HaiBunda

MOM'S LIFE

Mengenal Keloid, Bekas Luka Tak Berbahaya Tapi Ganggu Penampilan

Melly Febrida   |   HaiBunda

Kamis, 08 Aug 2019 09:03 WIB
Ilustrasi keloid/ Foto: thinkstock
Jakarta - Luka di tubuh terkadang meninggalkan bekas yang mengganggu. Dalam beberapa kasus, bekas luka ini jadi menebal dan lebih besar ketimbang luka aslinya. Misalnya saja pada bekas jahitan operasi caesar sampai kalau diraba-raba terasa agak menonjol. Orang sering menyebutnya keloid.

Cynthia Cobb, perawat bersertifikat di bidang kesehatan, kecantikan, dan estetika, menjelaskan ketika kulit terluka, jaringan fibrosa yang disebut jaringan parut terbentuk di atas luka untuk memperbaiki dan melindungi cedera. Untuk beberapa kasus, jaringan parut tumbuh lebih banyak dalam bentuk yang halus dan keras. Inilah yang disebut keloid.




"Keloid memang tak berbahaya buat kesehatan hanya saja bisa mengganggu penampilan. Apalagi kalau letaknya di lokasi yang sangat terlihat seperti di wajah," kata Cobb melansir Health Line.

Menurut Cobb, jaringan parut keloid ini bisa terbentuk di area tubuh yang luas atau sendi, tetapi ini jarang terjadi, Bun. Ketika itu terjadi, jaringan parut yang mengeras dan kencang bisa membatasi gerakan.

Lantas, apa semua luka bisa menimbulkan keloid? Cobb mengatakan terkadang orang bingung membedakan keloid dengan jenis luka lain yang lebih umum yang disebut bekas luka hypertropik.

"Ini adalah bekas luka datar yang bisa berwarna dari merah muda hingga cokelat. Tidak seperti keloid, bekas luka hypertropik lebih kecil, dan mereka dapat hilang dengan sendirinya seiring waktu," papar Cobb.

Untuk bekas luka hypertropik, menurut Cobb ini bisa terjadi pada pria dan wanita. Kemudian, biasanya disebabkan cedera fisik atau kimia, seperti tindikan atau wewangian yang keras.

Bekas luka hypertropik di awal biasanya terasa gatal dan menyakitkan, tetapi gejalanya mereda begitu kulit sembuh. Begitu pula dengan keloid. Saat bekas luka yang terangkat ini tumbuh, mungkin akan menimbulkan rasa sakit atau gatal.

Ilustrasi keloid/ Foto: thinkstock
Sementara itu, American Academy of Dermatology (AAD) dalam situsnya menjelaskan, dalam kasus yang sangat jarang, keloid juga bisa terbentuk meski kulit tidak terluka. Ini disebut keloid spontan.

Butuh waktu beberapa lama untuk keloid untuk muncul. Setelah cedera, keloid muncul berbulan-bulan setelahnya. Tapi, ada juga yang terbentuk lebih cepat. Kalau sudah mulai terbentuk, keloid bisa membesar secara perlahan selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun.



Ukuran dan bentuk keloid juga bervariasi. Pada daun telinga, keloid bisa terlihat dengan massa yang bulat dan padat. Apabila keloid terbentuk di bahu atau dada, bekas luka yang terangkat cenderung menyebar ke seluruh kulit. Ini sering terlihat seperti cairan yang tumpah di kulit dan kemudian mengeras.

Bunda, simak juga dampak kebanyakan memakai skin care di video berikut.

(rdn/rdn)

TOPIK TERKAIT

ARTIKEL TERKAIT

TERPOPULER

7 Artis Perempuan Indonesia Berprestasi di Bidang Akademik, Sekolah hingga S3

Mom's Life Annisa Karnesyia

12 Cara Baru Mendiagnosis dan Mengobati Kanker, Termasuk Payudara

Menyusui Annisa Aulia Rahim

10 Resep Masakan untuk Anak 2 Tahun yang Susah Makan

Parenting Asri Ediyati

11 Penyebab Telat Haid Selain Hamil, Perhatikan Kenaikan Berat Badan Bun

Kehamilan Annisa Karnesyia

15 Kalimat yang Sering Digunakan Orang dengan EQ Rendah

Mom's Life Amira Salsabila

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

73 Lagu Rohani Kristen Terbaik dan Terpopuler, Penyembahan & Pujian Syukur

7 Artis Perempuan Indonesia Berprestasi di Bidang Akademik, Sekolah hingga S3

10 Resep Masakan untuk Anak 2 Tahun yang Susah Makan

12 Cara Baru Mendiagnosis dan Mengobati Kanker, Termasuk Payudara

11 Penyebab Telat Haid Selain Hamil, Perhatikan Kenaikan Berat Badan Bun

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK