Jakarta -
Rafathar Malik Ahmad, putra pasangan selebriti
Nagita Slavina dan Raffi Ahmad, yang usianya hampir empat tahun. Seiring tumbuh kembang Rafathar, Nagita pun memiliki doa dan harapan yang terbaik.
Ia mengungkapkannya saat berbincang-bincang dengan Ayu Dewi di
YouTube Channel MrsAyuDewi. Wanita 31 tahun ini berharap, Rafathar selalu diberi kesehatan, menjadi anak saleh, baik, serta selalu bahagia.
"Ya, semoga benar-benar Rafathar tuh bisa jadi anak yang baik sama semua orang, yang santun. Yang penting jadi anak yang sehat dan bahagia terus. Apapun yang dia lakukan, dia harus bahagia," ujar Nagita.
Wanita kelahiran Jakarta ini tak menampik kalau dia pernah marah saat anaknya dirasa salah. Namun, kadang dia juga merasa bersalah setelah memarahi anaknya terlalu keras. Rasa bersalah sekaligus kesalnya ini pun bisa sampai membuatnya menangis.
"Kadang kalau misalnya habis marah-marah sama dia tuh, habis itu suka nangis, kalau sampai kesel banget tuh, pasti habis itu suka nangis, duh mama sama kamu terlalu keras," sesal pemain film
Di Sini Ada Setan ini.
Meski begitu, Nagita mengakui dirinya setiap hari selalu belajar untuk jadi ibu yang baik. Yang penting, baginya adalah kasih sayang yang dia beri untuk anak tidak boleh putus. Ketika ditanya adakah pesan untuk Rafathar jika besar nanti jauh dari orang tua, Nagita menjawabnya dengan canda.
"Jangan macam-macam, nanti mama sidak," celetuknya sambil tertawa.
Memang betul, Bun, setiap orang tua pasti ingin yang terbaik untuk anaknya. Menurut psikolog anak dr.Kimberley O'Brien dari
The Quirky Kid Clinic, kekhawatiran apakah kita sudah jadi
orang tua yang baik buat anak jauh lebih umum daripada yang kita sadari. Sehingga, kadang orang tua merasa seperti gagal dalam mendidik anak-anaknya dan perasaan seperti ini muncul terutama saat kita sedang stres.
"Tapi perlu diingat begitu kita punya sandang, pangan, dan papan untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Hal yang paling penting bagi anak-anak adalah merasakan cinta tanpa pamrih," kata O'Brien, seperti dilansir
Honey Nine.Nah, kalau soal membuat anak bahagia, penulis buku
The Happiest Kids in The World, Michele Hutchison, menceritakan tentang alasan anak-anak di Belanda bisa bahagia. Menurutnya, keluarga di Belanda sangat mementingkan kebersamaan. Orang tua dan anak-anak sebisa mungkin menghabiskan waktu bersama dan saling mendekatkan diri.
"Mereka sangat menaruh nilai tinggi dalam kehidupan berkeluarga dan komunikasi. Salah satunya dengan makan bersama. Anak-anak di Belanda memiliki tingkat aktivitas sarapan yang tinggi sebelum ke sekolah," kata Hutchison, dikutip dari
BBC.Hutchison juga menuturkan, sekolah di Belanda tidak memberi tekanan akademis berlebih yang pada para siswa. Sekolah di Negeri Kincir Angin tersebut juga jarang memberikan tes atau pekerjaan rumah alias PR, Bun.
[Gambas:Video 20detik]
(yun)