Jakarta -
Pemilu 2019 menyisakan banyak perdebatan di antara dua pendukung calon presiden (capres). Salah satunya datang dari
Rien Wartia Taulany atau bisa disapa Erin Taulany, yang membuat heboh gara-gara mengunggah
Instagram stories beberapa hari lalu.
Istri Andre Taulany itu dianggap menghina Prabowo Subianto terkait unggahannya, Bun. Ibu tiga anak ini bahkan, disebut-sebut sampai dilaporkan ke polisi terkait hal tersebut.
Wah, jangan sampai hal itu menimpa Bunda di rumah ya! Mendukung salah satu capres memang sah-sah saja. Namun, harus ada batasannya agar tidak merugikan diri sendiri dan orang banyak.
Terutama saat Bunda ingin membagikan pendapat terkait capres di media sosial. Dukungan fanatik, terkadang membuat para Bunda lupa menyaring konten yang ingin di-
share. Jangan sampai kita menjadi pelaku penyebaran berita
hoax yang tidak bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya.
 Andre Taulani dan Erin/ Foto: Instagram @andreastaulany |
Melansir
Brilliant Business Moms, ada banyak aturan jika Bunda ingin menggunakan media sosial. Perhatikan kapan harus
posting, seberapa sering posting, konten yang ingin dibagikan, kemudian jenis video yang diunggah.
Batasi pemakaian sosial media, agar tidak membuat hidup Bunda terganggu karena unggahan orang lain. Saat merasa harus mengunggah hal baru ke media sosial setiap hari, Bunda bisa kewalahan lho. Pada akhirnya, Bunda tidak akan menikmati hidup karena tidak ada waktu tersiksa untuk berinteraksi dengan lingkungan sekitar.
Selain itu, penting untuk melakukan pengecekan ulang sebelum membagikan kembali sebuah konten yang didapat dari orang lain. Seperti konten terkait informasi politik dan bencana alam. Kecerobohan membagikan konten ke media sosial dapat berujung penjara lho, Bun. Pasalnya, sangat rentan dengan penyebaran ujaran kebencian.
Maraknya berita palsu dan ujaran kebencian terkait pilpres 2019 membuat Kominfo melakukan serangkaian pencegahan. Dirjen Aptika Kementrian Kominfo Semuel Abrijani Pangerapan, mengatakan, sejak tahun lalu sudah merancang aturan untuk mengendalikan konten negatif di media sosial.
"Permen (peraturan menteri) tersendiri, permen tentang pengendalian konten negatif yang di dalamnya itu soal
fake news dan lain sebagainya. Hoax juga itu sudah ada sejak kapan dan sudah menjadi bagian dari kehidupan kita," tutur Semuel dilansir
detikcom.
Menanggapi hal itu, psikolog anak dan keluarga, Amanda Margia Wiranata menyarankan agar Bunda sebagai orang tua berhati-hati menjaga perilaku di media sosial. Sebab, apa yang Bunda tampilkan di media sosial berdampak pada tumbuh kembang anak-anak.
Beritahu pada anak-anak, tujuan Bunda mengunggah sebuah konten di media sosial. Sehingga mereka memiliki bahan pertimbangan jika ingin menirunya. Anak akan belajar berpikir apakah yang dilakukan orang tuanya benar atau salah.
Terutama saat Bunda dikenal sebagai
public figure, harus menjagaÂ
konten media sosial agar tidak terjerumus pada kebohongan. Sembarangan mengunggah foto dan pendapat di
media sosial, dapat mempengaruhi banyak para
followers-nya.
"Mau siapapun kita apalagi jika
public figure haruslah menjaga
postingan-postingan kita jangan sampai melukai orang lain atau berakibat negatif terhadap keluarga kita," ungkap Amanda.
Bunda, saksikan juga yuk bahaya konten berbau seksual untuk anak-anak di bawah ini!
[Gambas:Video Haibunda]
(rap/rdn)