Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

moms-life

Kesedihan Devi Permatasari Ditinggal Ibunda Selamanya

Annisa Karnesyia   |   HaiBunda

Rabu, 28 Aug 2019 14:30 WIB

Ditinggal pergi sang ibu untuk selamanya, Devi Permatasari mengenang pelajaran hidup yang diajarkan ibunya selama hidup.
Devi Permatasari/ Foto: Instagram @devips
Jakarta - Kabar duka datang dari artis sinetron Devi Permatasari. Sang ibu meninggal dunia karena kanker yang diidapnya.

Berita ini disampaikan Devi dalam akun Instagram miliknya. Wanita 45 tahun itu mengenang mendiang sang ibu sebagai orang penting yang mengajarkan banyak hal padanya.

"Bismillah, lewat mama Allah mengajarkan dewi keikhlasan. Lewat mama Allah mengajarkan dewi untuk hanya bergantung kepada Dia, karena hanya Dia tempat untuk bergantung. TAWAKALILLAH," tulis Devi.

Bagi Devi, ibunya adalah wanita kuat, Bun. Sang ibu telah mengajarkannya arti perjuangan lewat kanker yang diidapnya.

"Perjuangan panjang mama sudah mencapai ujung ya ma. Perempuan yang paling kuat yang pernah dewi tahu yang akhirnya menyerah dengan kanker. Bahagia di sana ya ma. Titip salam untuk papa. Doa dewi selalu untuk mama dan papa," sambungnya.

[Gambas:Instagram]

Sejak tahun lalu, Devi memang pernah mengabarkan kondisi sakit ibunya. Di antaranya saat sang ibu menjalani pengobatan kemoterapi.

Menghadapi kehilangan orang tercinta apalagi orang tua memang tidak pernah mudah. Melansir Fatherly, kejadian ini bukan cuma meninggalkan trauma, tapi juga mengubah anak secara biologis dan psikologis.

"Skenario terbaik yaitu jika kematian orang tua sudah diantisipasi, jadi keluarga bisa menyiapkan dan saling mendukung," kata psikiatri Dr.Nikole Benders-Hadi.

Devi Permatasari bersama mendiang ibunyaDevi Permatasari bersama mendiang ibunya/ Foto: dok. Instagram Devi Permatasari

American Psychological Association's Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders menyatakan gangguan kesehatan mental yang mungkin diterima anak setelah orang tuanya meninggal. Misalnya, perubahan emosi seperti kesedihan, marah, ketakutan, kehampaan, cemas, dan rasa bersalah.

Studi menyebut anak perempuan lebih sulit merespons kehilangan orang tua dibanding anak laki-laki. Sebab, anak laki-laki jarang menunjukkan perasaannya.

"Laki-laki jarang memperlihatkan emosi dan apa yang dirasakannya," ujar psikolog klinis, Carla Marie Manly.

Dalam studi yang sama, banyak orang melaporkan kehilangan ibu lebih menyedihkan, Bun. Alasannya, ibu dikenal sosok yang dekat dan memiliki ikatan dekat dengan anak-anaknya.

Simak juga quality time keluarga ala Nadia Mulya di video berikut ya, Bun.

[Gambas:Video Haibunda]

(ank/rdn)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda