Jakarta -
Di zaman sekarang, penggunaan transportasi
online sudah jadi hal lumrah ya, Bun. Namun kadang, ada saja yang membuat khawatir khususnya bagi penumpang perempuan, salah satunya terjadi kekerasan seksual.
Sebagai salah satu penyedia layanan transportasi online,Â
Grab terus meningkatkan keamanan demi keselamatan, khususnya untuk penumpang perempuan, agar tidak terjadi tindak pelecehan.
"Kami juga membuat materi
training untuk driver. Kami mengajarkan harusnya seperti apa sih kalau driver laki dan penumpang perempuan. Misal penumpang lagi ketiduran, tolong dibangunkannya jangan pegang paha gitu, karena kan orang bisa salah tangkap," jelas Neneng Goenadi, Managing Director Grab Indonesia, dalam acara 'Peluncuran Fitur Keamanan Terbaru dan Pelatihan Bela Diri Dasar Bagi 100 Mitra Pengemudi Perempuan' di Kuningan Persada, Jakarta Selatan, Selasa (22/4/2019).
Selain itu, dalam waktu dekat, Grab berencana membuat sistem di mana ketika ada penumpang perempuan, maka drivernya pun akan perempuan. Rencana ini akan dimulai sekitar bulan Juni dan Juli.
"Kalau penumpang perempuan, kalau bisa driver juga perempuan, kita akan carikan. Tapi, itu bergantung kepada suplai dari jumlah driver perempuan yang ada di sekitar itu. Karena enggak mungkin juga kalau penumpang di Jakarta Selatan, driver di Jakarta Utara," ujar Neneng.
 Pelatihan teknik pertahanan diri Grab/ Foto: Rahmi Anjani/Wolipop |
Dalam kesempatan yang sama, Wakil Ketua Komnas Perempuan Dr. Dra. Budi Wahyuni, MM. MA, menyambut baik upaya Grab dalam hal pencegahan kekerasan seksual terhadap perempuan.
Komnas Perempuan juga bekerja sama dengan Yayasan Indonesia untuk kemanusiaan, dengan menggunakan fitur Grab poin dari konsumen. Sebanyak 200 poin dapat ditukar dengan uang senilai lima ribu rupiah, untuk kemudian disumbangkan ke pundi perempuan bagi perempuan korban kekerasan, khususnya
kekerasan seksual.
"Ini menarik karena terus mendorong masyarakat peduli dengan persoalaan ini, dan tentu saja Komnas Perempuan sebagai lembaga nasional HAM, mau memastikan kehadiran koorporasi apapun itu ada dalam mekanismenya, penghapusan kekerasan terhadap perempuan," tutur Budi.
Selain itu, Budi berharap agar kaum perempuan terlibat, dalam hal ini mampu membuat perempuan berani mengambil keputusan. Khususnya dalam menjaga keamanan diri sendiri.
"Kita dorong semua masyarakat, yang calon pelaku jangan iseng,
driver bekerja saja sebagai mestinya. Jadi, tidak kemudian perempuan terus yang jadi target atau objek, tapi harus masyarakat disadarkan bahwa perempuan tidak layak jadi objekÂ
kekerasan seksual," tandasnya.
(yun/muf)