Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

moms-life

5 Penyebab Diet Bunda Gagal dan Solusinya

Muhayati Faridatun   |   HaiBunda

Selasa, 23 Apr 2019 14:29 WIB

Diet yang tidak tepat bisa berujung kegagalan, Bun. Simak yuk solusinya.
Ilustrasi diet gagal/ Foto: iStock
Bunda berencana diet untuk menurunkan berat badan? Jangan asal diet ya. Kalau caranya enggak tepat, bisa mengganggu metabolisme tubuh lho.

Menurut penjelasan dr.Mark Hyman, MD, rata-rata orang menjalani diet karena bobotnya naik sampai lima kilogram. Lebih buruknya lagi, mereka kehilangan otot dan lemak saat menurunkan badan.

Kata Hayman, saat berhasil mencapai berat badan yang diinginkan, mereka justru mendapatkan kembali semua lemak. Karena otot membakar tujuh kali lebih banyak kalori daripada lemak, sehingga metabolisme mereka lebih lambat dibanding saat diet.

"Saat seseorang yang gemuk dan mengatakan tidak makan sebanyak itu, mereka mungkin tidak berbohong. Mereka baru saja merusak metabolisme dengan diet yoyo," ujar Hyman, dalam ulasan 5 Reasons Most Diets Fail (and How To Succeed) di situs resminya.


Dokter asal Amerika Serikat ini menambahkan, kunci menurunkan dan mempertahankan berat badan sebenarnya sangat sederhana. Pertama, kurangi nafsu makan Bunda, bukan dengan mengurangi asupan secara ekstrem dan membuat kelaparan.

Yang kedua, meningkatkan metabolisme secara otomatis, sehingga Bunda membakar lebih banyak kalori sepanjang hari. Sayangnya, menurut Hyman, sebagian besar orang diet melakukan sebaliknya yakni meningkatkan rasa lapar dan memperlambat metabolisme.

Nah, berikut Hyman memaparkan alasan kebanyakan diet gagal, sekaligus solusinya supaya Bunda berhasil mendapatkan berat badan ideal.

5 Penyebab Diet Bunda Gagal dan SolusinyaIlustrasi diet/ Foto: Istock
1. 'Teori' kemauan

Ada ilmu tentang kelaparan. Sayangnya, sebagian besar diet akan memicu rasa lapar. Rasa lapar meningkat secara dramatis, keinginan makan meningkat, dan metabolisme melambat untuk menghemat energi.

Apakah Bunda tahu? Makan makanan tertentu yang rendah lemak, karbohidrat tinggi, atau makanan manis, justru meningkatkan rasa lapar dan memperlambat metabolisme.

Solusinya:

Makanlah secukupnya untuk memuaskan selera makan Bunda, tapi makanan yang benar-benar segar. Makan protein untuk sarapan dan hindari makan tiga jam sebelum tidur.

Susun menu makanan untuk menyeimbangkan gula darah dan menurunkan insulin. Gabungkan protein, lemak, dan karbohidrat rendah glikemik, non-tepung seperti sayuran dan buah. Perlu Bunda ketahui, lemak, protein, dan serat bisa memperlambat lonjakan insulin.


2. Fokus pada kalori

Beberapa kalori membuat gemuk, ada juga kalori yang membuat Bunda kurus. Yang kita ketahui, makanan apa pun yang membuat insulin melonjak seperti gula, tepung, biji-bijian, buah, dan kacang-kacangan, memicu perubahan metabolisme.

"Apa yang dilakukan insulin? Ini mendorong semua bahan bakar dalam darah Anda dari makanan yang baru saja Anda makan ke dalam sel-sel lemak lapar Anda," jelas Hyman.

Hyman mengingatkan, rasa lapar Bunda justru akan meningkat dan memperlambat metabolisme. Akibatnya, baru satu jam setelah makan, Bunda akan merasa lapar lagi dan malah makan makanan manis.

Solusinya:

Bunda harus fokus pada makanan yang sangat rendah glikemik sebagai makanan pokok. Kacang-kacangan, biji-bijian, ayam, ikan, daging hewan yang makan rumput, sayuran rendah glisemik seperti bahan-bahan salad.

Ingat juga, Bun, jangan konsumsi pemanis buatan karena memicu reseptor manis, rasa lapar, dan metabolisme yang lambat yang mengarah pada obesitas dan diabetes tipe 2.

Tiga penyebab gagal diet lain dan solusinya, buka halaman selanjutnya ya, Bunda.

[Gambas:Video 20detik]

Takut lemak

Ilustrasi diet gagal/ Foto: iStock

3. Konsumsi makanan rendah lemak

Kebanyakan orang masih percaya, menghindari kuning telur dan makanan rendah lemak akan membantu menurunkan berat badan. Padahal, pendapat yang menyebutkan lemak mengandung 9 kalori per gram dan karbohidrat 4 kalori per gram, memunculkan gagasan yang salah kalau mengurangi lemak, berat badan kita akan turun.

Ilmuwan Harvard, Walter Willet, mengulas semua ilmu tentang lemak rendah dan penurunan berat badan, lalu menemukan bahwa bukan mengkonsumsi lemak yang membuat kita gemuk, tetapi gula.

Mengutip eHow, karena lemak secara alami memberikan rasa gurih, biasanya makanan mengandung lemak dibuat dengan menambahkan gula dan bahan kimia tambahan. Inilah yang ternyata bisa menaikkan gula darah dan memicu kenaikan berat badan.


Solusinya:

Jangan takut lemak. Yakinlah kalau lemak benar-benar membuat Bunda merasa kenyang, mempercepat metabolisme dan membantu menurunkan berat badan.

"Makan lemak baik di setiap makan. Makan lemak nabati, seperti alpukat, kacang-kacangan, biji-bijian, mentega kelapa, atau minyak," kata Hyman.

Ia juga menyarankan untuk mengkonsumsi lemak hewani yang bersih seperti telur organik dengan kuning telur, ayam, daging hewan yang makan rumput, dan ikan dengan lemak omega 3 seperti sarden, salmon liar, dan cod hitam.

5 Penyebab Diet Bunda Gagal dan SolusinyaFoto: ilustrasi/thinkstock
4. Alasan tersembunyi

Ada alasan di luar diet yang memengaruhi berat badan dan metabolisme tubuh. Penyebab tersembunyi paling sering ditemui adalah resistensi terhadap penurunan berat badan, yang menimbulkan peradangan.

Alergi atau sensitivitas makanan yang enggak diketahui bisa menyebabkan peradangan. Gluten dan susu adalah penyebab paling umum.

Selain itu, timbul masalah usus, di mana 100 triliun bakteri dalam usus memainkan peran besar dalam metabolisme dan kesehatan. Mengkonsumsi makanan olahan, gula tinggi, karbohidrat, diet rendah serat, atau mengkonsumsi antibiotik, bisa memicu peradangan.

Penyebab tersembunyi lainnya adalah zat beracun. Penelitian membuktikan, bahan kimia lingkungan seperti pestisida, pembersih rumah, make-up, polusi, dan logam berat, bersifat obesogen yang bisa membuat Bunda gemuk.

Solusinya:

- Cobalah diet eliminasi. Bukan menghilangkan kalori, tapi menghindari makanan penyebab radang.

- Perbaiki usus. Hindari obat penghambat asam, antibiotik, dan antiradang. Konsultasi ke dokter kalau masalah usus berlanjut.

- Detoksifikasi tubuh. Kurangi paparan bahan kimia lingkungan dengan memerhatikan produk perawatan kulit yang dipakai, produk rumah tangga, juga makanan yang dikonsumsi seperti daging, sayuran, dan ikan yang mengandung merkuri.

5. Tanpa rencana

Kesehatan tidak terjadi begitu saja, tapi harus direncanakan, Bunda. Sebagian besar diet gagal karena tidak 'merancang' kesehatan tubuh kita.

Solusinya:

Dalam bukunya The 10-Day Detox Diet, Hyman, menyarankan untuk fokus pada rencana. Ciptakan kondisi untuk membuat diet Bunda mudah, seperti sediakan makanan yang tepat di rumah, serta rencana berolahraga rutin selama sepekan.

Bunda juga harus berkomitmen untuk merancang kesehatan, lakukan rutin setiap minggu. Lalu, buatlah menu makanan darurat, serta bergabung dengan komunitas terpercaya untuk berbagi informasi seputar diet.


(muf/rdn)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda