Jakarta -
Ashanty kini tengah menjalani sidang atas kasus tuduhan wanprestasi. Dari kasus tersebut, Ashanty digugat hingga Rp 9,4 miliar. Dikutip dari
detikcom, Ashanty mengaku ia telah mendapat dukungan dari sang suami,
Anang Hermansyah.
Hal ini terbukti ketika Ashanty menjalani sidang kedua di Pengadilan Negeri Tangerang. Anang terlihat setia menemani istrinya menjalani sidang tersebut. Saat ditemui media, Anang membuktikan kalau ia bersedia datang menemani Ashanty.
Anang juga memberikan nasihat terkait kasus yang menyeret nama Ashanty.
"Saya bilang yang sabar, ikutin aturan tata tertibnya yang benar, jangan bicara di luar konteks. Harus tenang, ya jangan gugup, ya semua pasti bisa bicara dan berdoa lah itu penting saya bilang," kata Anang.
Ashanty pun telah menjalankan persidangan sesuai dengan aturan hukum yang berlaku. Kini Ashanty dan Martin Partiwi (penggugat) diarahkan untuk menjalankan mediasi dengan membuat proposal.
 Anang dan Ashanty/ Foto: Dok. Instagram |
Dalam pernikahan yang langgeng, kita melihat pasangan kita sebagai orang yang tepat pada saat kita membutuhkan. Menurut peneliti dan psikolog, Rob Pascale dan Lou Primavera Ph.D., dukungan sebenarnya dianggap sebagai bentuk cinta murni. Hal ini karena orang yang memberi dukungan melakukannya untuk
pasangan mereka dan bukan untuk diri mereka sendiri.
"Ada banyak cara pasangan bisa mendukung, tetapi yang paling penting adalah dukungan emosional. Mengetahui bahwa kita dapat mengandalkan pasangan kita untuk kenyamanan, keamanan, dan saran membuat kita merasa seperti kita tidak menghadapi masalah kita sendirian," tulis Pascale dan Primavera dikutip dari
Psychology Today.
Namun, Bunda dan Ayah perlu hati-hati. Sebab suami dan istri dapat memiliki gagasan yang sangat berbeda tentang arti dari mendukung secara emosional, dan bagaimana cara melakukannya. Istri umumnya lebih nyaman memberi dan menerima dukungan emosional, dan lebih mudah bagi mereka untuk berhubungan dengan masalah orang lain. Sebaliknya, suami kurang menghargai dukungan dan tidak mudah membicarakan masalah mereka.
"Mereka tidak nyaman dengan diskusi seperti itu, lebih suka menangani sendiri, atau tidak suka mengakui bahwa mereka membutuhkan bantuan . Mereka juga kurang peka terhadap kesusahan orang lain, termasuk
istri mereka, dan dengan demikian dapat terlihat tidak peka terhadap kebutuhan istri mereka," tulisnya.
(aci/som)