Jakarta -
Puasa di
bulan Ramadhan adalah bagian dari ibadah. Tanpa disadari, puasa juga memberi dampak positif pada kesehatan, salah satunya
menurunkan berat badan, Bun.
Menurut ketua PERGIZI Pangan Indonesia, Prof. Hardinsyah, MS, Ph.D, puasa dapat memperbaiki kadar lemak darah dan menurunkan berat badan pada orang sehat atau obesitas. Dalam beberapa penelitian, penurunan berat badan paling banyak terjadi pada populasi di Asia terutama saat bulan Ramadhan.
"Puasa itu selalu menurunkan berat badan bagi orang yang gemuk, tapi tidak bagi yang kurus. Untuk yang beratnya normal, masih mungkin bisa menurunkan berat badan," kata pria yang akrab disapa Hardin ini dalam acara 'Media Briefing Gerakan Sosial Makan Bijak oleh Mylanta' di Eat and Eat, FX Sudirman, Jakarta Pusat, baru-baru ini.
Selain itu, puasa juga dapat menurunkan persentase lemak tubuh dari awal sampai akhir Ramadhan, khususnya bagi orang yang obesitas. Namun, penelitian tidak menunjukkan penurunan lemak tubuh pada orang yang berat badannya normal ya.
Penurunan berat badan saat puasa rata-rata 1,24 kg selama sebulan. Pada laki-laki, penurunan berat badan dan
lemak tubuh lebih cepat, bahkan bisa sampai 5 kg.
"Memang perempuan itu lemaknya lebih banyak dari laki-laki, jadi mungkin menguras lemak perempuan butuh waktu lama. Maka sangat dianjurkan untuk melakukan puasa Syawal agar proses pembersihan lemak bisa lebih cepat," ujar Hardin.
Penurunan drastis biasanya terjadi pada minggu terakhir puasa, Bun. Penyebabnya, tubuh sudah mulai menyesuaikan pola metabolisme makanan khususnya di sepuluh hari terakhir puasa.
"Di sepuluh hari terakhir puasa penurunan lebih cepat karena perubahan perilaku yang berpengaruh pada metabolisme tubuh," tutur Hardin.
Meski begitu, Bunda tetap harus menjaga pola makan setelah berpuasa ya. Karena menurut Hardin, masa kritis kenaikan berat badan justru terjadi saat Hari Raya.
"Sebaiknya kendalikan diri untuk mengonsumsi makanan saat lebaran. Lebih baik lagi jalani puasa Syawal seperti ketentuan di agama. Jangan sampai
manfaat puasa terasa sia-sia bagi kesehatan terutama
penurunan berat badan," ujar Hardin.
[Gambas:Video 20detik]
(ank/rdn)