaikan psikolog klinis dewasa dari Tiga Generasi, Inez Kristanti, pastikan kita dan pasangan sudah siap untuk menikah. Keputusan menikah juga dibuat lewat pertimbangan yang matang, bukan hanya karena merasa tertekan saja.
"Hal-hal yang perlu dibicarakan sebelum menikah antara lain terkait kesamaan value atau nilai-nilai yang dianggap penting dalam hidup," kata Inez.
Menurut studi dari University of California, Berkeley, tahun pertama pernikahan biasanya memang dipenuhi dengan konflik. Seiring berjalannya waktu, suasana emosional itu perlahan berubah.
Selain itu, dikutip dari
Quartz, pada pernikahan yang bahagia, konflik itu berganti menjadi humor berupa gurauan, lelucon, dan beragam kebodohan.
Pertengkaran dan kritik pun cenderung menurun. Canda dan tawa inilah yang bisa menjadi salah satu cara untuk menjaga pernikahan agar tetap bahagia dalam jangka panjang.
[Gambas:Video 20detik]
(yun)