Jakarta -
Perjuangan
Ani Yudhoyono melawan kanker darah usai sudah. Hari ini, Sabtu (1/6/2019) Ani menghembuskan napas terakhir pada pukul 11.50 waktu Singapura.
Istri Presiden ke-6 RI,
Susilo Bambang Yudhoyono ini mulai mendapatkan perawatan di National University Hospital sejak pertengahan Februari lalu. Setelah hampir empat bulan bertekad sembuh, akhirnya Ani harus berpulang dalam usia 67 tahun.
Kesedihan mendalam dirasakan orang-orang terdekatnya. Apalagi, Ani merupakan sosok istri dan ibu yang perhatian pada keluarganya. Demikian pula dengan keempat cucu yang sangat dekat dengannya.
Sang menantu pertama, Annisa Pohan sejak kemarin memohon agar warganet membantu doa untuk mertuanya. Tak hanya itu, Annisa juga mengungkap karakter Ani semasa hidupnya.
Menurut Annisa, kebaikan dan karakter seseorang dapat dilihat dari mereka memperlakukan menantunya. Dan dia menegaskan kalau Ani merupakan satu dari sekian banyak orang-orang baik itu.
Banyak yang mengatakan ada keistimewaan tersendiri bagi mereka yang meninggal di akhir Ramadhan. Lalu, bagaimana sebenarnya pandangan Islam terkait hal ini?
Dijelaskan Ustaz Adi Hidayat LC, MA bahwa meninggal di waktu yang istimewa, ternyata tidak menjamin pertanda kebaikan. Misalnya, ketika seseorang meninggal di bulan Ramadhan.
"Waktu memang ada yang diistimewakan oleh Allah SWT, berbeda dengan waktu lainnya. Ada waktu harian seperti sepertiga malam, ada waktu bulanan, ada waktu tahunan, seperti Ramadhan, waktu Ramadhan banyak keistimewaan, jika amal saleh ditingkatkan maka pahala dilipatgandakan," jelas Ustaz Adi dikutip dari
detikcom.Semua itu tergantung pada masing-masing perbuatan dan amal ibadah orang tersebut semasa hidupnya, Bun. Menurut Ustaz Adi, manusia tak bisa berencana dan menentukan sendiri waktu kematiannya. Sehingga, hal itu tidak bisa menjadi patokan keistimewaannya.
"Maka ini diukur pada bagian yang kedua, sebaik apa amal soleh yang dia kerjakan, ini yang paling penting. Apa Anda bisa katakan jika ada orang fasik, kriminal misalnya meninggal di
bulan Ramadhan dia istimewa? Bahkan mungkin ada orang kafir meninggal saat bulan Ramadan. Apa ini menandakan dia baik dalam pandangan Allah? Belum tentu. Ukuran kebaikan itu, kapanpun dia meninggal kita tidak bisa menentukannya. Karena Allah mengatur sesuai ajalnya," terang Ustaz Adi lebih lengkap.
Hal tersebut senada dengan pandangan sebagian ulama yang diulas
Konsultasi Syariah, Bun. Amalan manusia yang dapat menghantarkannya ke surga adalah kebaikan semasa hidupnya. Waktu istimewa dan tempat yang mulia ketika berpulang ke rahmatullah tidak serta merta menyebabkan seseorang jadi mulia.
Seperti halnya sejarah Islam yang menyebut kalau dulunya Mekah dihuni orang musyrikin. Meskipun mereka tinggal di sana, bukan berarti mereka jadi lebih suci dan menjadi husnul khatimah saat meninggal dunia.
Begitu pula dengan orang-orang yang
meninggal di bulan Ramadhan, tidak bisa menjadi patokan sebagai ukuran husnul khatimah atau tidak.
Wallahualam ya, Bun.
[Gambas:Video 20detik]
(rap/rdn)