Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

moms-life

6 Reaksi Tubuh Ketika Pasutri Jarang Bercinta

Melly Febrida   |   HaiBunda

Selasa, 07 May 2019 19:59 WIB

Ini yang terjadi pada tubuh ketika pasutri jarang bercinta.
Ilustrasi pasangan berhenti bercinta/ Foto: Istock
Jakarta - Kesibukan luar bisa membuat waktu bermesraan pasangan suami istri (pasutri) 'jaman now' terhalang. Akibatnya, mereka bisa lama tidak 'ehem' alias bercinta. Nah, absen bercinta nyatanya bisa berdampak ke tubuh dan kehidupan pasutri lho.

Brunilda Nazario, MD, dokter spesialis penyakit dalam dan endokrinologi mengatakan, memang tidak ada frekuensi bercinta yang tepat untuk semua orang. Kuncinya hanya menemukan yang paling cocok untuk masing-masing pasangan.

Nazario menjelaskan beberapa dampak ketika stop bercinta pada tubuh mengutip Web MD:

1. Kecemasan dan stres

Nazario bilang apabila pasutri tidak berhubungan seksual, mereka jadi kurang terhubung. Ini artinya masing-masing tak banyak berbicara tentang perasaannya atau mendapat dukungan dalam mengelola stresor sehari-hari.

"Padahal, bercinta bisa membuat tubuh melepaskan hormon seperti oksitosin dan endorfin yang bisa membantu tubuh mengelola efek stres. Oksitosin juga membantu tertidur," kata Nazario.

[Gambas:Instagram]


2. Ingatan menurun

Nazario mengatakan, beberapa penelitian menunjukkan orang yang sering berhubungan seks punya kemampuan lebih baik dalam mengingat. Ini menunjukkan seks dapat membantu otak menumbuhkan neuron dan bekerja lebih baik.

3. Hubungan jadi kurang sehat

Melakukan hubungan seks teratur membantu pasutri merasa dekat secara emosional, yang membuka lebih baiknya pintu komunikasi. Nazario menjelaskan, pasangan yang sering berhubungan seks mengaku cenderung lebih bahagia ketimbang mereka yang jarang bercinta.

"Sering bukan berarti harus setiap hari, seminggu sekali sudah cukup," ujarnya.


4. Menurunkan sistem kekebalan

Jarang bercinta, kata Nazario, bisa membuat pasutri mudah sakit seperti pilek dan sejenisnya. Tapi, bercinta secara teratur bisa membantu tubuh melawan penyakit.

Pada sebuah penelitian, pasangan yang melakukan hubungan seks satu hingga dua kali per minggu terbukti memiliki tingkat antibodi yang lebih tinggi (disebut imunoglobulin A) yang berperan penting dalam sistem kekebalan tubuh.

6 Reaksi Tubuh Ketika Pasutri Berhenti BercintaIlustrasi pasangan suami istri/ Foto: iStock
5. Pengaruh pada dinding dan pelumasan vagina

"Wanita yang mengalami menopause sebaiknya tetap berhubungan intim. Tanpa hubungan seksual yang teratur, vagina bisa mengencang dan jaringannya bisa menjadi lebih tipis dan lebih mungkin terluka, robek, atau bahkan berdarah saat berhubungan seks," kata Nazario.

"Ini bisa sangat tidak nyaman sehingga wanita dengan gejala-gejala itu menghindari berhubungan seks, yang bisa memperburuk keadaannya," tambahnya.

Berhubungan seks juga dapat melindungi wanita dari perubahan lain yang berhubungan dengan menopause seperti kekeringan pada vagina dan iritasi. Jika perlu, Bunda bisa konsultasi ke dokter ya.



6. Risiko kanker prostat

Pada kaum pria, lanjut Nazario, berhubungan seks berhubungan dengan peluang terkena kanker prostat. Dalam penelitian terhadap hampir 30.000 pria, mereka yang mengatakan ejakulasi lebih dari 21 kali sebulan rata-rata memiliki kemungkinan lebih rendah terkena kanker prostat selama hidup, dibandingkan dengan mereka yang ejakulasi empat hingga tujuh kali sebulan.

"Bercinta sebenarnya bukan hanya untuk kesenangan semata. Ada berbagai macam manfaat kesehatan yang diperoleh dari bercinta, dan bercinta secara teratur akan jauh lebih baik manfaatnya," tutur Nazario.

Mengutip detikcom, salah satu manfaatnya terungkap dalam sebuah penelitian yang mengatakan pria yang berhubungan seks lebih dari dua kali seminggu memiliki risiko serangan jantung yang lebih rendah dibanding pria yang berhubungan seks kurang dari sekali dalam sebulan.

[Gambas:Video 20detik]

(rdn/rdn)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda