Jakarta -
Sebagian Bunda merasa kelelahan setelah 'ehem' sama Ayah. Ada yang memilih langsung tidur tanpa
membersihkan tubuh terlebih dulu. Lalu, apakah hal tersebut berbahaya untuk kesehatan
organ intim Bunda?
Menurut penjelasan
multi-certified sex educator asal Los Angeles, Anne Hodder, mandi setelah berhubungan seksual tidak sepenuhnya benar. "Tidak ada alasan medis yang saya ketahui mengapa seseorang harus rutin membersihkan tubuh secara khusus setelah berhubungan seks," ungkapnya dikutip dari
Health Line.
Namun, butuh membersihkan tubuh atau tidak tergantung dengan kondisi tubuh selama 'ehem' berlangsung. Kalau memang berpotensi menimbulkan infeksi di area pribadi, sebaiknya memang langsung dibersihkan ya, Bun.
Pada umumnya hal itu tidak perlu dikhawatirkan. Sebab, menurut penjelasan Holder, vagina mampu membersihkan 'dirinya' sendiri setelah berhubungan seks. Bahkan jika terdapat sisa sperma di dalamnya.
"Jangan pernah gunakan produk yang mengklaim dapat 'membersihkan' vagina atau vulva terutama tanpa pembasahan. Vagina adalah mesin biologis yang indah, dan sama sekali tidak ada alasan mengganggu
microbiome di dalamnya dengan sabun, semprotan, atau produk lainnya," tegas Hodder.
Tapi kalau saat bulan Ramadhan seperti saat ini, tentu saja Bunda butuh mandi dan membersihkan diri ya. Disarankan untuk mandi junub sesegera mungkin, sebelum fajar tiba.
Hal itu berkaitan dengan salah satu syarat wajib puasa, yang mewajibkan tubuh dalam kondisi bersih dari hadast besar. Sedangkan salah satu pokok dalam praktik bersuci adalah mandi
janabah untuk Bunda yang masih dalam keadaan junub.
Melansir laman
NU Online, seseorang disebut junub setelah mengalami satu dari dua hal. Pertama, telah keluar mani dari alat kelamin Ayah atau Bunda baik karena mimpi basah, mempermainkannya, atau gairah yang ditimbulkan penglihatan maupun pikiran.
Kedua, jimak atau berhubungan seksual meski tidak mengeluarkan mani, Bun. Mandi
janabah atau biasa disebut mandi junub ini sangat penting dilakukan karena menyangkut ibadah lainnya. Terutama salat dan puasa Ramadhan.
Niat dan tata cara mandi junub/ Foto: iStock |
Lalu, bagaimana cara mandi junub yang benar? Setidaknya, ada dua rukun yang wajib dilakukan terlebih dulu. Pertama, niat yang diungkapkan secara sengaja dalam hati atau diucap secara lisan. Kalau menurut madzab Syafi'i, niat harus dilakukan bersamaan dengan saat air pertama kali disiramkan ke tubuh.
Sedangkan untuk niat yang bisa dibaca saat mandi junub, Bunda bisa melafalkan bacaan berikut ini:
Nawaitul ghusla liraf'il hadatsil akbari minaljinnati fardhal lillahi ta'ala.Artinya, "Aku niat mandi untuk menghilangkan hadats besar dari
janabah, fardhu karena Allah ta'ala."
Setelah itu, mengguyur seluruh tubuh bagian luar tak terkecuali rambut dan bulu-bulunya. Pastikan air harus mengalir sampai ke kulit dalam dan pangkal rambut atau bulu ya, Bun. Sampai dipastikan tubuh benar-benar bersih dari najis.
Berbeda dengan Imam al-Ghazali dalam Bidayatul Hidayah menjelaskan bahwa mandi junub harus diawali dengan membasuh tangan terlebih dahulu hingga tiga kali.
Baru setelah itu membersihkan kotoran atau najis yang menempel di tubuh kita. Dilanjutkan dengan berwudu sebagaimana wudu hendak salat bersama dengan doanya. Lalu terakhir, mulailah mandi junub dengan mengguyur kepala sampai tiga kali bersamaan dengan
niat menghilangkan hadast dari
janabah.
Cara mandinya, mengguyur badan sebelah kanan hingga tiga kali, kemudian bagian badan sebelah kiri hingga tiga kali. Jangan lupa menggosok tubuh bagian depan dan belakang sebanyak tiga kali juga. Disertai dengan membersihkan sela-sela rambut. Pastikan air mengalir ke lipatan kulit dan pangkal paha ya, Bunda.
Namun ingat, Bun, sebaiknya hindarkan tangan dari menyentuh
kemaluan. Kalau tersentuh, berwudu lagi ya.
(rap/rdn)