HaiBunda

MOM'S LIFE

#dearRiver, Belajar Berterima Kasih dengan Geriatri

Fauzan Mukrim   |   HaiBunda

Sabtu, 15 Jun 2019 13:04 WIB
Ilustrasi geriatri/ Foto: istock
Jakarta - #dearRiver,

Waktu ibumu mengandung Adik Rain, dia kelihatan lebih lemah dibanding ketika mengandung kamu dulu. Mungkin karena faktor usia juga. Kata dokter, semakin tua umur seorang ketika hamil, memang semakin tinggi risikonya. Ibumu berusia 37 tahun ketika mengandung Rain.

Alhamdulillah, selama hamil, tidak ada masalah besar. Dia hanya gampang kliyengan. Kadang kalau lagi jalan, tiba-tiba suka pusing. Tapi itu konon normal bagi ibu hamil.




Yang pasti, baik ketika hamil kamu atau adik Rain, ibumu banyak belajar hal baru. Menjalani kebiasaan baru, dan sebaliknya menghentikan kebiasaan-kebiasaan lamanya. Demi keselamatan dan kesehatan kalian di dalam perutnya.

Dia berhenti berlari dan membiarkan tubuhnya sedikit menggemuk. Dia berhenti makan yang pedas-pedas atau yang manis-manis. Katanya untuk menyiapkan air susu terbaik.

Tahun lalu, waktu kita mudik Lebaran ke rumah Nenek, Ayah melihat sebuah buku di lemari Nenek. Buku lama, tapi baru Ayah lihat ada di situ. Sepertinya Om Uce yang bawa. Judulnya "Pengantar Geriatri".

Ayah sebelumnya tidak tahu apa itu geriatri. Ayah pikir itu nama perempuan, dan buku itu tentang pengantar memahaminya. Barulah setelah membacanya sekilas, Ayah sedikit mengerti apayang dimaksud.

Geriatri (Geriatrics) adalah salah satu cabang ilmu kedokteran yang mempelajari keadaan fisiologis, penanganan, dan pencegahan penyakit yang berhubungan dengan orang-orang lanjut usia.

Kata geriatri berasal dari bahasaYunani, yaitu 'geron' yang berarti tua, dan 'iatreaia' yang berarti penanganan penyakit. Cabang pengetahuan ini tidak terlalu populer. Padahal, populasi lanjut usia (lansia) terus meningkat seiring membaiknya usia harapan hidup. Di Indonesia sendiri, lansia dikategorikan mereka yang berusia 60 tahun ke atas.

Jumlahnya, berdasarkan Profil Kesehatan Indonesia 2016 yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan, mencapai sekitar 22,5 juta jiwa. Dengan pengkategorian itu, kelompok usia ini juga disebut lebih rentan mengalami gangguan kesehatan dibanding kelompok usia lain.

Pamanmu Uce merasa perlu buku itu ada di rumah supaya kami semua bisa belajar, atau setidaknya ada pegangan. Nenek saat ini usianya sudah 69 tahun. Alhamdulillah masih sehat dan bisa beraktivitas. Tapi, tentu kami anak-anaknya tak boleh lengah. Geriatri perlu dipelajari karena tidak selalu berkaitan dengan pencegahan penyakit, tapi juga bagaimana membuat lansia merasa lebih nyaman menjalani hari tua.

Ilustrasi geruatri/ Foto: thinkstock


Misalnya, dengan memodifikasi beberapa hal untuk memudahkan mobilitas, seperti mengganti toilet jongkok dengan toilet duduk, memasang railing (pegangan) sebanyak mungkin di dinding, atau mengubah arah bukaan pintu kamar mandi menjadi seperti standar di Rumah Sakit. Di RS, pintu kamar mandi biasanya dibuka ke arah luar, bukan ke arah dalam seperti di rumah pada umumnya. Tentu itu ada alasannya.

Jika beruntung diberi karunia umur panjang, seorang lansia akan perlahan-lahan kembali seperti bayi. Mungkin ia akan jadi pelupa dan sering menceritakan hal yang sama berulang-ulang, mungkin juga akan jadi lebih sensitif, dan kita yang menemaninya harus bersiap untuk itu.

Tahun ini Ayah tidak mudik lebaran ke Bone. Kita ke Bandung karena sekarang giliran ibumu yang berlebaran dengan keluarga besarnya. Untungnya ada Om Uce dan Om Ari yang bisa pulang ke Bone, dan kemudian Om Iccang dan Om Fuad menyusul beberapa hari kemudian. Sehingga, Nenek tak perlu merasa kesepian. Adapun kita, cuma bisa video call setelah shalat Id. Nenek bilang kamu tambah besar, dan kemudian memamerkan hidangan apa yang ada di meja makan.

Ada opor ayam, ikan bakar, burasa, dan lain-lain. Semua hidangan lebaran yang Ayah rindukan ada di meja itu. Meja di mana kami sering makan bersama dari kecil, di dekat lemari buku yang ada buku tentang geriatri itu.



Mengingat itu semua, ada rasa sedih menyeruak. Melihat bagaimana ibumu menjaga kalian berdua sejak di dalam perut, seperti itulah Nenek kepadaku dulu. Ia mengorbankan banyak hal untukku. Seorang ibu menjaga anaknya dari sejak tulangnya sangat rapuh sampai menjadi keras.

Kemudian, ketika waktu bergulir, si anak tidak selalu bisa menjaga ibunya ketika tulang-tulang si ibu mulai merapuh. Ketika tubuhnya mulai membungkuk, dan kenangan mulai terbang satu per satu.

Fauzan Mukrim,

Ayah River dan Rain. Menulis seri buku #DearRiver dan Berjalan Jauh, juga sebuah novel Mencari Tepi Langit. Jurnalis di CNN Indonesia TV, dan sedang belajar membuat kue. IG: @mukrimfauzan

(rdn/rdn)

TOPIK TERKAIT

ARTIKEL TERKAIT

TERPOPULER

Keseruan Wendy Cagur dan Keluarga Liburan di Korea Selatan, Ini 5 Potretnya

Parenting Nadhifa Fitrina

Seberapa Besar Peluang Hamil Anak Kembar dari 1 Embrio Melalui IVF? Simak Kata Ahli

Kehamilan Annisa Aulia Rahim

Kenali Ciri Stadium Awal Kanker Payudara dari Kulit Tubuh, Termasuk Tampak seperti Jeruk

Menyusui Amrikh Palupi

Cara Diet Aktor Korea Yoon Si Yoon untuk Turunkan BB 5 Kg dalam 1 Hari

Mom's Life Arina Yulistara

Kenali Penyebab Hipertensi di Usia Muda & Cara Pencegahannya

Mom's Life dr. Bonita Effendi, Sp. P.D, BMedSc, M.Epid

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

Sunat Anak Laki-Laki: Usia yang Tepat, Estimasi Biaya, Manfaat, Risiko & Perawatannya

Kenali Ciri Stadium Awal Kanker Payudara dari Kulit Tubuh, Termasuk Tampak seperti Jeruk

Seberapa Besar Peluang Hamil Anak Kembar dari 1 Embrio Melalui IVF? Simak Kata Ahli

Keseruan Wendy Cagur dan Keluarga Liburan di Korea Selatan, Ini 5 Potretnya

Cara Diet Aktor Korea Yoon Si Yoon untuk Turunkan BB 5 Kg dalam 1 Hari

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK